Diklaim Pihak Lain, Tokoh Pedungan: Gubernur Koster yang Rekomendasi Tempat Melasti di Benoa

Upacara melaspas tempat melasti umat Hindu di Pelabuhan Benoa

Denpasar, LenteraEsai.id – Penataan ruang publik di kawasan Pelabuhan Benoa Denpasar, termasuk tempat melasti umat Hindu, belakangan ramai diwacanakan warga. Hal ini terkait ada pihak yang mengklaim bahwa berkat rekomendasi dan perjuangannya maka tempat melasti umat Hindu di kawasan Benoa dapat dibangun dengan tepat waktu.

“Tidak benar jika ada pihak yang menyebut telah mengeluarkan rekomendasi atau lainnya, agar tempat melasti umat Hindu dipercepat pembangunannya. Itu sama sekali tidak benar. Kami sudah sejak empat tahun silam memperjuangkan adanya tempat melasti bagi umat Hindu di Benoa, namun selalu gagal. Dan akhirnya pada kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster, baru kami mendapat respon baik. Beliau mengeluarkan rekomendasi tahun 2019, sehingga pembangunan tempat melasti umat Hindu dapat dipercepat dengan tujuan mengejar agar warga dapat melakukan melasti pada tahun baru Caka tahun ini,” ujar Gusti Putu Budiarta selaku Bendesa Adat Pedungan, ketika dikonfirmasi pada Kamis (9/4/2020) pagi.

Bacaan Lainnya

Gusti Budiarta yang juga Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali mengungkapkan, dahulu kala masyarakat setempat terbiasa melakukan melasti dan ritual ‘nganyud’ di Pantai Benoa. Ini sudah berjalan secara turun-temurun. Akan tetapi, sejak dibangun akses Pelabuhan Benoa dan jalan tol, mengakibatkan kegiatan ritual warga menjadi terhambat.

Berulang kali warga tanpa kenal lelah memperjuangkan agar tetap memiliki ‘genah’ pemelastian dan penganyudan, namun tak kunjung mendapat respon yang jelas. “Baru kemudian ketika Bali dipimpin oleh Wayan Koster, warga Pedungan mendapatkan sinyal positif untuk mewujudkan harapan yang bertahun-tahun diperjuangkannya,’ ujar Gusti Budiarta, menandaskan.

“Ya, bisa saya katakan hanya Gubernur Koster yang konkret memberikan rekomendasi dan turut memperjuangkan, sebagai wujud kepedulian beliau yang tinggi terhadap desa adat di Bali,” ujarnya seraya menambahkan Wali Kota Denpasar, Wawali Denpasar serta tokoh desa adat lain turut pula berkontribusi memberikan dukungan moril.

Bercermin dari kenyataan di lapangan seperti itu, Bendesa Adat Pedungan yang juga tokoh masyarakat di Bali bagian selatan, dengan tegas membantah jika kemudian ada pihak lain yang mengaku-ngaku telah memperjuangkan agar kawasan Pelabuhan Benoa secepatnya dapat dimanfaatkan kembali sebagai tempat melasti dan kegiatan ritual lainnya. “Tidak benar itu,” katanya, menegaskan. (LE-DP)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *