judul gambar
AdvertorialDenpasarHeadlines

Pakis Bali Gelar Pelatihan Tata Busana Adat Payas Bali di Denpasar

Denpasar, LenteraEsai.id – Pakis Bali menggelar pelatihan Tata Busana Adat Payas Utama dan Payas Madya pada Selasa (31/5), bertempat di Gedung Majelis Desa Adat (MDA) Denpasar. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Manggala Utama Pakis Bali, Ny Putri Suastini Koster.

Dalam sambutannya, Ny Putri Koster menyampaikan tugas Pakis Bali sangat berkaitan dengan adat, tradisi, seni dan budaya Bali. Karena saat ini Budaya Bali telah mulai kehilangan keaslian jati dirinya.

“Salah satunya adalah dalam hal tata rias pengantin Bali yang telah banyak mengalami moderinisasi dan modifikasi. Oleh karena itulah pelatihan tata busana adat payas utama dan payas madya ini dilakukan, untuk mengajegkan agem-ageman payas Bali agar tekek dan lestari,” ucapnya.

Lebih lanjut disampaikannya bahwa diperlukan payung hukum untuk mengatur tata payas Bali sebagai pedoman bagi praktisi payas Bali maupun perias profesional. Pakem-pakem payas yang ada di masing-masing daerah harus diinventarisir.

”Saat ini mayoritas masyarakat menggunakan payas agung Badung dan Denpasar, namun payas agung dari kabupaten lain juga bukanlah tidak menarik, hanya perlu diperkenalkan dan disosialisasikan kembali seperti payas ningrat Buleleng maupun payas pengantin Bali dari kabupaten yang lainnya,” ujar istri Gubernur Bali yang akrab dipanggil Bunda Putri.

Untuk mendukung hal tersebut, lanjutnya, juga perlu dibuatkan Fokus Group Discussion (FGD) guna membahas kelangsungan pakem payas Bali. Selanjutnya hasil dari FGD itu dapat dijadikan dasar dibuatnya aturan atau kebijakan untuk mengatur pakem payas tradisional Bali yang ada di masing-masing daerah di Bali.

Bunda Putri juga menyampaikan bahwa payas agung jangan dipakai sembarangan, harus sesuai dengan tempat dan waktunya. Payas yang dapat digunakan kapan saja adalah payas modern dan modifikasi. “Payas agung jangan terlalu jauh dimodifikasi dan dikreasikan hingga mengubah keasliannya, karena percayalah yang telah diwariskan oleh leluhur kita sudah sangat baik dan elegan. Simple, namun tetap menampilkan keeleganan perempuan Bali,” katanya.

“Payas Agung Bali juga jangan diobral. Itu merupakan sesuatu yang tenget yang tidak bisa digunakan di sembarang waktu dan tempat. Oleh sebab itu ke depannya Pemerintah Provinsi Bali akan membuat kebijakan yang akan mengatur tata titi agem payas tradisional Bali ini,” ungkapnya, menegaskan.

Turut hadir pada kegiatan itu, Bendesa Madya MDA Kota Denpasar AA Ketut Sudiana, yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa masyarakat Bali harus memelihara dan melestarikan payas utama dan payas madya Bali yang belakangan tampak semakin terpengaruh oleh budaya asing.

“Saat ini telah terjadi penjajahan budaya Bali oleh budaya asing. Jika kita tidak kuat mempertahankan identitas budaya kita, budaya asli Bali pasti akan hilang tergerus oleh budaya asing,” ujarnya, menandaskan.

Oleh sebab itu, kata Ketut Sudiana, Bunda Putri sebagai pendamping Gubernur Bali telah mengupayakan pelestarian budaya Bali, salah satunya adalah dengan melaksanakan pelatihan tata busana adat payas utama dan payas madya.

”Perjuangan Gubernur Bali serta Ny Putri Koster dalam mempertahankan kelestarian budaya Bali harus kita dukung bersama demi budaya Bali yang ajeg, metaksu dan bermartabat. Jika bukan kita yang melestarikan budaya Bali lalu siapa lagi yang akan melakukannya,” ujar Ketut Sudiana menutup sambutannya.  (LE-DP1)

Lenteraesai.id