BNPB: Hingga 10 April 2020, Bencana Hidrometeorologi Berjumlah 1.069 Kejadian

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Agus Wibowo pada Kegiatan Diskusi Pemanfaatan Data Earth Observation EO4SD dalam Mendukung RPJMN 2020-2024 (27/1) (Foto: Istimewa)

Jakarta, LenteraEsai.id – BNPB mencatat bencana hidrometeorologi masih sering terjadi hingga minggu kedua April 2020. Bencana alam di tengah pandemik Covid-19 tersebut diketahui menimbulkan dampak korban dan kerusakan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo melalui siaran tertulis kepada pers, Jumat (10/4) menyebutkan, data per 10 April 2020, total bencana berjumlah 1.069 kejadian.

Bacaan Lainnya

Dari jumlah itu, bencana hidrometeorologi masih tetap dominan, yaitu banjir sebanyak 388 kejadian, puting beliung 320, dan tanah longsor 243 kejadian. Sementara kejadian lain yang jumlahnya cukup tinggi, yaitu kebakaran hutan dan lahan sebanyak 109 kejadian.

Dari peristiwa bencana sebanhyak itu, tertatat telah mengakibatkan 150 orang meninggal dunia, 228 luka-luka dan lebih dari 180 ribu menderita, katanya, menjelaskan.

“Kerusakan yang ditimbulkan mencakup sektor perumahan, infrastruktur dan fasilitas umum lain. Total rumah rusak dengan tingkat kerusakan berbeda lebih dari 16 ribu, dengan rincian rusak berat 3.554 unit, rusak sedang 2.489 dan rusak ringan 10.331,” ujar Agus Wibowo. 

Berikut ini rincian jumlah kejadian bencana lain yang muncul pada awal Januari hingga awal April 2020, yakni gempa bumi 4 kejadian, letusan atau erupsi gunung api 2, gelombang pasang 2 dan kekeringan 1 kejadian.   

Berdasarkan sebaran kejadian bencana, Provinsi Jawa Tengah mengalami jumlah bencana tertinggi dengan 262 kejadian, disusul Jawa Barat 200, Jawa Timur 155, Aceh 78 dan Sulawesi Selatan 55 kejadian. 

Sementara itu, bencana hidrometeorologi berupa tanah longsor belakangan ini terjadi di Kelurahan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Kamis (9/4) lalu. Longsor menimbun 1 orang dan satu lainnya luka ringan. Di samping itu, dua unit sepeda motor dan jalan raya sepanjang 50 meter juga tertimbun longsor. 

Dijelaskan Agus, tanah longsor tersebut dipicu oleh intensitas hujan tinggi dan struktur tanah yang labil. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur telah melakukan penanganan darurat seperti kaji cepat dan pembersihan material longsor.

Sedangkan pandemik penyakit akibat SARS-CoV-2, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat per 9 April 2020, jumlah positif 3.293 kasus, meninggal dunia 280 jiwa dan pasien yang berhasil sembuh 252. Kasus tertinggi berada di Provinsi DKI Jakarta dengan 1.706 kasus. (LE-JK)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *