judul gambar
AdvertorialDenpasarHeadlines

Akibat Covid-19, Pertumbuhan Ekonomi Bali Minus (1,14 %) pada Triwulan I Tahun 2020

Denpasar, LenteraEsai.id – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati berkesempatan menjadi narasumber pada web seminar  Institut Pariwisata Bali (IPB) Internasional dalam Webinar Series 4 ‘World Tourism Day 2020’ yang bertajuk New Era Tourism Order, yang diselenggarakan secara daring pada Sabtu (3/10).

Berbicara terkait pariwisata, kata Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace, Pulau Bali telah mendapat tempat tersendiri di mata industri pariwisata internasional. Keunikan pariwisata budaya Bali telah menarik perhatian dunia internaisional, dan hal tersebut dibuktikan dengan beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh Bali.

Meskipun sedang dilanda pandemi Cobid-19, Pulau Bali masih dipercaya sebagai destinasi favorit wisatawan mancanegara. Namun di sisi lain, pandemi Covid-19 membawa dampak yang signifikan bagi semua aspek kehidupan masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, maupun budaya.

Bali bukan satu-satunya yang mengalami tantangan ini. Seluruh dunia juga menghadapi kesulitan yang sama. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I tahun 2020 minus (1,14 %), sedangkan pada triwulan II tahun 2020 perekonomian Bali menurun lebih dalam hingga minus (10,98%), ucapnya.

Pertumbuhan yang lambat ini, menurut Wagub, disebabkan oleh penurunan tajam pendapatan dari sektor utama Bali yaitu pariwisata. Jumlah wisatawan mancanegara di Bali telah menurun sejak awal pandemi hingga 99,97 persen pada Mei 2020.

Akibnatnya, lanjut Cok Ace, Bali mengalami kerugian sekitar 9,7 triliun rupiah setiap bulan dari sektor pariwisata saja. Tidak hanya itu, berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja dan Sumber Daya Mineral Provinsi Bali per 25 Mei 2020, sebanyak 71.313 tenaga kerja sektor formal di-PHK dan 2.570 orang kehilangan pekerjaan.

Industri kreatif merupakan sektor ekonomi yang sedang berkembang di Indonesia yang dianggap sebagai industri paling menguntungkan secara nasional melalui peningkatan nilai tambah produk sebagai hasil kreativitas dan inovasi seseorang.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencatat, industri kreatif memberikan kontribusi sekitar Rp 989 triliun pada PDB nasional 2017 atau sekitar 7,28 persen. Kontribusi sektor ini sebenarnya terus meningkat, di mana pada tahun 2017 tumbuh 5,07 persen. Selain itu, industri kreatif menyediakan 17,7 juta lapangan kerja atau sekitar 14,61 persen dari angka penyerapan tenaga kerja nasional.

Pekerja industri kreatif rata-rata menerima gaji 2,23 juta rupiah. “Melihat potensi yang luar biasa ini, saya sangat berharap Bali bisa menjadi yang terdepan di Indonesia dalam mengembangkan industri kreatif,” ucap Cok Ace, mengharapkan.

Ia menyebutkan bahwa Bali kaya akan seni dan budaya. Hal ini menjadikan Bali memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan sektor pariwisata dan industri kreatif. Secara nasional jumlah subsektor industri kreatif tertinggi adalah kuliner (41,47%), fashion (17,68%) dan kerajinan (14,99%).

Bali memiliki peluang yang menjanjikan untuk mengembangkan kuliner, fashion, seni rupa, dan seni pertunjukan. Misalnya, Ubud pernah mendapatkan penghargaan dari UNWTO sebagai Global Gastronomy Destination pada tahun 2019. Selain terkenal dengan mahakarya seninya seperti lukisan dan tari tradisional, Ubud ternyata juga memiliki potensi kuliner lokal, kata penglingsir Puri Ubud tersebut.

Namun demikian, lanjutnya, pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan konsumsi dan produksi produk kreatif dan berdampak negatif pada 98 persen pekerja industri kreatif. Ini memang sangat disayangkan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen mendukung langkah-langkah yang diperlukan untuk pemulihan perekonomian Bali, termasuk sektor industri kreatif.

Secara umum, Pemerintah Provinsi Bali melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebenarnya telah menyiapkan berbagai program dan bantuan yang ditujukan bagi masyarakat yang paling terdampak saat pandemi. Program ini dibagi menjadi dua bagian; Perlindungan Sosial dan Perlindungan Bisnis. Dalam Perlindungan Sosial, Program PEN memberikan beberapa bantuan untuk meringankan beban masyarakat yang paling rentan. Bantuan tersebut adalah: Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Langsung, Bantuan Tunai Sosial, Bantuan Langsung Tunai-Dana Desa, Program Kartu Pra Kerja, Bantuan Langsung Tunai untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, dan Subsidi Upah, katanya.

