judul gambar
AdvertorialBulelengHeadlines

Sebanyak 126 Penyuluh Bahasa Bali se-Kabupaten Buleleng Ikuti Sosialisasi

Buleleng, LenteraEsai.id – Sebanyak 126 penyuluh Bahasa Bali se-Kabupaten Buleleng mengikuti sosialisasi Dashboard Validasi Sensus Semesta Berencana Sumber Daya Bali Berbasis Desa Adat guna memastikan data yang telah terinput dalam sistem sudah valid dan benar serta sesuai dengan keadaan riil.

Sosialisasi yang digagas oleh Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Bali bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah Kabupaten Buleleng itu, berlangsung di Ruang Rapat Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Rabu (25/5).

Ditemui di sela-sela kegiatan, Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah Kabupaten Buleleng, Made Supartawan mengatakan kegiatan ini merupakan tindak lanjut di mana pendataannya sudah dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Desember 2021. Untuk di tahun 2022 dilaksanakan validasi guna memastikan data itu sudah benar atau valid.

“Bersyukur kita di Kabupaten Buleleng daya inputnya paling tinggi di Provinsi Bali. Meskipun ada beberapa desa yang belum maksimal dan sekarang kita akan mulai memvalidasinya kembali,” ungkapnya

Supartawan berharap dengan adanya sosialisasi ini agar para peserta mengikuti dengan serius, karena ini merupakan penggalian potensi desa adat sebagai basik dalam keajegan jagat Bali.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pengkajian Peraturan Brida Propinsi Bali, Ketut Wica secara teknis menjelaskan, hari ini dilakukan sosialisasi terkait pendalaman muatan masing-masing dashboard daripada sistem validasi sensus desa adat kepada penyuluh Bahasa Bali se-Kabupaten Buleleng.

Ada beberapa data dalam sensus validasi, di antaranya identitas desa adat yang di dalamnya ada awig-awig, potensi, peguyuban/paiketan, krama maupun tamiu termasuk juga warisan budaya seperti pura akan dilakukan pendataan.

“Semua di desa adat kita lakukan pendataan. Sehingga betul-betul memiliki potensi data keseluruhan terkait desa adat yang nantinya dapat kita lihat pada dashboard sensus desa adat di Bali,” sambungnya.

Kabid Wica menekankan untuk mengecek kembali beberapa indikator dalam sensus ini. Kalau tidak sesuai indikator akan disempurnakan kembali. Pihaknya meminta kepada seluruh admin yang ada di desa untuk menyempurnakan hasil inputannya sehingga mendapatkan hasil yang valid.

“Data kami harapkan benar-benar valid agar pimpinan kita tidak salah dalam mengambil kebijakan. Sehingga penelitian ini harus betul-betul komprehensif yang berdasarkan data dan tidak diragukan kevalidannya,” ujarnya. (LE-BL1)

Lenteraesai.id