judul gambar
DenpasarHeadlines

Galang Kerja Sama NGO, KUI Unud Selenggarakan Workshop dan Pengabdian di Hutan Bakau

Denpasar, LenteraEsai.id – Kantor Urusan International Universitas Udayana (KUI Unud) menjalin kerja sama dengan ‘New World Together’, sebuah nongovernment organization (NGO) bertaraf internasional. Jalinan kerja sama tersebut direalisasikan melalui penyelenggarakan kegiatan workshop dan pengabdian di hutan mangrove (bakau).

Koordinator KUI Unud Dr Eng Ir Ni Nyoman Pujianiki ST MT MEng IPM menjelaskan, kerja sama ini ditujukan untuk meningkatkan kepekaan civitas akademika Unud utamanya mahasiswa terhadap kelestarian dan kebersihan lingkungan.

“Workshop dan pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan mahasiswa asing dan lokal yang kuliah di Unud dari berbagai disiplin ilmu,” tutur Dosen FT Unud itu di sela-sela kegiatan workshop bertajuk ‘Pathway to achieve the sustainable transition globally’, di Kampus Unud Sudirman Denpasar, Jumat (8/4).

Kerusakan lingkungan akibat prilaku masyarakat yang tidak ramah, kata Dr Pujianiki, sebagai pertimbangan utama kerja sama tersebut. Contohnya, masyarakat masih terbiasa membuang sampah sembarangan sehingga perlu dilakukan sosialisasi bahwa kebiasaan jelek itu harus segera dihentikan.

Kalangan mahasiswa, lanjut Dr Pujianiki, diharapkan mampu menjadi pioneer atau relawan untuk menyadarkan masyarakat untuk mampu mengelola sampah secara baik sesuai dengan berbagai anjuran pemerintah. Anjuran yang dimaksud memilah sampah dari sumbernya, dan mengelolanya dengan tiga R (reuse, reduce, and recycle).

Dr Pujianika menyatakan gembira dengan antusiasme mahasiswa mengikuti kegiatan tersebut. Sementara itu, Mr Benjamin Casteillo, founder of New World Together (NTW) saat berbicara di hadapan peserta workshop menjelaskan pentingnya kolaborasi dalam menyelamatkan bumi dari kerusakan yang lebih parah. Perlu pendekatan multidisiplin dengan melibatkan kajian ilmu lingkungan, sosiologi, psikologi, antropologi, sejarah, evolusi biologi hingga spiritual.

“NTW memiliki visi mensejahterakan umat manusia dengan membangun harmonisasi antara manusia, alam, dan nilai-nilai universal. Misinya meningkatkan pengetahuan, alat dan pengalaman untuk mengkatalisasi evolusi menuju pembangunan berkelanjutan dan merata di seluruh dunia,” ucap pria berkebangsaan Prancis itu.

Mr Benjamin mengingatkan badan manusia terbentuk dari unsur-unsur alam, manusia sangat tergantung pada ketersediaan bahan makanan, air dan udara.

“Hal ini menunjukkan adanya interkoneksi di mana kita sangat tergantung pada lingkungan agar bisa hidup secara berkelanjutan,” katanya meyakinkan peserta workshop. Akan tetapi, prilaku manusia cenderung tidak terkontrol seperti konsumsi berlebihan terhadap sumberdaya alam, mengakibatkan kerusakan lingkungan, menimbulkan polusi (udara, tanah dan air), maupun perubahan iklim.

Perilaku lain yang tidak sejalan dengan semangat melestarikan alam di antaranya hostility (predator, persaingan, dan virus), scarcity atau kelangkaan (berkurangnya sumber daya alam yang vital bagi kehidupan masyarakat) dan separation (social rejection). “Separation artinya kita baru peduli terhadap lingkungan jika kita berkumpul, namun saat dalam kondisi terpisah satu sama lain, kepedulian itu melemah,” ujarnya.

Kegiatan tersebut diikuti sekitar 70 peserta dan dibuka Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unud Prof Dr Drh I Nyoman Suarsana MSi diwakili Koordinator KUI Unud Dr Pujianiki.

Dalam sambutannya, Prof I Nyoman Suarsana menegaskan kerusakan lingkungan di Indonesia dan Bali khususnya meningkat dari waktu ke
waktu. Kerusakan ini, katanya, dapat diakibatkan bencana alam dan juga aktivitas masyarakat.

Penurunan kualitas lingkungan akibat aktivitas masyarakat seharusnya dapat diantisipasi melalui peningkatan kepekaan masyarakat terhadap dampaknya dalam pembangunan. “Saat ini sudah ada kelangkaan sumber daya air, kepunahan flora dan fauna. Sadarilah semua itu akan berdampak pada kehidupan umat manusia,” ujar Prof Suarsana seperti yang dibacakan Dr Pujianiki.

Kegiatan workshop dan pengabdian kepada masyarakat itu dilaksanakan di dua tempat. Usai mengikuti workshop di Kantor KUI Unud, peserta melakukan bersih-bersih hutan bakau di Denpasar Selatan. Peserta yang umumnya mahasiswa asing itu sangat antusias membersihkan sampah-sampah yang bertebaran di hutan bakau.  (LE-DP)

Sumber: www.unud.ac.id 

Lenteraesai.id