Pasien Corona Dirawat, Diduga Tertular Anaknya Baru Datang dari Yunani

Pasien positif Corona asal Bangli Dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar

Gianyar, LenteraEsai.id – Seorang pasien asal Kabupaten Bangli yang terkonfirmasi positif corona, saat ini tengah dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar. Pasien tersebut sebelumnya sempat dirujuk dari Bangli ketika masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

Hal ini dibenarkan oleh Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Gianyar I Made Wisnu Wijaya ketika dikonfirmasi Jumat (10/4/2020).

Bacaan Lainnya

“Ketika dirujuk dari Bangli ke Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar, pasien tersebut masih berstatus pasien dalam pengawasan. Tapi setelah hasil lab keluar dengan menyatakan yang bersangkutan positif Covid-19, langsung dirawat inap di ruang isolasi RSUD Sanjiwani Gianyar,” ujar Wisnu Wijaya yang juga menjabat sebagai Sekda Kabupaten Gianyar tersebut.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, pasien dengan inisial Ni Nyoman K ini berasal dari Desa Belanga, Kintamani Bangli. Ibu ini mengalami gejala terinfeksi virus Covid-19 dan sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Bangli, lanjut dirujuk ke RSU Sanjwinai Gianyar.

Pasien ini disebutkan sempat mengalami batuk-batuk, muntah dan pusing. Setelah dilakukan swab test, yang bersangkutan dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19.

Ibu ini diduga terpapar dari anaknya, I Komang AR yang seorang pekerja migran Indonesia (PMI) yang baru datang dari tempatnya mencari nafkah di Yunani. Dalam perjalanan pulang ke Bali, ia diketahui sempat transit di Dubai.

Komang Ar sendiri sudah pernah menjalani rapid test dan dinyatakan positif, sehingga harus menjalani karantina mandiri di rumahnya. Sehubungan dengan itu, seluruh anggota keluarga Komang Ar pun kini harus menjalani rapid test, namun bersyukur hasilnya negatif.

“Mengantisipasi terjadinya penyebaran, kini seluruh anggota keluarga si pasien sudah langsung dikarantina. Mereka kami karantina di Bedulu Blahbatuh yang disiapkan Pemkab Gianyar. Pasien ini diduga terpapar dari anaknya yang seorang PMI,” ujarnya.

Penyebaran virus Covid 19 dari PMI yang baru datang dari luar negeri inipun membuat pihak keluara PMI dan masyarakat semakin was-was. Karena banyak PMI yang sudah menjalani karantina mandiri selama 14 hari di rumah, menyusul mengalami kondisi fisik yang drop.

Pihak keluarga PMI pun was-was, karena saat datang dari luar negeri mereka cukup hanya menyodorkan keterangan sehat dari negara asal kedatangan, lalu diperbolehkan pulang ke rumah.

Sebagaimana halnya rasa was-was yang dirasakan oleh seorang ibu asal Banjar Bonbiyu, Desa Saba, Bahbatuah. Saat ditemui di depan ruang isolasi Covid 19 RSU Sanjiwani mengungkapkan bahwa anak perempuannya baru pulang dari Dubai. Saat pulang ke Bali hanya disarankan menjalani karantina mandiri di rumah, namun di hari ke-12, anaknya demam dan mengalami sesak nafas, sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

“Kini saya masih menunggu hasilnya apakah anak saya terpapar virus atau tidak. Anak saya sedang di ruang isolasi untuk menjalani pemeriksaan. Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa,” ujarnya dengan mimik wajah yang gelisah.

Sementara itu, di Desa Petulu, Ubud, Ni Ketut J, seorang ibu rumah tangga, terpaksa menahan rasa rindunya terhadap suami yang baru pulang dari kapal pesiar. Dengan pertimbangan dan berjaga-jaga demi keselamatan tiga anak yang masih kecil dan keluarga lainnya, sang suami terpaksa dikarantina di tempat terpisah.

“Saya tempatkan suami untuk tinggal sementara selama 14 hari di rumah kerabat yang kebetulan tidak ditempati. Anak-anak belum sempat ketemu bapaknya, karena begitu datang langsung saya ajak ke rumah kerabat,” kata Ketut J dengan sorot mata menerawang jauh. (LE-GN5)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *