Besakih, LenteraEsai.id – Prajuru dan penglingsir Desa Adat Besakih langsung menggelar upacara pengulap pengambe dan ngaturang sayut guru piduka pascarusaknya bagian Murda Gelung Agung di Pura Penataran Agung Besakih, Kabupaten Karangasem, akibat disambar petir pada Sabtu (28/03/2020) siang.
Upacara pengulap pengambe dan ngaturang sayut guru piduka yang dilangsungkan di depan Padma Tiga Pura Penataran Agung Besakih pada Sabtu (28/3) sore itu, dimaksudkan untuk memohon ampunan kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus memanjatkan doa agar semuanya baik-baik saja.
“Ya benar, upacaranya sudah dilaksanakan tadi sekitar pukul 16.00 Wita,” ungkap Bendesa Adat Besakih Jero Mangku Widiarta ketika dikonfirmasi mengenai ritual yang digelar pascakilatan petir menyambar bagian Murda Gelung Agung di Pura Penataran Agung Besakih.
Selain upacara pengulap pengambe dan ngaturang sayut guru piduka yang telah dilangsungkan, kata Jero Mangku Widiarta, tiga hari mendatang, tepatnya 31 Maret 2020, juga akan dilaksanakan upacara berikutnya, di mana saat ini sedang dirapatkan bersama prajuru Desa Adat Besakih.
“Rencananaya tiga hari ke depan akan digelar upacara lagi, sekarang masih rapat bersama prajuru mengenai materi upacara yang akan dilakukan tersebut,” ujar Jero Mangku Widiarta, menjelaskan.
Bendesa Adat Besakih tidak merinci makna atau isyarat secara niskala dari timbulnya kejadian yang diakibatkan oleh sambaran petir tersebut, namun dikatakan bahwa umat Hindu perlu memanjatkan doa memohon keselamatan atas munculnya peristiwa itu.
Seperti yang telah diberitakan, Sabtu siang sekitar pukul 13.55 Wita, warga seputaran Pura Agung Besakih dikejutkan oleh peristiwa sambaran petir dengan suara mengglegar yang mengenai bagian Murda Gelung Agung di Pura Penataran Agung Besakih.
Beberapa bagian Murda yang tersambar petir jatuh berserakan ke bagian sisi utara dan selatan Gelung Agung hingga menyebabkan dua unit lampu taman rusak tertimpa material runtuhan dari ketinggian yang mencapai belasan meter itu. (LE-KR6)