Melihat Pesisir Timur Semenanjung Malaysia

Warga berbuka puasa berlatar belakang Jembatan Angkat Kuala Terengganu di Dataran Utama Shahbandar, Kuala Terengganu, Terengganu, Malaysia, Rabu (19/3/2025). (ANTARA/Virna P Setyorini)

Kuala Lumpur, 30/3 (ANTARA/LE) – Pesisir timur Semenanjung Malaysia tidak berbeda dengan sisi barat. Saat Ramadhan tiba, mereka menyambutnya dengan suka cita karena menjadi saatnya untuk berkumpul dan beribadah bersama.

Perjalanan menuju pesisir timur dimulai dari Terminal Bersepadu Selatan (TBS), terminal bus terbesar di Semenanjung Malaysia yang terletak di Bandar Tasik Selatan, Kuala Lumpur. Lebih dari 13 operator bus melayani rute Kuala Lumpur menuju Kuantan di Negeri Pahang.

Bacaan Lainnya

Butuh waktu hampir empat jam untuk tiba di Terminal Kuantan Sentral dari Kuala Lumpur, melalui Lebuhraya Kuala Lumpur-Karak, disambung dengan Lebuhraya Pantai Timur di Persimpangan Karak. Salah satu jalur yang menghubung Pantai Barat Semenanjung dengan Pantai Timur dengan sistem jalan tol.

Bus memang selalu menjadi pilihan pas buat mereka yang ingin menjelajahi jalur darat Semenanjung Malaysia secara perlahan, sambil merekam visual daratan Tanah Melayu, dan berinteraksi dengan para musafir. Dan bagi para “backpacker” yang sedang tidak dikejar waktu, bus tentu menjadi pilihan rasional yang ramah kantong.

Dalam perjalanan berjarak lebih dari 240 kilometer (km) menuju Kuantan, lanskap Bentong menyuguhkan sedikit lekuk dataran tinggi berselimut hutan di sisi barat Pahang.

Terlihat pula tiang-tiang beton dari Proyek Jalur Kereta Api Pantai Timur (East Coast Rail Link/ECRL) yang sedang digarap China Communications Construction Company Ltd. Nantinya, jalur kereta api itu akan menghubungkan Pelabuhan Klang di sisi barat hingga Kota Bharu di sisi timur Semenanjung Malaysia.

Salah satu proyek strategis di Malaysia yang targetnya benar-benar rampung pada akhir 2027 itu menyerap anggaran hingga 50,27 miliar ringgit (atau lebih dari Rp188,5 triliun). Nantinya penumpang ECRL dari Kota Bharu, Kelantan, di utara Semenanjung Malaysia hanya butuh waktu sekitar empat jam untuk sampai ke Terminal Transportasi Terpadu (ITT) Gombak di Selangor.

Itu akan memangkas waktu perjalanan darat sekitar dua hingga 2,5 jam.

Perjalanan ke pesisir timur siang itu berlanjut melewati Kuala Krau dengan sajian pemandangan kebun-kebun durian berselang-seling dengan kebun-kebun kelapa sawit.

Musang king memang mendominasi produksi durian di Pahang. Dari sana lah durian-durian legit yang digilai para pecandu raja buah itu berasal.

Hamparan kelapa sawit mendominasi di antara kebun-kebun karet sebelum perjalanan melewati Sungai Pahang di Temerloh. Daerah ini konon terkenal patin masak tempoyak, olahan ikan patin segar dari Sungai Pahang dan fermentasi daging buah durian.

Dari Maran hingga Bukit Goh, hamparan kebun kelapa sawit kembali terlihat, sebelum bus akhirnya sampai di tujuan akhir, Terminal Sentral Kuantan.

Berlanjut dengan perjalanan menyusuri pesisir Timur Semenanjung Malaysia dari Kuantan menuju Kuala Terengganu. Perjalanan akan benar-benar menyusuri pesisir, sehingga bisa melihat langsung deburan ombak dari Laut China Selatan.

Bagi mereka yang baru pertama melintasi jalur tersebut tentu fasilitas kilang, kantor hingga kompleks hunian dari perusahaan migas di Malaysia seperti yang ada di Kerteh, akan mencuri perhatian. Termasuk Kompleks Industri Petrolium PETRONAS yang diresmikan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada 9 Mei 2002.

Tidak hanya fasilitas migas, banyak pula industri besar yang berdiri di pesisir timur Semenanjung. Termasuk juga satu kawasan ekonomi khusus di Kuantan, yakni Taman Industri Kuantan Malaysia-China (MCKIP) dengan jumlah investasi yang berhasil dibawa masuk mencapai 15,08 miliar ringgit (sekitar Rp56,5 triliun).

