HeadlinesPendidikan

Universitas Udayana dan Mahasiswa KKN PPM XXIX 2024 Gelar Pelatihan Bebras Computational Thinking

Denpasar, Lenteraesai.id – Agus Muliantara sebagai pemenang Hibah Program Udayana Mengabdi berkolaborasi dengan mahasiswa KKN PPM XXIX Universitas Udayana Tahun 2024 laksanakan program Implementasi Pembelajaran Bebras Computational Thinking (CT) di Desa Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.

Program Bebras ini bertujuan untuk memperkenalkan dan mengimplementasikan pembelajaran berbasis CT kepada siswa dan Guru SMPN 3 Marga di Desa Baru. CT merupakan sebuah teknik/konsep berfikir dalam memecahkan masalah secara logis dan terstruktur. Bebras mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan sistematis, serta melatih mereka dalam menghadapi berbagai persoalan dengan pendekatan yang terorganisir. Program ini  dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 5-8 Agustus 2024 di SMPN 3 Marga. Kegiatan ini diikuti secara antusias oleh siswa kelas VII – IX selama 3 hari dan dilanjutkan kepada guru SMPN 3, SDN 1 Baru, SDN 2 Baru pada hari ke-empat.

Menurut Agus yang juga merupakan Ketua Biro Bebras Universitas Udayana serta ketua pelaksanan program Internasional EASTEM di Universitas Udayana menyampaikan bahwa CT bukanlah hal yang baru. Umumnya siswa dan guru sudah melaksanakan pembelajaran CT  namun tidak menyadarinya. Sebagai salah satu contoh dalam menyelesaikan soal matematika siswa diminta menjabarkan langkah-langkah penyelesaian yang terstruktur. Oleh guru matematika, siswa biasanya diminta untuk menulis langkah-langkah tersebut dengan istilah diketahui-ditanya-jawab-kesimpulan. Hal ini sebenarnya merupakan kosnep CT, namun sering kali tidak disadari pentingnya konsep ini oleh siswa sehingga dalam permasalahan yang lain siswa sering kali mengabaikan langkah-langkah tersebut. Oleh karena itu dengan dilaksanakannya program ini diharapkan siswa dan guru semakin menyadari bahwa proses penyelesaian masalah yang efektif dan efisien dapat dilakukan menggunakan konsep Bebras CT.

Lebih lanjut Agus menuturkan terdapat 4 langkah dalam metode ini, yakni Dekomposisi, Abstraksi, Pengenalan Pola, dan Algoritma. Dalam dekomposisi, permasalahan yang ditemui awalnya dipecah-pecah menjadi permasalahan yang lebih kecil sehingga lebih mudah untuk dipecahkan. Kemudian dianalisa bagian-bagian mana saja yang bisa dihilangkan dan yang tetap dipertahankan. Inilah yang disebut abstraksi. Langkah berikutnya mengenali polanya agar dapat dibuat generalisasi dari solusi permasalahan tersebut. Sebagai akhir, langkah-langkah yang didapatkan tersebut dijadikan sebuah rangkaian tahapan terstruktur yang disebut algoritma. Konsep ini sebenarnya juga adalah konsep yang digunakan oleh programmer dalam memerintahkan komputer untuk melakukan tugas yang diinginkan. Konsep ini dapat menjadi pondasi bagi kemampuan berfikir informatika bagi siswa dan guru dimana mata pelajaran Informatika Kembali diajarkan kepada siswa SMP.

Dengan menggunakan modul yang telah dibuat sebelumnya, pada Senin, 5 Agustus dilaksanakan pelatihan untuk siswa kelas VII (kelas VIIA dan VIIB) yang diikuti oleh 52 siswa ini dipandu langsung oleh Agus dengan didampingi oleh mahasiswa KKN PPM Unud. Mahasiswa turut belajar cara menjelaskan konsep Bebras serta mentransfer ilmu mengenai computational thinking. Siswa kelas VII sangat antusias, dan beberapa menunjukkan ketertarikan besar untuk mempelajari lebih lanjut soal-soal Bebras.

Selanjutnya pada Selasa, 6 Agustus, pelatihan dilanjutkan untuk siswa kelas VIII yang diikuti oleh 20 siswa, dengan pendampingan dari mahasiswa KKN. Siswa kelas VIII juga menunjukkan antusiasme tinggi.

Pada hari ketiga, Rabu, 7 Agustus, pelatihan untuk siswa kelas IX diikuti oleh 23 siswa, dengan pendampingan dari mahasiswa KKN. Pelatihan ini disambut dengan semangat tinggi oleh para siswa, dan beberapa menunjukkan potensi besar dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal Bebras.

