Denpasar, LenteraEsai.id – Kalaksa BPBD Provinsi Bali Made Rentin menyatakan urusan bencana adalah urusan setiap stakeholder. Terlebih setelah terbitnya UU No.24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mengamanatkan sinergitas antarstakeholders terkait menjadi sangat penting untuk mendukung terwujudnya sebuah prosedur tetap yang dipahami oleh masyarakat dan pemerintah di sekitar daerah rawan bencana.
Dalam menghadapi cuaca ekstrem di Provinsi Bali, wujud sinergisitas dibangun dalam bentuk rapat terpadu (lanjutan) stakeholder yang dilaksanakan di BPBD Provinsi Bali di Denpasar pada Jumat, 10 Januari 2020.
Rapat membahas tentang kesiapan dan kapasitas personel, ketersediaan dan distribusi sarana prasarana dan logistik peralatan. Para peserta rapat dari OPD Pemprov Bali dan instansi vertikal terkait termasuk Polda Bali dan Korem 163/Wirasatya, mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi di lapangan dalam penanganan kebencanaan.
Keseluruhan personel, logpal dalam kondisi siap dan ini sangat mendukung Posko Siaga Bencana (Cuaca Ekstrem) yang dibangun oleh BPBD Provinsi Bali sebagai tempat berkoordinasi dan bertukar informasi khususnya dalam menghadapi kemungkinan bencana.
“Kami selalu siap 24 jam di Posko Siaga bersama rekan-rekan jejaring kebencanaan dalam menghadapi bencana, dan selalu waspada mengingat hingga saat ini sudah terjadi 114 kejadian sebagai dampak dari cuaca ekstrem yang didominasi pohon tumbang,” ujar Made Rentin saat memimpin rapat pada Jumat (10/1/2020). Hal ini selaras dengan arahan Presiden RI, bahwa BPBD sebagai koordinator dalam penanganan kebencanaan di daerah.
Sebagai komitmen dan dukungan pihak dunia usaha, Posko Siaga Bencana didukung oleh sekurang-kurangnya 9 personel yang menguasai berbagai bahasa asing. Hal ini sangat penting untuk memberikan rasa aman kepada wisatawan dan mempermudah komunikasi pada saat BPBD melakukan penanganan kebencanaan.
“Dengan siaga, kita mengharapkan ketika terjadi bencana, keselamatan wisatawan dan masyarakat menjadi prioritas utama,” kata Made Rentin, menandaskan.
Mendengar paparan dan penjelasan detail dari tiap instansi terkait, dapat disimpulkan bahwa secara umum personel sangat siap dan ketersediaan logpal cukup memadai, serta sarpras (peralatan) ready / siap digerakan oleh operator (petugas) masing-masing sesuai wilayah penugasan.
Khusus upaya & langkah preventif terhadap potensi pohon tumbang, Kadis Kehutanan & Lingkungan Hidup Prov Bali Made Teja berjanji dalam waktu dekat akan menggerakkan personel diawali dengan berkoordinasi sesama DLH kabupaten/kota untuk melakukan Gerakan Pemangkasan Pohon Perindang yang rapuh, berusia tua dan berpitensi roboh. (LE-DP1)