Denpasar, LenteraEsai.id – Mahasiswa Semester V Prodi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud) menerbitkan majalah sebagai bentuk tugas akhir untuk mata kuliah ‘bahasa media’.
Adapun majalah dimaksud diberi nama ‘Literatur’, dengan label Majalah Bahasa dan Sastra Indonesia.
Menurut pengampu mata kuliah bahasa media, Prof I Nyoman Darma Putra MLitt dan Prof I Wayan Pastika MS, pelaksanaan kuliah ini dirancang dengan metode project based-learning (pembelajaran berbasis proyek).
“Walaupun tidak sepenuhnya, kami bangga karena dalam waktu singkat mahasiswa bisa membuat proyek bersama berupa majalah,” ujar Prof I Wayan Pastika.
Mata kuliah bahasa media memberikan mahasiswa materi tentang karakteristik bahasa media, analisis bahasa media, dan menyusun tulisan sesuai dengan ragam bahasa media. Juga ada bahasan yang fokus pada aspek tipe teks, wacana (fokus info, data, dan fakta), struktur, serta diksi dalam bahasa media. Materi teoritik kuliah tersebut diarahkan pada praktik dengan membuat tulisan dan memuatnya dalam satu media.
“Untuk bisa membuat prototipe media, mahasiswa perlu mengenal unsur isi media. Kreativitas dan kerja cerdas diperlukan mahasiswa untuk menghasilkan produk nyata,” ujar Prof Pastika.
Prof Darma Putra menambahkan bahwa sepintas membuat media adalah hal yang mudah, padahal kenyataan sebaliknya. “Harus ada pemimpin proyek yang tahu apa yang harus dikerjakan dan bisa membagi tugas kepada tim untuk mengerjakan dan menyelesaikan,” ujar Darma Putra yang memiliki pengalaman panjang bekerja sebagai jurnalis.
Ditambahkan perlunya membuat desain sampul, pilihan huruf, tata letak isi, ilustrasi, dan seterusnya. Materi tulisan juga memerlukan proses penyuntingan sehingga memenuhi standar ragam bahasa media massa. Prof Pastika memuji kerja tim redaksi yang diketuai korti Shotaro Togasa, mahasiswa penuh waktu asal Jepang.
Majalah setebal 76 halaman itu dirancang dengan beberapa rubrik seperti berita, artikel opini, kritik sastra, dan karya kreatif termasuk puisi, cerita pendek, dan komik. Di dalamnya juga ada konten iklan. Ada iklan masakan ayam bakar dan paket desa wisata, dan wisata tirta yatra.
Menurut Prof Pastika, walaupun majalah produk mata kuliah ini masih dapat disempurnakan, namun hasilnya kini cukup membanggakan karena memberikan pengalaman kreatif kepada mahasiswa untuk membuat media.
“Jika nanti dia tamat dan harus membuat hal yang sama di tempat kerja, mereka sudah ada pengalaman dari kampus,” ujar Prof Pastika, menjelaskan.
Prof Pastika berpendapat bahwa sebagian besar mata kuliah bisa dirancang dengan project-based learning dengan produk dan kreativitas yang berbeda-beda.
“Dalam era merdeka belajar dan kampus merdeka saat ini, memberikan ruang kepada mahasiswa, kerja praktik harus diutamakan daripada pembelajaran gaya ceramah di masa lalu,” ujar dosen linguistik FIB Unud yang pernah mengajar Bahasa Indonesia di Jepang. (www.unud.ac.id)