Gianyar, LenteraEsai.id – Sejak munculnya kasus kematian babi di beberapa daerah, Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Gianyar, Bali, terus melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah melakukan cek laboratorium atas sampel babi yang mati di Desa Kelusa, Kecamatan Payangan.
Berdasarkan keterangan resmi dari Distan Gianyar, hingga kini tercatat 80 ekor babi yang mati mendadak di daerah yang berjuluk kabupaten seni tersebut. Namun demikian, semua babi yang mati belum dapat dipastikan terserang virus ASF.
Berkaitan dengan itu, pihak Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Distan Gianyar, Kamis (6/2) siang melakukan sosialisasi di Desa Singakerta, Kecamatan Ubud. Ini merupakan sosialisasi rutin yang dilakukan sejak kasus kematian babi secara misterius merebak di Gianyar.
“Sosialiasi kami lakukan secara rutin, besok (Jumat) kami sosialisasi ke Desa Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati,” ujar Kabis Keswan Gianyar I Made Santiarka.
Santiarka mengungkapkan, sampai saat ini jumlah babi yang mati sudah mencapai 80 ekor. Namun, lanjut dia, pihaknya belum dapar memastikan hal tersebut dikarenakan virus ASF.
Bahkan, kata Santiarka, untuk kematian babi di Kelusa, pihaknya berani menegaskan negatif ASF. “Belum ada yang positif ASF. Dari hasil test, babi yang mati di Kelusa negatif ASF,” ujarnya, menjelaskan.
Dalam sosialisasinya, Santiarka menekankan berbagai hal. Seperti, melarang membuang babi mati misterius ke sungai atau ke tempat sembarangan. Babi yang mati, harus dikubur. Sementara untuk mengindari penyebaran penyakit, ia melarang warga menjual babi mati atau dalam kondisi sakit.
“Jika kandangnya kosong karena semua babinya telah mati secara misterius, untuk sementara jangan diisi dulu sebelum permasalahan ini diketahui secara lebih seksama, dan bisa dikendalikan,” ujar Santiarka, menekankan.
Soal babi mati yang dibuang sembarangan, Santiarka menyebutkan, astungkara sampai saat ini tidak ada laporan tentang adanya tindak membuang di tempat sembarangan, termasuk di saluran irigasi yang sempat diisukan warga.
Sementara kepada peternak yang babinya tidak terserang penyakit misterius kali ini, dia mengharapkan tetap mampu menjaga kebersihan kandang dan melakukan pengawasan ketat terhadap orang yang masuk-keluar kandang.
“Sebelum dan sesudah masuk kandang, mandi dulu serta menggunakan pakaian, sepatu dan peralatan lainnya yang sudah disemprot disinfektan. Jika babinya dijual, jagal dan peralatannya dilarang masuk kandang. Babi harus dikeluarkan dari kandang menggunakan peralatan sendiri. Semua peralatan yang digunakan harus disemprot disinfektan,” ujarnya, mengingatkan.
Ia menjelaskan bahwa penyakit ini tidak menular ke manusia. “Penyakit babi kali ini tidak bersifat penyakit zoologi, atau tidak menular ke manusia. Daging babi aman mengkonsumsi jika berasal dari hewan yang sehat dan dimasak sampai matang,” katanya. (LE-GN5)