Kegiatan pelatihan untuk siswa kelas VII, VIII, dan IX dimulai dengan pretest selama 10 menit untuk mengukur pemahaman awal siswa tentang Bebras. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaparan materi dan pembahasan soal-soal pretest. Di akhir sesi, dilaksanakan posttest selama 10 menit untuk melihat peningkatan pemahaman siswa. Beberapa siswa menunjukkan potensi besar, dan ada peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest di semua kelas. Sebagai bentuk apresiasi, dalam setiap workshop untuk kelas VII, VIII, dan IX, disediakan hadiah berupa makanan ringan bagi siswa yang aktif menjawab soal. Siswa dengan nilai posttest tertinggi dan yang menunjukkan peningkatan signifikan mendapatkan hadiah khusus berupa alat tulis untuk mendukung pelajaran mereka.

Terakhir pada Kamis, 8 Agustus, Workshop khusus untuk para guru, dipandu oleh Agus yang juga merupakan Dosen Pembimbing lapangan KKN Unud Desa Baru 2024. Guru-guru tidak hanya diberikan gambaran umum tentang Bebras, tetapi juga materi dalam bentuk softcopy untuk memudahkan integrasi ke dalam kurikulum. Workshop ini penting karena SMP Negeri 3 Marga belum pernah memasukkan Bebras CT dalam kurikulum mereka, dan diharapkan para guru mulai menerapkan konsep ini di sekolah.

Perbekel Desa Baru I Made Suarjana dalam wawancara terpisah menyatakan, “Saya sangat mengapresiasi kegiatan Bebras ini karena merupakan program baru yang penting untuk dilaksanakan, baik di tingkat SMP maupun SD. Ini adalah ajang pembelajaran bagi anak-anak untuk berpikir positif, kritis, dan terstruktur dalam melaksanakan setiap kegiatan.”

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 3 Marga Ibu Risa Kusadi menyampaikan, “Ini merupakan suatu kehormatan bagi kami di SMP Negeri 3 Marga, mendapatkan pelatihan langsung dari pakar Bebras bersama Bapak Dosen. Anak-anak kami dilatih untuk berpikir secara computational, menyelesaikan masalah dengan pola-pola khusus. Saya berharap pelatihan ini mampu mengubah mindset anak-anak, agar mereka lebih terbuka dan memiliki wawasan yang luas.”

Perwakilan Guru SDN 1 Baru mengungkapkan, “Pemaparan materi Bebras sudah sangat baik dan memadai. Kami berharap dapat mengimplementasikan konsep ini di sekolah kami.”

“Meskipun baru pertama kali mendengar tentang Bebras, saya merasa ini adalah hal yang menarik dan penting untuk diimplementasikan di SD, terutama karena kami memiliki fasilitas komputer.” Imbuhnya perwakilan dari Guru SDN 2 Baru.

Dwita sebagai perwakilan mahasiswa KKN mengatakan “Kami sangat senang mendapatkan kesempatan untuk membantu dan melaksanakan program Bebras. Ini sangat berarti bagi kami, karena sebelum mengajar, kami harus mempelajari soal-soal Bebras terlebih dahulu. Harapan kami, materi Bebras akan bermanfaat baik untuk kami sebagai mahasiswa maupun untuk adik-adik di SMP Negeri 3 Marga.”

Dalam kesan dan pesannya siswa Kelas VII menyatakan, “Saya sangat senang belajar Bebras. Saya ingin melanjutkan sekolah di Universitas Udayana dan mengambil jurusan Informatika. Dilanjutkan dengan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Marga mengatakan, “Kegiatan Bebras sangat menyenangkan, saya senang mengikuti kegiatan ini bersama kakak-kakak dari Universitas Udayana dan mendapatkan banyak pengetahuan baru.” Diakhiri oleh perwakilan Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Marga menggungkapkan rasa senangnya, “Saya sangat senang karena mendapatkan pengetahuan baru dan pembelajaran yang menarik dari kakak-kakak Universitas Udayana.”

Di akhir acara, Agus Muliantara sebagai dosen Pembimbing lapangan KKN PPM Universitas Udayana yang juga sebagai pemenang hibah mengungkapkan ,”Saya sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN yang sangat membantu sehingga acara berjalan lancar. Terima kasih juga kepada Ibu Kepala SMP Negeri 3 Marga yang sudah meluangkan waktu untuk pelaksanaan ini. Antusiasme dari siswa sangat bagus, dan partisipasi guru-guru juga sangat mendukung. Partisipasi dari guru SD 1 dan SD 2 Baru juga sangat berarti, karena ini merupakan model pembelajaran yang penting untuk pengembangan pendidikan ke depan.”

Dengan selesainya pelatihan Bebras CT ini, diharapkan siswa nantinya dapat lebih peka dalam menganalisa permasalahan serta mampu mengimplementasikan konsep berfikir kritis dan sistematis ini dalam memecahkan permasalahan baik dalam pelajaran sekolah maupun permasalahan yang ditemui sehari-hari. Selain itu, diharapkan pula para guru segera mampu mengintegrasikan materi Bebras ke dalam materi pelajaran dan mampu memperkaya proses pembelajaran di sekolah.

Pewarta: Vika Jantika
Redaktur: Laurensius Molan

Lenteraesai.id