Manggis, LenteraEsai.id – Keprihatinan atas kondisi Kabupaten Karangasem, di mana banyak potensi sumber daya dan kearifan lokalnya yang belum berhasil dibangkitkan, membuat seorang Gede Dana tergerak untuk maju mencalonkan diri sebagai bupati untuk daerah di belahan timur Pulau Bali itu.
Gede Dana yang sudah merelakan diri mundur sebagai Ketua DPRD Karangasem, ambil bagian dalam pertarungan politik pada Pilkada 2020 berpasangan dengan calon wakilnya, Artha Dipa, yang kemudian disebut paket Dana-Dipa.
Gede Dana yang juga selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Karangasem menyatakan, dirinya maju untuk menjadi Bupati Karangasem pada Pilkada Desember 2020, terdorong oleh rasa ingin mengabdikan dan mencari solusi untuk dapat memecahkan segala permasalahan yang selama ini terjadi di wilayah Bumi Lahar.
“Selama ini sudah banyak terjadi kebocoran, sehingga PAD terus menurun. Tahun 2015, PAD Karangasem sebesar Rp 243 miliar, tahun berikutnya turun menjadi Rp 233 miliar. Dan sekarang PAD Karangasem di angka Rp 160 miliar,” jelas Gede Dana pada acara kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem nomor urut 01, Gede Dana dan Artha Dipa (Dana-Dipa).
Kegiatan kampanye yang berlangsung di Wantilan Banjar Bakung, Desa dan Kecamatan Manggis, Karangasem pada Minggu sore, 4 Desember 2020 itu, juga tampak dihadiri Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali Wayan Koster dan sejumlah tokoh adat dan masyarakat di wilayah Manggis.
Tidak hanya PAD yang terus melorot, lanjut Gede Dana, namun tidak sedikit sumber mata anggaran yang belum tergarap dengan baik dan bahkan tidak tergapai. Melihat itu, ia mengaku telah membulatkan tekad untuk maju menuju kursi Karangasem-1, meski harus dengan menanggalkan kursi Ketua DPRD Karangasem.
“Jika saya jadi bupati, astungkara saya memiliki hubungan baik dengan provinsi karena satu jalur. Begitu juga dengan pusat, Pak Wayan Koster yang tiga periode jadi anggota DPR-RI, cukup luas hubungannya di pusat. Dengan satu jalur inilah, saya optimistis pembangunan di Karangasem tidak akan kekurangan anggaran. Jadi mohon dukungan satu jalur untuk memilih calon bupati nomor 01 pada Pilkada mendatang,” katanya di hadapan puluhan pendukungnya.
Menyinggung masalah PAD, Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali Wayan Koster mengatakan, apabila di suatu daerah APBD-nya menurun terus, maka hal ini dikarenakan pendapatan asli daerah atau PAD-nya juga turun.
“Kalau saya perhatikan, 4 tahun belakangan ini kemampuan pembangunan di Kabupaten Karangasem itu menurun. Baik menurun secara kuantitas maupun kualitas pembangunannya. Misalnya, pembangunan jalan, jangankan jalan baru yang dibuka, memelihara jalan yang sudah ada saja sulit dengan kemampuan anggaran yang sangat rendah,” ujarnya dengan nada prihatin.
Terkait dengan kondisi tersebut, maka di Karangasem perlu dipimpin oleh seseorang yang memiliki integritas, kemampuan, dedikasi, komitmen dan moralitas yang baik, serta siap ngayah untuk Gumi Bali. Siap bekerja fokus, tulus dan lurus. Pemimpin yang memiliki visi misi Nangun Sat Kertih Loka Bali, melalui Pembangunan Semesta Berencana menuju Karangasem Era Baru, kata Wayan Koster.
Wayan Koster yang kini juga menjabat Gubernur Bali menjelaskan, tugasnya pemimpin adalah menyelesaikan masalah, membangun dan mensejahterakan masyarakat. Hal inilah yang membuat pasangan Dana-Dipa perlu didukung menjadi pemimpin di Karangasem, agar permasalahan dan kesejahteraan warga meningkat.
“Kalau memang pemimpinnya benar, maka pilihlah dia dengan benar pada tanggal 9 Desember nanti. Ingat pilih nomor 01 untuk menuju Karangasem Era Baru,” ujar Wayan Koster mengingatkan, disambut pekik yang meriah dari para hadirin di Desa Manggis. (LE-KR1)