Amlapura, LenteraEsai.id – Terkait dengan anjloknya harga buah salak di pasaran pada musim panen berlimpah saat ini, membuat Bupati Karangasem I Gede Dana prihatin dengan kondisi tersebut.
“Saya sangat sedih dan prihatin melihat kondisi saat ini, karena harga salak di pasaran sangat murah, cukup jauh dari biasanya” kata Bupati Dana saat ditemui di Amlapura, Senin (8/3).
Ia menyebutkan, jika harga salak terus seperti ini, dikhawatirkan dapat membuat para petani salak enggan untuk berkebun lagi. Padahal, lanjut Bupati Dana, pihaknya sudah berencana untuk jangka panjang buah salak akan dikembangkan menjadi bahan dasar wine, kerupuk dan lain sebagainya.
Selain itu, pihaknya juga sudah merencanakan buah salak asli Karangasem akan dikemas khusus hingga nantinya bisa dijual lintas kabupaten atau provinsi, ujar Gede Dana yang baru beberapa pekan menjabat Bupati Karangasem.
“Tapi untuk saat ini, atau dalam waktu dekat ini, kami belum bisa berbuat apa-apa selain hanya mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menggunakan buah lokal terutama salak saat melaksanakan upacara keagamaan,” kata mantan Ketua DPRD Karangasem itu.
Bupati Dana menambahkan, dengan menggunakan buah lokal terutama buah salak, tentu dapat membantu para petani lokal Karangasem tetap bisa panen di tengah pandemi Covid-19 saat ini, yang dibangengi dengan anjloknya harga buah salak.
“Untuk saat ini hindari dulu membeli buah impor, lebih baik membeli buah lokal terutama saat upacara Pengerupukan dan Tilem Kesanga serangkaian Hari Raya Nyepi yang jatuh pada 14 Maret mendatang ,” ucap Bupati Dana, mengharapkan.
Seperti yang sudah diberitakan, harga salak di pasaran saat ini sangat murah, bahkan untuk salak yang ukurannya paling kecil dihargai Rp1.000 per kilogramnya, dari sebelumnya laku terjual pada kisaran Rp 5 sampai Rp 10 ribu per kg di pasaran.
Hal tersebut membuat beberapa petani di Karangasem enggan untuk memanen buah salak di kebunnya. Dikaitkan dengan cukup tingginya ongkos petik dan angkut, sejumlah petani kemudian memilik untuk membiarkan buah salaknya membusuk dan jatuh sendiri dari pohonnya. (LE-Jun)