Denpasar, LenteraEsai.id – Gubernur Bali Wayan Koster tampak menghadiri ‘Penandatangan Nota Kesepakatan Pemberian Insentif Jasa Pelabuhan Produk Ekspor Dari Bali untuk Peningkatan Aktivitas dan Efesiensi Logistik Angkutan Laut’ yang digelar di Benoa Cruise Terminal, Area Pelabuhan Benoa Denpasar, Jumat (28/2) pagi.
Penandatangan nota kesepakatan tersebut dilakukan Gubernur Bali bersama Direktur Operasi dan Komersial PT Pelindo III, Kepala Kantor Bea Cukai Denpasar dan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, disaksikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra.
Seremoni serangkaian kegiatan itu juga dilanjutkan dengan pelepasan kapal angkut peti kemas yang ditandai penekanan tombol sirine bersama oleh para pejabat, disertai sejumlah undangan VIP yang hadir.
Gubernur Bali mengatakan, kebijakan yang disepakati kali ini merupakan suatu inovasi baru di bidang transportasi dan menjadi suatu program pendukung infrastruktur darat, laut dan udara yang tengah dibangun secara terintegrasi dan terkoneksi.
Selama ini manajemen yang dilakukan belum sepenuhnya terintegrasi, namun masih bersifat parsial, berjalan sendiri-sendiri. Hal ini antara lain mengakibatkan inefisiensi di dalam operasional transportasi.
“Sejak lama transpostasi kita dominan melalui jalur darat, seperti kita lihat angkutan logistik dari Jawa masuk ke Bali melalui jalur yang sangat rumit, banyak tikungan, naik turun plus macet di mana-mana. Di samping itu, beban dari kendaraan berupa truk-truk besar berakibat jalan di Bali menjadi cepat rusak. Ditambah resiko ketidak-tertiban dalam berkendara yang bisa menyebabkan kecelakaan, ” ujarnya.
Melihat kenyataan itu, lanjut Gubernur Koster, inovasi kebijakan yang mengoptimalkan peran Pelabuhan Benoa sebagai fasilitas transportasi laut, betul-betul pilihan yang sangat tepat.
Dikatakan, transportasi lewat laut tidak hanya mengurangi kemacetan, kecelakaan dan lebih efisien dalam pembiayaan, tetapi juga kenyamanan akan lebih terjaga baik. “Kapal-kapal banyak tersedia, contohnya keberangkatan logistik dari Surabaya ke Bali hanya butuh waktu satu hari. Ini menurut saya bisa dikelola dengan baik,” kata Gubernur Koster, menjelaskan.
Gubernur yang dikenal pekerja keras itu menyatakan sangat mendukung inovasi kebijakan yang baru pertama kalinya dilakukan di Indonesia, yang nantinya diharapkan bisa dikoordinasikan dengan provinsi lain guna melakukan langkah serupa.
“Kita harus memberikan pemahaman dan penyadaran bahwa sinergi itu penting guna efisiensi dan efektivitas secara manajemen. Tidak bisa lagi mengedepankan ego seperti yang selama ini banyak dipelihara, yang jadi penyebab utama negara ini menjdi tidak efisien. Terlebih sesama perusahaan milik negara. Sama-sama menjalankan misi untuk negara, untuk rakyat,” kata Gubernur Koster, menandaskan.
Menurutnya, Pelabuhan Benoa sangat mendukung kebutuhan akan ekspor produk dari Bali. Fungsi Pelabuhan Benoa tersebut harus secara sadar dpat dirancang sedemikian rupa.
“Bersama Bapak Menteri BUMN, Pelabuhan Benoa sedang kita canangkan, kita desain dengan sistem yang terintegrasi seluruhnya, sehingga menjadi aman dan nyaman sebagai fasilitas publik,” ujar Gubernur yang juga Ketua DPD PDI Perjungan Bali.
Dengan desain tertintegrasi, lanjut dia, akan menjadikan Benoa sebagai pelabuhan berkelas dunia. “Dan ini bagian dari upaya membangun infrastruktur darat, laut dan udara yang terintegrasi sesuai visi kami Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui program pembangunan semesta berencana, menuju Bali era Baru,” katanya, bersemangat.
“Menurut pandangan saya, sebagai salah satu destinasi pariwisata terbaik di dunia, Bali seharusnya memiliki standar fasilitas berkelas dunia untuk mendukung kepariwisataan, sektor logistiknya juga, sehingga Bali ini bisa betul-betul berperan. Tidak lagi terlihat lalai dalam kualitas infrastrukturnya. Sekarang saya gencar untuk (infrastruktur) itu, demi memberikan keamanan dan kenyamanan untuk layanan publik hingga pelayanan pariwisatanya.,” ucap Gubernur Koster.
Mantan anggota DPR RI tiga periode itu mengajak semua pihak untuk dapat mewujudkan mimpi bersama, yakni menjadikan Bali yang memiliki kualitas dan standar kelas dunia yang bisa bersaing dengan negara seperti Singapura.
“Singapura tidak lebih hebat, mestinya kita tidak kalah. Sekarang hanya soal komitmen saja, asal mau pasti bisa. Mari kita dukung penuh agar semua ini bisa berjalan dengan lancar,” ujar pria bergelar doktor jebolan ITB Bandung itu.
Sementara itu, Direktur Operasi dan Komersial PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Putut Sri Muljanto menyatakan, kegiatan yang merupakan kolaborasi apik antara Pelindo, Dinas Perhubungan dan Kantor Bea Cukai ini akan menunjang lagi laju ekspor barang dari Bali menuju pasar luar negeri.
“Semua stakeholder punya kepedulian yang sama untuk meningkatkan angka ekspor Provinsi Bali. Biarlah orang luar negeri banyak yang main ke Bali, namun sebaliknya produk yang dari Bali nantinya ke luar negeri,” ucapnya, menegaskan.
Putut menyebutkan, angkutan melalui laut selama ini terlihat belum banyak peminat, mengingat harganya belum kompetitif.
“Insentif yang kita berikan, membuat biaya angkut jadi berkurang hingga 30 persen, sehingga penggunaan jasa angkutan laut seperti peti kemas kita harapkan meningkat. Sebaliknya angkutan lewat jalur darat bisa berkurang,” ujarnya.
Menurut dia, imbasnya bisa kepada tingkat kepadatan di jalan darat, meningkatkan kenyaman dan mengurangi resiko kerusakan jalan hingga terjadinya kecelakaan.
“Kegiatan yang kita lakukan kali ini adalah bukti Pelindo hadir untuk mendukung pariwisata di Bali, juga untuk mendukung lancarnya arus angkutan melalui jalur laut, sesuai pencanangan Benoa sebagai Maritime Tourism Hub pemerintah pusat dan Provinsi Bali,” katanya, menambahkan. (LE-DP1)