judul gambar
AdvertorialHeadlinesKlungkung

Gubernur Koster Buka Mahasabha Sira Arya Gajah Para se-Nusantara

Klungkung, LenteraEsai.id – Gubernur Bali Wayan Koster mengajak pratisentana Sira Arya Gajah Para untuk bersatu membangun kekuatan secara bersama-sama membangun Bali sesuai dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Visi tersebut mengandung makna menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sekala-niskala menuju kehidupan krama Bali sesuai dengan prinsip Trisakti Bung Karno yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan melalui pembangunan cecara terpola, menyeluruh, terencana, terarah dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.

“Mahasabha ini sangat penting dilaksanakan untuk memperkuat jati diri kita sebagai warga Bali, sekaligus momentum untuk menyatukan kekuatan membangun Bali, mengingat Bali merupakan pulau yang kecil. Namun Bali dianugerahi kekayaan yang luar biasa dengan alamnya yang indah, dengan manusianya yang unggul, dan budayanya yang luhur. Untuk itu, apa yang sudah menjadi warisan leluhur kita harus dijaga dan dilindungi,” ujar Gubernur Bali saat membuka Mahasabha Sira Arya Gajah Para Bretara Sira Arya Getas di Semarapura, Klungkung, Jumat (12/2), Sukra Wage Landep.

Dalam sambutannya di hadapan Sekda Klungkung I Gede Putu Winastra, Raja Puri Agung Klungkung Ida Dalem Semaraputra dan panglingsir serta semeton warga Sira Arya Gajah Para Bretara Sira Arya Getas, mantan anggota DPR-RI 3 periode dari Fraksi PDI Perjuangan itu menceritakan, berdasarkan sejarah peradaban Bali mulai dari Bali kuno sampai dengan hasil ‘research’ para ilmuwan, disebutkan orang Bali itu termasuk orang yang unggul. Keunggulan orang Bali dapat dilihat dari hasil kebudayaannya yang kaya, unik dan sampai saat ini dikenal dunia.

“Karena itulah, saat saya dilantik sebagai Gubernur Bali pada tahun 2018, di periode pertama saya membuat kebijakan yang berpihak kepada pemajuan kebudayaan Bali yang sekaligus memberikan dampak peningkatan ekonomi masyarakat Bali, seperti lahirnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, dan Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali,” ucapnya.

“Aksara Bali merupakan warisan yang kita punya yang harus kita muliakan dan hormati, serta merupakan unsur peradaban budaya Bali yang memiliki nilai sakral hingga kekuatan identitas, seperti halnya negara-negara di dunia yang punya Aksara yakni China, Jepang dan Korea. Sampai sekarang negara tersebut menunjukan kepada dunia sebagai negara yang mempunyai peradaban kuat, sehingga tidak heran kita lihat China, Jepang, dan Korea negaranya maju-maju,” ujar Gubernur Koster yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, disambut tepuk tangan oleh peserta Mahasabha.

Selanjutnya, kehadiran Pergub tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali juga adalah kebijakan yang memiliki tujuan untuk menguatkan identitas budaya Bali, maka setiap hari Kamis, Purnama, Tilem serta hari jadi Pemprov Bali dan kegiatan pemerintahan lainnya, pegawai wajib menggunakan busana Adat Bali. “Dari kebijakan ini, astungkara ekenomi rakyat yang mengeluti usaha busana Adat Bali mendapatkan dampak positifnya,” kata Gubernur jebolan ITB Badung itu.

Berbicara busana Adat Bali, baru-baru ini kain tenun endek Bali telah dicatatkan sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional dengan Nomor Inventarisasi EBT.12.2020.0000085 oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia pada 22 Desember 2020, dan Pemerintah Provinsi Bali melakukan kerja sama dengan Rumah Mode Christian Dior di Paris, Prancis dalam menggunakan kain tenun endek Bali sebagai busana.

“Sehingga untuk melestarikan keberadaan kain tenun endek Bali, saya mengeluarkan SE Nomor 04 Tahun 2021 tentang Penggunaan Kain Tenun Endek Bali/Kain Tenun Tradisional Bali,” ungkapnya.

Tidak berhenti sampai di sana, Bali yang mewariskan alam yang kaya, baik di bidang kelautan, pertanian dan peternakan, ternyata mampu memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Bali, serta sudah memiliki merk dan branding. “Saya baru mempelajari kekayaan laut, ternyata kekayaan laut Bali luar biasa, serta terdapat jenis ikan yang unggul hingga diminati pasar ekspor,” ujarnya.

Begitu juga di bidang pertanian, di masa pandemi ini pemerintah berhasil mendorong ekspor manggis, buah naga, salak dan Mangga. Khusus untuk manggis Bali, produksinya mencapai 4.000 sampai 5.000 ton per tahun ke negeri Tiongkok dan paling banyak manggisnya berasal dari Kabupaten Tabanan.  “Tiongkok sesungguhnya membutuhkan 9.000 ton manggis. Namun kita di Bali, hanya mampu menyediakan 4.000 sampai 5.000 ton saja, dan kekurangannya diisi oleh daerah lain di Indoensia. Tapi orang Tiongkok cerita, mereka paling suka manggis Bali,” kata Gubernur Koster disambut tepuk tangan hadirin.

Gubernur menyebutkan bahwa saat ini pihaknya sedang menyiapkan merk Bali dari produk asli Bali untuk siap diekspor. “Jadi leluhur kita sudah menyiapkan Bali ini untuk lahan pertanian, peternakan yang cocok dengan berbagai produknya seperti kopi Bali, jeruk Bali, salak Bali, manggis Bali, beras Bali, sapi Bali, babi Bali, syam Bali, hingga arak Bali,” ucapnya dengan penuh semangat.

Diakhir pidatonya, Gubernur Koster berdoa semoga acara Mahasabha ini berjalan lancar, dan dijadikan momentum untuk menyatukan kekuatan pratisentana Sira Arya Gajah Para Bretara Sira Arya Getas.

Sementara itu, Ketua Panitia Mahasabha Sira Arya Gajah Para Bretara Sira Arya Getas, I Ketut Suadnyana mengatakan, Mahasabha ini digelar berdasarkan AD/ART warga Sira Arya Gajah Para dengan tujuan untuk mempererat persaudaraan pratisentana Sira Arya Gajah Para Bratara Sira Arya Getas di seluruh Indonesia, selain juga untuk membentuk kepengurusan pusat.

“Hingga saat ini ada pengurus Pura Kawitan, Pura Dadia sebanyak 158 dadia yang tersebar di Bali, Lombok, Kalimantan dan Sumatera,” kata Suadnyana seraya menyatakan Mahasabha ini digelar untuk memastikan jalannya Dharma Agama dan Dharma Negara warga Sira Arya Gajah Para dengan mengangkat tema ‘Melalui Mahasabha Kita Kembangkan Jiwa dan Semangat untuk Membangun Bali Menuju Sat Kerthi Loka Bali dengan Spirit Bhakti, Satya, Wirang’.

“Saya selaku panitia menghaturkan terima kasih kepada Gubernur Bali hingga terselenggaranya kegiatan ini. Dan seluruh peserta Mahasabha yang hadir di Balai Budaya Ida I Dewa Agung Istri Kanya ini sudah menjalani Rapid Test Antigen,” kata Suadnyana dengan menambahkan, kegiatan ini juga diikuti secara virtual oleh warga Sira Arya Gajah Para Bretara Sira Arya Getas di berbagai daerah.  (LE-KL1)

Lenteraesai.id