judul gambar
DenpasarHeadlines

Bali Alami Inflasi pada Maret 2021

Denpasar, LenteraEsai.id – Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,52% (mtm) pada bulan Maret 2021. Inflasi terutama terjadi di dua kelompok barang, yaitu volatile food dan administered prices, dengan core inflation tercatat stabil.

Secara spasial, Kota Denpasar mengalami inflasi sebesar 0,47% (mtm), sedangkan Kota Singaraja mengalami inflasi sebesar 0,81% (mtm). Secara tahunan (yoy), Bali mengalami inflasi sebesar 0,84%, lebih rendah dibanding inflasi nasional yang sebesar 1,37%.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, di Denpasar, Kamis (1/4) mengatakan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 2,78% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan harga terlihat utamanya pada komoditas cabai rawit, daging ayam ras, tongkol diawetkan, dan bawang merah.

Peningkatan inflasi ini sejalan dengan naiknya permintaan berkaitan dengan datangnya Hari Raya Nyepi pada bulan Maret yang disertai oleh menurunnya pasokan tanaman hortikultura akibat curah hujan yang tinggi.

“Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,31% (mtm), terutama disebabkan oleh naiknya tarif angkutan udara dan komoditas rokok,” ungkapnya. Peningkatan tarif tiket pesawat udara sejalan dengan adanya long weekend di bulan Maret. Selanjutnya, peningkatan harga rokok disebabkan oleh naiknya cukai rokok dimulai pada bulan Februari 2021.  

Sementara itu, harga di kelompok core inflation relatif stabil dengan inflasi sebesar 0,04% (mtm). Peningkatan harga terlihat untuk komoditas popok bayi, sandal kulit, krim wajah, dan baju kaus, ucapnya.

Trisno Nugroho menjelaskan, Bank Indonesia menilai bahwa inflasi Bali sampai dengan bulan Maret masih dalam keadaan stabil dan terkendali. Namun demikian, berberapa komoditas seperti cabai rawit dan cabai merah masih menunjukkan trend kenaikan. Demikian juga harga daging babi yang masih tinggi.

Sementara itu, tibanya Hari Raya Galungan dan bulan Ramadhan yang jatuh di bulan April 2021, diprakirakan akan meningkatkan permintaan untuk bahan makanan dan canang sari. Menghadapi potensi tantangan tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terus melakukan kerja sama antardaerah, mengoptimalkan pemanfaatan mesin controlled atmosphere storage (CAS), dan mengimbau masyarakat untuk menanam cabai di pekarangan rumah, sekolah, dan lahan yang tidak terpakai.

Bank Indonesia juga terus mendorong pemanfaatan teknologi dalam pemasaran produk-produk pertanian (e-commerce) dan dalam produksi (digital farming), kata Trisno Nugroho, memaparkan.  (LE-DP) 

Lenteraesai.id