judul gambar
HeadlinesKarangasem

Lereng Agung Dilanda Hujan Es, Atap Rumah Penduduk ‘Bergelontangan’

Karangasem, LenteraEsai.id – Sebuah peristiwa alam yang cukup langka yakni turunnya hujan es yang cukup lebat, terjadi di Desa Adat Bukit Galah, Kecamatan Selat di bagian lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali pada Selasa sore, 1 Februari 2022 sekitar pukul 15.30 Wita.

Bendesa Adat Bukit Galah I Putu Suyasa menyebutkan, fenomenya turunnya hujan lebat yang disertai butiran-butiran es batu tersebut, sempat mengagetkan warga sehubungan menimbulkan suara nyaring dan bergemuruh di atas genteng rumah milik penduduk.

“Awalnya turun hujan yang disertai timbulnya suara-suaran bagai adanya semacam kerikil yang berjatuhan di atas genteng. Namun begitu dicermati, ternyata menyertakan gumpalan-gumpalan es batu dalam ukuran beragam,” ucapnya.

Menurtut warga, gumpalan-gupalam es batu mulai dari sebesar biji jagung hingga buah kemiri itu menimbulkan suara ‘gelontangan’ yang terdengar nyaring di antara gemuruh turunnya hujan angin, terlebih pada bagian atap rumah penduduk yang terbuat dari lembaran-lembaran seng atau asbes.

Sementara merujuk dari data Badan Metereologi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, terungkap bahwa hujan es atau hail merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi dan termasuk ke dalam jenis cuaca ekstrem.

Adapun kejadian hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau musim pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Dapat dimungkinkan terjadi pada musim hujan dengan kondisi cuaca sama seperti masa transisi atau pancaroba.

Fenomena hujan es atau hail ini disebabkan adanya awan Cumulonimbus (CB). Pada awan ini terdapat tiga macam partikel, yaitu butir air, butir air super dingin, dan partikel es, sehingga hujan lebat yang masih berupa partikel padat baik es atau hail dapat terjadi tergantung dari pembentukan dan pertumbuhan awan Cumulonimbus.

Proses pembentukan es bisa terjadi bila ada pergerakan masa udara yang kuat. Adanya proses pergerakan massa udara naik dan turun yang sangat kuat, dikenal dengan istilah strong updraft and downdraft di dalam awan CB. Pergerakan massa udara naik (updraft) yang cukup kuat dapat membawa uap air naik hingga mencapai ketinggian di mana suhu udara menjadi sangat dingin hingga uap air membeku menjadi partikel es.

Partikel es dan partikel air super dingin akan bercampur dan teraduk-aduk akibat proses updraft dan downdraft hingga membentuk butiran es yang semakin membesar. Saat butiran es sudah terlalu besar, maka pergerakan massa udara naik tersebut tidak akan mampu lagi mengangkatnya sehingga butiran es akan jatuh ke permukaan bumi menjadi hail atau hujan es. Strong updraft di suatu daerah dapat terbentuk akibat adanya pemanasan matahari yang intens, pemanasannya sangat optimal/kuat, antara pagi hingga siang hari, serta dapat dipengaruhi oleh topografi suatu daerah.

Tingkat pembekuan yang rendah terjadi akibat adanya lapisan yang tingkat pembekuan yang lebih rendah, dikenal dengan istilah Lower Freezing Level. Pada fenomena hujan es/hail, lapisan tingkat pembekuan (freezing level) mempunyai kecenderungan turun lebih rendah dari ketinggian normalnya. Hal ini menyebabkan butiran es yang jatuh ke permukaan bumi tidak mencair sempurna. Lapisan tingkat pembekuan (freezing level) merupakan lapisan pada tinggian tertentu di atas permukaan bumi, di mana suhu udara bernilai nol derajat celsius di ketinggian.  (LE-KR)

Lenteraesai.id