Dalam Perlindungan Usaha, pemerintah memberikan Program Subsidi Bunga untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Jaminan Kredit UMKM, Jaminan Kredit Korporasi, dan Penempatan Tunai Negara pada Bank Umum Mitra sebagai kebijakan pemulihan ekonomi nasional.

Program dukungan ini didedikasikan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi kita saat krisis, khususnya di Bali. Namun, program tersebut tidak diarahkan untuk meningkatkan daya saing ekonomi pascapandemi. “Ini adalah masalah penting yang perlu kita pertimbangkan mulai sekarang. Berbicara tentang pemberdayaan industri kreatif, saya ingin menyoroti 4 aspek penting, yaitu: Refulation Support, Human Resource Improvement, Capital Support, dan Market Accessibility Support,” katanya.

Pemerintah Provinsi Bali berkomitmen untuk memberikan dukungan kepada industri kreatif khususnya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, terutama bagi UMKM melalui dukungan regulasi seperti UU Gubernur No. 79/2018 dan UU Gubernur No. 99/2018 yang ditujukan untuk mendukung penggunaan dan konsumsi produk lokal Bali. Selain itu, saat terjadi pandemi, pemerintah juga mempermudah proses perizinan dan perizinan investasi di Bali guna mendongkrak perekonomian. Di sisi lain, peningkatan sumber daya manusia industri kreatif dilakukan melalui serangkaian pelatihan dan workshop sesuai dengan bidang yang dikembangkan masing-masing (kuliner, seni, fashion, dll). “Jika kualitas sumber daya manusia kita ditingkatkan maka produk kreatif juga akan jauh lebih baik dan memiliki nilai tambah yang lebih baik,” ujar Wagub.

Pada aspek dukungan permodalan selanjutnya, industri kreatif di Bali juga dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman dan modal. Ini merupakan bagian dari dukungan pemerintah dan lembaga keuangan bagi industri kreatif untuk mengembangkan dan memperluas industri. Terakhir, dukungan aksesibilitas pasar juga menjadi aspek penting dalam mengembangkan industri kreatif. Pemerintah menggagas berbagai program dan kampanye untuk membuka akses pasar seluas-luasnya. Pemerintah memberikan dukungan melalui berbagai jalur promosi, program pasar terjangkau, dan program pendukung lainnya seperti ‘Jalan-Jalan Bali’ atau ‘Explore Bali’ sebagai kampanye mengajak masyarakat menjelajahi keindahan Bali, sekaligus mendukung produk kreatif lokal di Bali.

Selain mengantisipasi dalam bidang ekonomi, Pemprov Bali juga telah melakukan berbagai upaya dalam meminimalisir perluasan dampak yang akan ditimbulkan oleh pandemi Covid-19 ini, yaitu di antaranya mengeluarjan berbagai Perda, baik yang mengatur terkait usaha pertanian lokal, pendisiplinan masyarakat terhadap pelarangan kerumunan dan pendisiplinan penggunaan masker. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya menekan kasus Covid-19 di Bali yang cenderung semakin meningkat, ucapnya.

Selanjutnya Wagub Cok Ace juga menyampaikan bahwa memang pemerintah tidak bisa memprediksi kapan pariwisata mancanegara akan kembali di buka. Hal tersebut masih melihat perkembangan kasus yang terjadi, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Namun, ia memastikan bahwa ke depan pariwisata Bali akan berbasis pada pariwisata quality, dengan tidak mengesampingkan quantity. Diharapkan quality dan quantity bisa berjalan beriringan.

Untuk itu, Wagub kini sedang gencar meminta para industri pariwisata mampu mempersiapkan protokol kesehatan secara matang pada setiap destinasi wisata yang ada di Bali. Selain itu dukungan masyarakat juga tidak kalah pentingnya, di mana masyarakat harus bisa menunjukan kepada dunia luar bahwa penerapan protokol kesehatan di masyarakat Bali dilakukan secara disiplin, ujar Cok Ace, menekankan.

Webinar tersebut juga tampak menghadirkan beberapa narasumber lain, seperti Fod and Travel Influencer Andre Wijaya Binarto, dan pihak Indonesia Leading Travel Writer ‘The Naked Travel’ Trinity Traveler  (LE-DP1)

Lenteraesai.id