Gusti Made Singarsi: Perlu Sinergi Pemerintah, Warga dan PDAM Tangani Masalah Air di Karangasem

Gusti Made Singarsi melakukan peninjauan saat ada kendala soal air di wilayah Karangasem

Amlapura, LenteraEsai.id – Kabupaten Karangasem yang terletak di bagian paling timur Pulau Bali, memiliki beberapa daerah yang tergolong kering dan tandus, terutama dikarenakan letak topografinya di ketinggian.

“Problema belum adanya pemerataan air ke seluruh warga Karangasem ini, hingga sekarang belum terselesaikan dengan tuntas. Padahal sudah jelas dalam Pasal 33 Ayat (2) UUD 1945 secara tegas menyatakan: cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Sedangkan Ayat (3) menyatakan: bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” ujar Kepala Perumda Tirta Tohlangkir I Gusti Made Singarsi SH, ketika dijumpai di Amlapura, baru-baru ini.

Bacaan Lainnya

Gusti Singarsi menyebutkan, sejumlah program investasi ‘business plan’ Perumda Tirta Tohlangkir sebenarnya telah disusun sejak tahun 2018. Meliputi: pertama, pembangunan jaringan perpipaan untuk memanfaatkan ‘aidle capacity’ dari sumur bor Perasi/sumber mata air embukan serta pembuatan reservoir di Sanghyang Ambu. Kedua, pembangunan SPAM baru di Desa Ban Kecamatan Kubu, pembuatan sumur bor 1 unit, pompa, pembuatan rumah pompa, PLN, jaringan pipa dan reservoir. Ketiga, pembangunan SPAM jaringan pipa untuk pemanfaatan sumber mata air tirta/sumur bor Tumbu, serta pembuatan reservoir di Desa Seraya. Keempat, pembangunan SPAM Besakih, pemanfaatan sumber mata air Arca/reservoir Telaga Waja dan pembuatan reservoir. Kelima, pengadaan dan pemasangan brond cuptering dengan sistem treatment atau dengan bangunan pengelolaan 1 unit dan jaringan perpipaan untuk memanfaatkan air Tirta Gangga. Keenam, pembangunan jaringan air minum di Kecamatan Sidemen. Dan ketujuh, pengembangan SPAM SBP Tumbu-Ujung Hyang.

Sebenarnya, lanjut Gusti Singarsi, sejak tahun 2016 proyek pengadaan air bersih di Karangasem belum ada campur tangan pemerintah, baik provinsi maupun pusat. Ini tentu sangat disayangkan, mengingat Kabupaten Karangasem memiliki sejumlah daerah yang kering dan tandus.

“Kami tentu tidak bisa berdiam saja, antara lain kerap melakukan pengiriman air bersih menggunakan tangki ke daerah-daerah yang kering. Dan perlu diingat, kami berupaya keras untuk tidak membebani warga dengan harga tinggi. Sejak tahun 2008, harga air langganan di PDAM adalah Rp 1.500 per meter kubik,” katanya.

Langkah lain sebagai sikap empati terhadap warga, kata Gusti Singarsi, Perumda Tirta Tohlangkir menggratiskan penggunaan air apabila ada pura yang tengah melakukan karya. Seperti belum lama ini, Pura Penataran Agung Nangka di Bebandem yang melakukan karya selama dua bulan, maka diberikan air secara cuma-cuma oleh Perumda Tirta Tohlangkir.

“Asal sebelumnya ada pemberitahuan, pasti akan kami respon dengan baik. Begitu juga ada anak yatim piatu dan sejumlah warga kurang mampu, ada juga mendapat air gratis dari Perumda Tirta Tohlangkir. Ini langkah kemanusiaan agar kebutuhan air warga terpenuhi. Bagi yang membutuhkan air dan tidak memiliki dana untuk membayar, pihak desa adat dapat melakukan pengajuan dan selanjutnya kami survei. Kalau memang memenuhi ketentuan, tentu akan kami beri fasilitas air gratis,” ujarnya.

Ke depan, kata Gusti Singarsi, pihaknya berharap ada sinergi antara pemerintah, Perumda Tirta Tohlangkir dan desa adat untuk menangani berbagai kendala pemenuhan air bagi warga. “Jangan hanya ketika ada masalah saja, Perumda Tirta Tohlangkir baru dilibatkan,” ujarnya, menandaskan. (LE-KR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *