judul gambar
GianyarHeadlines

Getaran Magis Pura Goa Garba, Ada Batu Pijakan Kaki Kebo Iwa

Gianyar, LenteraEsai.id – Bangunan suci yang satu ini masih cukup terawat, meski usianya sudah tergolong tua. Bagian sudut dan ornamen-ornamen yang ada di dalamnya, begitu menyatu dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.

Tempat pemujaan yang memiliki getaran magis yang begitu kuat, dikenal dengan sebutan Pura Goa Garba, terletak di Banjar Sami Gunung, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Bali. Dalam catatan sejarah, pura diceritakan berdiri sejak tahun 1116 masehi.

Disebutkan pula bahwa pura itu pada awalnya adalah sebuah pesraman atau yang umum diartikan sebagai sekolah keagamaan atau bahkan kedigjayaan bagi putra-putri raja atau kaum bangsawan yang bertahta di wilayah Gianyar, Bali.

Jero mangku selaku pemimpin upacara di pura tersebut, yang lebih dikenal dengan panggilan Gung Aji, menceritakan, Pura Goa Garba adalah saksi bisu tokoh Kebo Iwa yang dilantik menjadi mahapatih di Kerajaan Bedahulu, Gianyar.

Diiceritakan, dahulu kala pada zaman Balingkang, Kebo Iwa ingin melamar menjadi seorang mahapatih, namun Raja Jaya Pangus meminta Kebo Iwa dapat menimba ilmu terlebih dahulu di Goa Garba.

“Setelah berhasil lulus di pesraman Goa Garba, baru kemudian Raja melantik Kebo Iwa menjadi seorang mahapatih di Bedahulu. Hal ini disimbolkan dengan batu yang berukuran besar yang konon batu tersebut adalah pijakan kaki Kebo Iwa,” ucap Gung Aji.

Di kompleks Pura Goa Garba teradapat beberapa arca yang telah ada sejak tahun 1116 masehi, di mana sampai saat ini masih terawat rapih. Selain menyimpan sejarah dan peninggalan yang telah ada sejak dahulu kala, pura ini juga terdapat tempat pelukatan yang konon bisa memberikan ‘tamba’ bagi pemedek yang memiliki sakit medis ataupun non medis (black magic).

“Terdapat tiga tempat pelukatan yang masing-masing memiliki fungsi yang sama, yaitu untuk membersihkan dan menyucikan pemedek yang nangkil dari kotoran sekala dan niskala,” ujarnya.

Di samping itu, lanjut Gung Aji, ketiga tempat pelukatan itu juga dapat memberikan ‘tamba’ atau obat bagi pemedek yang mengalami sakit medis ataupun non medis.

Gung Aji menyebutkan, selama ini Pura Goa Garba juga banyak didatangi oleh para pemangku, pedanda, hingga para rsi untuk nunas sebuah taksu. “Cukup banyak rsi dan pedanda yang datang untuk melukat dan juga nunas taksu di pura ini, karena dahulunya memang sebuah pesraman,” ucapnya.

Sebagai sebuah pesraman, tempat ini diyakini mampu memberikan taksu bagi setiap pemangku atau sulinggih yang memohonnya. “Astungkara, dengan nunas taksu di sini tidak sedikit telah menjadikan para rsi atau pedanda lebih baik dan memiliki sima dalam mengajarkan ilmu agama,” ujar Gung Aji, menjelaskan.

Jika pemedek ingin nangkil dan melukat ke Pura Goa Garba ini, kata Gung Aji, hendaklah mencari hari baik seperti Rahina Kajeng Kliwon atau Purnama dengan membawa sarana persembahyangan seperti pejati, canang sari dan dupa.

“Niscaya dari setiap permohonan yang tulus, pada akhirnya akan terkabulkan di pura ini, terlebih yang menyangkut tamba untuk berbagai jenis penyait, serta taksu bagi para pemangku dan sulinggih yang terjun di bidang ilmu agama dan kerohanian,” ucapnya, menuturkan.  (LE-GA)

Lenteraesai.id