Kompak Coblos Nomor 1, Semeton Karangasem Diimbau Tidak Pilih Pemimpin Karena ‘Jinah’ atau Sembako

Gede Dana mengadakan simakrama dengan puluhan Semeton Karangasem yang tinggal di Denpasar

Denpasar, LenteraEsai.id – Gelora dukungan untuk pasangan calon Bupati  dan Wakil Bupati Karangasem nomor urut 1 Gede Dana-Artha Dipa (Dana-Dipa) makin menguat. Hal ini terlihat ketika Gede Dana mengadakan simakrama dengan puluhan Semeton Karangasem yang tinggal di Denpasar, baru-baru ini.

Pada kesempatan itu, Ketua Tim Pemenangan Independen Paket Dana-Dipa, I Nengah Suadi menegaskan bahwa Karangasem sudah waktunya memiliki pemimpin yang dibutuhkan oleh rakyat. “Jadi jangan karena ‘jinah’ atau sembako, lantas memilih pemimpin yang tidak tepat. Kasihan Karangasem,” ujar Nengah Suadi di kawasan Penatih, Denpasar.

Bacaan Lainnya

Dia menyebutkan, dirinya bukanlah petugas partai, melainkan seorang independen yang sudah memutuskan untuk mendukung pasangan Dana-Dipa demi menuju Karangasem Era Baru. Pilihan sikap ini dinyatakan, sebab Nengah Suadi mengaku melihat beberapa tahun terakhir ini, tidak ada perkembangan berarti di Karangasem.

“Saat ini kita dalam masa perjuangan, dan setiap perjuangan selalu ada pengorbanan. Saya harapkan ada pengorbanan dengan tidak memilih pemimpin yang sodorkan ‘jinah’ atau sembako kepada kita. Fokuskan untuk memilih pemimpin yang dibutuhkan rakyat, karena saat ini banyak retorika berhubung dalam masa kampanye,” ujarnya.

Retorika yang belakangan berkembang, kata Nengah Suadi, antara lain mengenai akan segera dialirkannya air untuk warga di Kubu. “Ini tidak mudah. Ini sulit direalisasikan jika pemerintahan tidak mengacu satu jalur, mengingat butuh pembiayaan yang sangat besar, sedang PAD Karangasem terbilang kecil,” kata Suadi, menandaskan.

Pada kesempatan itu, calon Bupati Karangasem Gede Dana menyebutkan, dirinya memilih untuk ikut ‘bertarung’ pada Pilkada 9 Desember mendatang, semata-mata karena ingin membangun Karangasem yang lebih baik, dengan niat tulus, lurus dan fokus dalam upaya membangkitkan daerah yang tercinta.

“Karangasem harus lebih baik lagi, dan kalau saya tidak mengambil kesempatan maju kali ini, sungguh terlambat rasanya jika harus tega membiarkan Karangasem dalam kondisi terpuruk berlama-lama. Padahal ketika mengambil pilihan ini, saya mesti mengorbankan jabatan sebagai Ketua DPRD Karangasem yang mestinya saya emban hingga empat tahun mendatang,” kata Gede Dana mengawali orasi di hadapan puluhan warga yang antusias menyambutnya.

Pengorbanan ini dipilih Gede Dana, karena ingin membangun Karangasem agar memiliki masa depan yang lebih baik lagi. Ia merasa prihatin melihat 240 km jalan di Karangasem masih dalam kondisi rusak berat dan tidak ada upaya pemeliharaan sehubungan PAD yang minim.

Gede Dana sempat menyoroti soal kebocoran PAD, termasuk di sektor galian C.  Ia mengestimasikan, jika diasumsikan lalu lalang truk pengangkut pasir berjumlah 3.000 truk per hari, dengan retribusi Rp 125.000/truk, tentu akan diperoleh angka pendapatan Rp 135 miliar per tahun.

“Ini jika estimasi 3.000 truk, padahal kenyataannya sering melampaui itu jumlahnya hingga mencapai 4.000-an. Dan nyatanya selama ini, PAD dari galian C hanya Rp 22 miliar. Ini kebocoran luar biasa. Makanya saya bertekad maju karena ingin Karangasem terbebas dari kebocoran semacam ini. Dan saya tidak ada kepentingan. Saya bukan pengusaha, jadi niat saya memang lascarya sekala niskala membangun Karangasem,” tegas politisi kelahiran Datah, Abang, Karangasem itu.

Berikutnya, Gede Dana menyatakan jika terpilih menjadi Bupati Karangasem, dirinya ingin membangun perguruan tinggi negeri (PTN) di wilayah Tulamben. Karangasem perlu memiliki PTN mengingat setiap tahun ada 5.600 siswa yang lulus SMA/SMK. Jurusan yang direncanakan di PTN nantinya adalah pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Setiap bulan, ada uang berkisar Rp 1 miliar yang beredar keluar Karangasem untuk pembiayaan pendidikan ini. Coba kalau ada PTN di Karangasem, tentu uang ini beredar di warga kita sendiri, sehingga berkontribusi mendongkrak perekonomian warga. Selain itu, jika ada PTN di Karanasem, tentu ada geliat ekonomi seperti warung untuk anak mahasiswa, usaha kos, fotocopy dan lainnya. Ekonomi rakyat menjadi semakin hidup tentunya. Apalagi sudah ada tanah provinsi di Tulamben, jadi tepat rasanya membangun PTN di Karangasem. Astungkara, moga harapan ini terwujud,” ujar Gede Dana.  (LE-DP)

Pos terkait