judul gambar
DenpasarHeadlines

Trisno Nugroho: Adanya Pandemi, Momen Transformasi Digital Makin Tidak Terbendung

Denpasar, LenteraEsai.id – Di Indonesia, potensi digitalisasi sangatlah tinggi bahkan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Indonesia adalah pasar besar dan potensial untuk menyerap arus digitalisasi, bahkan saat ini jumlah start up digital sudah sangat besar jumlahnya di Indonesia mencapai 2.196 start up dan 5 di antaranya adalah unicorn.

Indonesia sendiri menurut riset Mckensi disebut sebagai the fastest growing country in digital economy. Keberadaan start up digital tersebut diharapkan dapat memberikan multiplier effect pada pertumbuhan usaha UMKM yang semakin go digital.

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, pada acara Webinar bertajuk ‘Inovasi Pemasaran Bisnis di Era New Normal’, yang terselenggara berkat kerja sama antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provins Bali dan BCA, pada hari Rabu tanggal 11 November 2020.

Trisno Nugroho melanjutkan, dengan adanya pandemi Covid-19 maka momen transformasi digital semakin tidak terbendung dan tidak terhindarkan. Di tengah turunnya kinerja ekonomi, pergeseran interaksi antar manusia yang mengedepankan faktor cleanliness, healthy and safety, justru mempercepat integrasi ekonomi berbasis digital di Indonesia secara luas.

Hal ini akan menyebabkan peningkatan kebutuhan transaksi tanpa tatap muka berbasis online dan membutuhkan dukungan digital payment. Bank Indonesia telah merespon digitalisasi sistem pembayaran sejak Agustus 2019 dengan melaunching QRIS (QR Code Indonesian Standard) dan kini mendapat penghargaan dunia sebagai inovasi sistem pembayaran terbaik tahun 2020.

Adapun untuk wilayah Bali, per 6 November 2020, jumlah merchant yang sudah menerapkan digitalisasi pembayaran berbasis QRIS di Provinsi Bali tercatat sebanyak 152.377 merchant, atau meningkat 499% bila dibandingkan dengan jumlah merchant pada akhir tahun 2019 (ytd). Ekspansi jumlah merchant tersebut mampu meningkatkan penggunaan transaksi digital berbasis QRIS di masyarakat dengan jumlah transaksi lebih dari 60 ribu transaksi dengan nominal mencapai Rp 11,93 miliar pada akhir Agustus 2020 di mana 70% berasal dari transaksi pada usaha mikro, kecil dan menengah. Saat ini, wilayah Bali menjadi provinsi ke-8 dengan jumlah merchant terbesar di Indonesia dan hal ini diyakini akan terus meningkat terutama dalam tatanan hidup era baru saat ini.

Turunnya pengunjung wisatawan di wilayah Bali berdampak signifikan terhadap penurunan penjualan seluruh usaha UMKM di Bali. Oleh sebab itu, yang pertama harus dilakukan adalah pengenalan pemasaran digital dan strategi apa yang harus dilakukan dalam melakukan pemasaran digital agar dapat bertahan di tengah badai pandemi saat ini. Dalam hal ini, model bisnis QRIS yang menawarkan solusi offline to online diharapkan dapat mendukung geliat aktivitas pemasaran UMKM di Bali. Untuk itulah, tema strategi pemasaran digital diangkat menjadi fokus dalam webinar kali ini.

“Dalam hal digitalisasi, kita bisa mengambil pengalaman anak-anak muda yang sudah berhasil bertransformasi seperti narasumber kita pada hari ini yang berasal dari Cellular World dan Mitos Kopi. Melalui mereka kita dapat belajar mulai dari bagaimana mereka memulai transformasi dan dampak yang dirasakan pada usahanya saat ini,” ujarnya pada acara yang juga menghadirkan narasumber Malika Jiwaji (General Manager Cellular Word) dan Kevin Cassius (Owner Mitos Kopi).

Menurutnya, pemuda pemudi sebagai motor penggerak kebangkitan ekonomi adalah wujud nyata pahlawan masa kini. Webinar ini juga menjadi salah satu perwujudan rasa tanggung jawab sebagai pemuda pemudi dalam memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November lalu. Sebagai pemuda-pemudi masa kini, haruslah bersatu dan bangkit mewujudkan cita-cita para pahlawan pendahulu.

“Tidak lupa, apresiasi juga kami sampaikan kepada Bank BCA yang tanpa henti mengedukasi merchant dan user agar dapat bertransformasi secara digital serta menggunakan pembayaran digital. Sifat gotong-royong ini patut kita kedepankan menjadi modal kita bersama untuk bersama-sama menghadapi dan melewati pandemi Covid-19 ini dengan baik yang tentunya harapan kami hal ini dapat direplikasikan oleh seluruh UMKM dan generasi muda Bali ke lingkungan sekitarnya,” kata Trisno Nugroho pada acara yang dihadiri Welly Yandoko selaku Executive Vice President of Transaction Banking Partnership Solution Development Division BCA.

Di sisi lain, Trisno Nugroho menyebutkan pihaknya menyambut baik pelaksanaan Webinar kali ini dengan tema ‘Inovasi Pemasaran Bisnis di Era New Normal’, yang sangat relevan dengan kondisi ekonomi saat ini. Di mana di tengah pandemi ini, seluruh lapisan masyarakat terutama generasi milenial harus mampu beradaptasi dengan tatanan hidup baru serta mampu menciptakan inovasi-inovasi khususnya yang berbasis digital guna mendorong perekonomian agar dapat bangkit kembali.

Covid-19 telah menyebabkan perekonomian nasional mengalami kontraksi yang dalam, hingga Tw 3 2020 pertumbuhan ekonomi nasional tercatat terkontraksi hingga -3,49% (yoy). Adapun Bali menjadi provinsi yang paling terdampak dengan adanya Covid-19 ini. Selama tiga triwulan berturut-turut pada tahun 2020, perekonomian Bali terus mengalami kontraksi.

Tercatat pada Tw 3 perekonomian Bali terkontraksi hingga -12,28% (yoy) akibat turunnya kinerja pariwisata. Oleh sebab itu, diperlukan upaya untuk mengembalikan kinerja perekonomian kembali dengan mendorong mobilitas konsumsi masyarakat melalui inovasi-inovasi berbasis digital terutama bagi UMKM dan pengusaha muda yang menjadi penopang ekonomi di era new normal.

Dikatakannya, semua tentu sepakat bahwa ada potensi yang muncul di tengah pandemi Covid-19. Di tengah perlambatan ekonomi, ekonomi digital terus meningkat dan diproyeksikan tetap akan terus tumbuh. Potensi tersebut terlihat dari adanya peningkatan transaksi tanpa tatap muka (digital payment) serta adanya peningkatan dari offline to online.

Pada saat ini seluruh generasi terutama generasi milenial sudah sangat akrab dengan digitalisasi. Sebut saja berbagai e-commerce lokal hingga mancanegara, aplikasi sosial media, aplikasi jasa pembayaran, aplikasi ticketing, aplikasi hiburan, aplikasi logistik, investasi, aplikasi virtual meeting hingga aplikasi jual beli barang digital lainnya sudah sangat melekat di kalangan masyarakat saat ini. Penggunaannya pun terus meningkat, terutama di masa pandemi Covid-19 di mana seluruh pihak berubah menjadi digital demi menjaga social distancing dan physical distancing. (LE-DP)

Lenteraesai.id