Denpasar, LenteraEsai.id – Wakil Gubernur Bali Prof Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) memberikan sambutan sekaligus membuka acara Seminar Hybrid Nasional The 5th National Tourism Student Championship 2022, bertempat di Auditorium Kampus IPB Internasional, Denpasar, pada Selasa (5/7).
Dalam kesempatan tersebut, Wagub Cok Ace khusus membicarakan pariwisata Bali yang Sustainable (berkelanjutan) dan Quality (berkualitas). Menurut Wagub yang juga merupakan Ketua PHRI Bali tersebut, Pariwisata Berkelanjutan adalah pariwisata yang tidak merusak Sumber Daya Bali. “Sumber Daya itu berupa Sumber Daya Alam, Manusia dan Kebudayaan, karena itu adalah modal utama kita dalam mengembangkan pariwisata,” ucapnya.
Berbicara tentang pariwisata yang berkualitas di hadapan peserta seminar yang mengusung tema ‘Achieving Sustainable Recovery and Resilient Tourism in The Post-Ccovid-19 World: Challenges and Opportunity’ itu, Wagub Cok Ace menuturkan bahwa pariwisata harus memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Dampak positif dalam hal ini bukan hanya materi namun juga dampak non-materi seperti kesejahteraan kepada masyarakat.
“Kita bicara pariwisata berkualitas bukan hanya untuk kalangan berduit, karena meskipun kita menggaet wisatawan berduit sebanyak-banyaknya, namun tidak bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar, akan percuma,” ujarnya, menandaskan.
Untuk itu, Wagub Cok Ace pun mengatakan bahwa kesejahteraan bisa diartikan edukasi dan kesehatan. “Kita fokuskan pada wisatawan yang bisa memberikan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat. Karena wisatawan dengan budget pas-pasan juga bisa memenuhi kriteria itu. Sementara materi tentu menjadi nilai plus,” imbuhnya.
Guna mendukung pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, Pemprov Bali melalui visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali dijelaskannya sudah melakukan berbagai langkah yang bisa dibagi menjadi dua yaitu Suprastruktur dan Infrastruktur. Suprastruktur yaitu peraturan yang dikeluarkan guna melindungi Bali. Sampai saat ini Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster sudah mengeluarkan 26 Perda dan 17 Pergub.
Infrastruktur meliputi pembangunan yang akan menunjang pemerataan pembangunan di Bali. Ada berbagai infrastruktur yang dibangun tersebar di Bali seperti Turyapada Tower di Buleleng, Penataan Kawasan Suci Besakih di Karangasem, Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung, serta tol Mengwitani-Gilimanuk dan shortcut menuju Bali Utara. “Semua infrastruktur dibangun agar penyebaran peta pariwisata bisa merata, tidak hanya di Bali Selatan,” imbuhnya, menegaskan.
Senada dengan Wagub Cok Ace, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang turut hadir, menyampaikan bahwa pariwisata berkualitas bukan hanya milik orang-orang berduit. Pariwisata berkualitas harus memberikan dampak kesejahteraan dan ketenangan bagi masyarakat sekitarnya.
“Saya mendapat laporan dari wisatawan di wilayah Kuta, jika dia dan anaknya tidak bisa tidur sampai jam 4 pagi karena ada music yang keras dari wisatawan yang menginap di salah satu vila terkenal. Jadi bisa dilihat, bukan hanya orang berduit yang bisa membawakan kenyamanan berwisata,” ungkap Menparekraf.
Sandiaga Uni juga mengatakan loading pariwisata Bali harus benar-benar merata, tidak hanya bertumpu di Bali Selatan. “Pariwisata yang berkualitas harus pariwisata untuk Bali secara keseluruhan, bukan hanya di salah satu kawasan saja,” katanya.
Seminar pagi itu juga menghadirkan pembicara seperti akademisi Universitas Udayana Prof Dr I Nyoman Darma Putra MLITT dan koki terkenal Ragil Imam Wibowo. (LE-DP1)