Gianyar, LenteraEsai.id – Sengatan nyamuk demam berdarah dengue (DBD) di sejumlah daerah Kabupaten Gianyar, Bali dilaporkan mengangami peningkatan di tengah ancaman Virus Corona yang terus mewabah.
Berbadarkan data pada RSUD Sanjiwani Gianyar, terungkap bahwa pasien DBD yang dirawat di rumah sakit milik daerah itu meningkat sejak Januari hingga April 2020. Hingga menjelang akhir bulan April 2020 ini, jumlah pasien DBD yang dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar mencapai 123 orang.
Kabaghumas RSUD Sanjiwani Gianyar Anak Agung Parawata, Minggu (26/4/2020) siang menjelaskan bahwa dari data survelent demam berdarah yang dimiliki pihaknya, terjadi peningkatan jumlah pasien yang harus dirawat setiap bulannya di RSUD Sanjiwani Gianyar.
“Sesuai dengan data survelent yang kami miliki, setiap bulannya jumlah pasien DBD yang dirawat di RS Sanjiwani Gianyar terus mengalami peningkatan,” ujarnya, menjelaskan.
Berdasarkan data, pada bulan Januari 2020 tercatat 76 pasien DBD yang dirawat di RSUD Sanjiwani Gianyar, kemudian disusul pada bulan Februari sebanyak 104 pasien, Maret 118 pasien, dan sampai menjelang akhir bulan April 2020 ini terhitung 123 pasien.
“Data tersebut akan terus kami update, tapi untuk sampai saat ini memang jumlah pasien DBD yang kami rawat meningkat terus di setiap bulannya,” ucap AA Parawata, mengungkapkan.
Sementara itu, Kabid P2 Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar Anak Agung Anom Sukamawa yang dihubungi terpisah menjelaskan, dari data yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, diketahui bahwa pada Januari sampai Maret 2020, tercatat 544 kasus DBD di daerahnya, di mana satu orang dari penderita sebanyak itu dilaporkan meninggal dunia.
“Menurut sumber data dari Puskesmas se-Kabupaten Gianyar yang kami miliki, sampai dengan bulan Maret 2020 tercatat sebanyak 544 kasus DBD di Gianyar, di mana satu orang di antaranya meninggal dunia,” katanya.
Angka penderita DBD sebanyak itu tidak hanya diwarat di RSUD Sanjiwani, namun juga di beberapa rumah sakit lain dan Puskesmas yang tersebar di Kabupaten Gianyar.
Untuk antisipasi, kata Kabid Anom Sukamawa, pihaknya telah memaksimalkan fogging di sejumlah wilayah yang terdampak. Namun demikian, tenaga fogging yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar cukup terbatas, sementara wilayah yang terdampak DBD cukup luas.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta pemakluman dari masyarakat, karena petugas tentunya secara bertahap mampu melakukan fogging di wilayah terdampak DBD.
“Petugas fogging yang kami miliki cukup terbatas, sementara wilayah yang terdampak DBD di Gianyar cukup luas. Itulah yang menyebabkan terjadinya antrean penanganan, namun tentu saja kami akan melakukannya dengan maksimal dan merata,” ujarnya, mempermaklumkan. (LE-GA5)