judul gambar
BulelengHeadlines

Pertanian Perlu Lebih Diintensifkan Guna Menopang PAD Buleleng

Singaraja, LenteraEsai.id – Lahan pertanian di Kabupaten Buleleng, Bali bagian utara terbilang cukup luas. Karenanya diharapkan dapat dipakai untuk mengembangkan beragam tanaman yang cukup prospektif guna pendongkrak roda ekonomi.

“Hal itulah yang kini menjadi fokus perhatian pemerintah kabupaten untuk dapat menopang pendapatan asli daerah (PAD),” kata Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra usai mengikuti kegiatan peringatan Hari Otonomi Daerah (HOD) secara daring, dari ruang rapat Kantor Bupati Buleleng di Singaraja, Senin (25/4).

Wakil Bupati Sutjidra mengatakan, dengan adanya otonomi, daerah diberikan kewenangan untuk menggali potensi PAD sebagai upaya peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat serta pembangunan daerah. “Dengan adanya pembangunan berarti ada kegiatan perekonomian yang melibatkan masyarakat, sehingga kesejahteraan mereka akan meningkat,” ujarnya.

Sutjidra menambahkan, pihaknya kini tengah fokus untuk menggali potensi dari sektor pertanian, sehubungan sektor pariwisata masih terganggu akibat pandemi Covid-19. “Memang sektor pertanian selama ini cukup kecil, sehingga mendatang akan lebih diintensifkan guna menopang PAD di Buleleng,” ucap Sutjidra.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri dalam arahannya yang dibacakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Suhajar Diantoro mengatakan, secara filosofis tujuan otonomi daerah adalah mencapai kemandirian fiskal dengan mendelegasikan sebagian kewenangan urusan kepemerintahan kepada masing-masing daerah.

Hal itu dapat dilakukan dengan menggali semua potensi sumberdaya yang dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, serta memacu terjadinya percepatan dan pemerataan pembangunan, ungkapnya.

Lanjut Sekjen Suhajar Diantoro menyebutkan, setelah 26 tahun berlalu, otonomi daerah telah memberikan dampak positif. Dibuktikan dengan adanya percepatan pembangunan yang diimbangi peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM), bertambahnya PAD dan kemampuan fiskal daerah.

Namun data juga menunjukkan filosofi dari otonomi daerah yang belum berjalan optimal. Berdasarkan data dari Dirjen Keuangan Daerah, masih ada beberapa daerah yang menggantungkan keuangannya dari pemerintah pusat melalui transfer ke daerah dan dana desa. “Kami mengimbau kepada daerah yang PAD-nya masih rendah agar melakukan terobosan dan inovasi untuk menggali potensi yang dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan PAD melebihi TKDD,” ujarnya, menekankan.

Adapun tema dalam peringatan Hari Otonomi Daerah (HOD) ke-26 yaitu ‘Dengan Semangat Otonomi Daerah Kita Wujudkan ASN yang Proaktif dan Berahlak dengan Membangun Sinergi Pusat dan Daerah Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas 2045’. Dalam puncak peringatan HOD juga diluncurkan dua inovasi yaitu Sistem Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (SILPPD) versi 1.1 dan Konsultasi Virtual Otonomi Daerah (KOVI OTDA).  (LE-BL) 

Lenteraesai.id