Karangasem, LenteraEsai.id – Ikan hiu paus tutul yang terdampar di Pantai Candidasa, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem pada Minggu (6/12/2020) pagi, sempat mau dipotong-potong atau direcah oleh warga setempat.
Beberapa warga sempat berkeinginan merecah diambil dagingnya untuk dibuat minyak, namun keburu datang aparatur desa dan kepolisian yang melarangnya.
“Tadi memang sempat ada warga yang mau memotong-motong untuk diambil dagingnya dijadikan minyak, namun kami melarangnya,” kata Kepala Dusun Samuh Candidasa Ni Nyoman Citera Darma Wijayanti di tempat kejadian.
Kadus Wijayanti menyebutkan, pihaknya melakukan pelarangan sehubungan ikan hiu paus tutul atau totol tersebut, tergolong jenis satwa yang dilindungi undang-undang.
“Karena satwa yang dilindungi, jadi tidak diperbolehkan untuk memotong dagingnya. Entar saya nanti yang disalahkan,” ujar Kadus Wijayanti di hadapan warga yang ramai mengerubuti bangkai ikan yang dari bagian mulutnya masih mengeluarkan darah tersebut.
Sehubungan dengan itu, Kadus wanita tersebut langsung menghubungi pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam( BKSDA) Karangasem untuk segera dapat dilakukan evakuasi dan penanganan lebih lanjut.
Tim BKSDA Karangasem yang menyusul tiba di tempat kejadian, tampak melakukan evakuasi terhadap binatang yang memiliki ukuran cukup panjang dan berat itu, bekerja sama dengan unsur Damkar, Polair dan dibantu oleh warga sekitar.
Setelah berhasil dievakuasi, bangkai hiu paus tersebut rencananya dikubur di pesisir Pantai Pasir Putih Kelodan Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, setelah sebelumnya dilakukan pemeriksaan secukupnya.
“Tadi saya sudah menghubungi aparatur di Desa Bugbug agar bisa dikubur di sana, karena di Pantai Candidasa ini pesisirnya berkerikil dan penuh bebatuan, jadi sulit untuk bisa dibuat lubang untuk mengubur ikan yang berukuran cukup panjang itu,” kata Kadus Wijayanti.
Setelah diukur, ikan tersebut terungkap memiliki panjang lebih dari 4 meter dengan berat yang diperkirakan lebih dari satu ton. (LE-Jun)
