judul gambar
HeadlinesKarangasem

Pohon Tumbang Timpa Rumah Penduduk di Desa Duda Timur Karangasem

Karangasem, LenteraEsai.id – I Putu Widiantara, warga asal Banjar Dinas Batu Gede, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem hanya bisa pasrah melihat salah satu bagian rumah yang ia gunakan sebagai tempat berteduh selama ini hancur tertimpa pohon kejimas yang tumbuh di samping rumahnya.

Widiantara menuturkan, peristiwa itu terjadi pada Kamis (21/1) saat dirinya makam siang didampingi ibu kandung Ni Wayan Sinah yang duduk di sampingnya. Sementara istri dan anaknya tengah berada di dalam kamar.

Dikatakan, tiba-tiba angin berhembus cukup kencang dan dalam hitungan detik “brugggg”, pohon tiba-tiba tumbang tepat di hadapan Widiantara yang sedang menyantap makanan hingga piring nasi yang digenggamnya  terjatuh.

“Saya sempat bengong beberapa detik karena melihat musibah yang begitu cepat terjadi di hadapan saya. Setelah istri saya berteriak histeris memanggil nama saya, baru akhirnya saya sadar dan melihat keadaan rumah sudah hancur,” ungkapnya, lirih.

Walaupun demikian, Widiantara masih mengaku bersyukur karena tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa itu. “Syukur gak ada korban. Hanya ini saja, rumah kami yang terbuat dari bambu dengan atap asbes yang kini hancur,” katanya sambil menunjuk ke puing-puing rumah yang nyaris rata dengan tanah.

“Saya juga sangat bersyukur karena pohon yang tumbang tidak mengenai saya, walaupun batang pohon yang rebah hanya berjarak beberapa centimeter saja dari tempat saya duduk, begitupun dengan beberapa bagian rumah saya yang hancur tidak mengenai saya dan ibu saya,” tutur Widiantara.

Tak berselang lama setelah kejadian, beberapa warga datang untuk melihat keadaaan Widiantara dan keluarganya, sekaligus membantu proses evakuasi pohon tersebut secara manual sebelum akhirnya Perbekel Desa Duda Timur datang bersama Bhabinkamtibmas dan memerintahkan salah satu stafnya untuk membawa mesin sensor guna mempercepat proses penanganan.

Kerugian akibat kejadian tersebut ditafsir mencapai Rp3 juta karena seluruh atap rumahnya yang tertimpa pohon tidak bisa dipakai lagi.

Untuk sementara Widiantara akan menggunakan terpal sebagai atap darurat supaya barang-barangnya tidak kehujanan karena saat ini hampir setiap hari turun hujan di daerah tersebut.

Sementara untuk tidur, Widiantara mengaku masih ada kamar di sebelahnya yang masih utuh, karena tidak semua bagian rumahnya hancur, hanya yang tertimpa pohon saja yang hancur. (LE-Jun) 

Lenteraesai.id