Kuta, LenteraEsai.id – Tokoh spiritual asal Bali, Jro Mangku Master Made Bayu Gendeng, mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya oknum dukun atau tokoh spiritual yang mendadak populer lewat media sosial tanpa memiliki bekal pengetahuan atau literasi spiritual yang memadai. Fenomena ini menurutnya berpotensi menyesatkan masyarakat.
“Untuk menjadi balian atau tokoh spiritual, ada yang berdasarkan petunjuk gaib, ada juga yang melalui proses belajar. Jika memang mendapat petunjuk atau wangsit, itu adalah anugerah dari Tuhan. Tapi bukan berarti bisa langsung praktik tanpa bekal ilmu. Tetap harus belajar, membaca lontar, dan berguru kepada mereka yang mumpuni,” ujar Master Bayu saat ditemui di Kuta, Badung, Bali, Selasa (1/7/2025) malam.
Ia menekankan pentingnya literasi spiritual, terutama dalam memahami warisan ilmu leluhur. Menurutnya, seseorang yang benar-benar mendapat “penunjukan” dari semesta sekalipun tetap perlu membekali diri dengan ilmu agar mampu mendiagnosis pasien secara tepat.
“Misalnya, pasien datang hari apa dan jam berapa itu penting. Setiap hari memiliki dewa penguasa yang berbeda. Maka dalam proses penyembuhan, kita harus tahu cara membangun koneksi dengan dewa tersebut untuk memohon petunjuk,” jelasnya.
Master Bayu menyayangkan banyaknya individu yang baru saja merasa mendapat petunjuk, namun langsung sibuk membangun pencitraan diri. Mereka gencar mempromosikan diri di media sosial dan tampil layaknya selebritis spiritual.
“Kalau tak punya dasar keilmuan, ya akhirnya semua pasien didiagnosis sama saja. Lucu, tapi berbahaya,” tegasnya.
Ia berharap masyarakat lebih kritis dalam memilih tokoh spiritual dan tidak mudah tergiur oleh popularitas semata. Spiritualitas, menurutnya, bukan untuk dipamerkan, melainkan dijalani dengan kerendahan hati dan tanggung jawab. (LE-Vivi)