Dalam perjalanan semakin mendekati Kuala Terengganu, semakin banyak pula ditemui toko maupun warung yang khusus menjual keropok lekor yang menjadi makanan khas di sana, berbahan dasar tepung dan ikan, sehingga mirip dengan otak-otak versi Indonesia.

Dan saat petang tiba, mulai bermunculan penjual juadah untuk berbuka puasa di tepi jalan Laluan Persekutuan 3, restoran dan warung makan pun sudah mulai buka. Persis sama dengan di Indonesia, yang bermunculan penjual-penjual takjil untuk berbuka puasa saat sore menjelang magrib.

 

Ramadhan di pesisir timur

Tiba di Kuantan, saatnya berburu juadah di Bazar Ramadhan Padang MBK 1. Letaknya bersebelahan dengan Masjid Negeri Pahang atau Masjid Sultan Ahmad 1, di pusat kota.

Mohammad Nazrin Othman, salah satu pedagang yang menjual ayam bakar di bazar tersebut mengatakan, setiap hari selama bulan Ramadhan, ratusan orang warga di kota itu akan berbuka puasa di Padang MBK 1. Jumlahnya akan semakin membeludak saat akhir pekan.

Tentu saja warga akan berbelanja juadah dulu di bazar, sebelum membawa makanan dan minuman yang dibeli menuju padang luas tersebut.

Nazrin yang ternyata berasal dari Terengganu itu mengatakan kegiatan berbuka puasa beramai-ramai di padang luas itu sudah berlangsung bertahun-tahun lalu. Dan kini, kegiatan itu semakin menjadi tren hampir di setiap negeri, termasuk yang ada di pesisir timur Semenanjung.

Alasan lain kenapa Padang MBK 1 dipilih karena berdekatan dengan masjid, sehingga memudahkan warga untuk melanjutkan ibadah dengan shalat magrib hingga tarawih.

Tren berbuka puasa di tempat luas, bersama-sama keluarga, teman, atau sahabat juga terjadi Kuala Terengganu, salah satu kota lainnya di pesisir timur Semenanjung.

Warga di Kuala Terengganu, Negeri Terengganu, memilih Dataran Utama Shahbandar untuk berbuka puasa bersama. Mereka juga menggelar tikar, dan membawa semua juadah yang sudah dibeli di bazar Ramadan di sana.

Air balang, nasi kukus, nasi dagang, roti john, kuih akok yang menjadi kue khas Terengganu, ayam geprek, mie goreng mamak, ayam percik, menjadi menu pilihan berbuka yang dibeli di bazar terdekat.

Muhammad Qais Izzuddin Azar bersama empat rekan lainnya, yakni Muhammad Aidil Fitri Maliki, Muhammad Syafiq Azmir, Shah Iqmal Danish Mohd Shukri dan Muhammad Rafiquddin Roslin yang mengaku baru saja lulus dari Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Kompleks Gong Badak sore itu juga berbuka puasa di sana.

Itu memang tempat favorit warga, kata Qais. Karena memiliki pemandangan yang cantik, Jembatan Angkat Kuala Terengganu yang menjadi ikon di sana.

Jembatan yang mirip dengan Jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan, di mana bagian tengah jembatan didesain dapat terangkat ketika ada kapal berukuran besar hendak melintas itu berada di muara Sungai Terengganu.

Setelah azan magrib, saat warga mulai menikmati hidangan berbuka puasa yang mereka bawa, dan langit semakin gelap, lampu-lampu yang menghiasi jembatan menyala. Jembatan itu menjadi semakin terlihat cantik.

Tak lama kembang api mulai menyala bergantian di atas jembatan, lalu di Kuala Nerus.

Jangan buru-buru pulang dulu, kata Qais, karena biasanya setelah shalat magrib, isya, dan tarawih, warga akan melakukan tradisi lainnya selama Ramadhan, yakni moreh. Mereka akan mendatangi tempat-tempat makan yang masih buka dan kembali bersantap bersama.

Ada juga warga yang menyumbangkan makanan di masjid-masjid agar usai shalat tarawih bisa bersantap bersama dengan warga lainnya.

Selain itu, di Kuala Terengganu, sekitar pukul 18.00 waktu setempat (pukul 17.00 WIB) kebanyakan toko-toko akan tutup. Itu sudah menjadi ketentuan di sana, agar warga dapat lebih banyak beribadah selama Ramadan.

Negeri di pesisir Timur Semenanjung Malaysia lainnya adalah Kelatan yang berbatasan langsung dengan Thailand Selatan. Sayangnya perjalanan di Ramadhan kali ini ANTARA belum dapat mendatanginya. (ANT/LE)

Pos terkait