judul gambar
DenpasarHeadlines

Kapusdiklatda Bali: Ekstrakurikuler Kepramukaan Harus Tetap Berjalan di Masa Pandemi

Denpasar, LenteraEsai.id – Aktivitas kepramukaan wajib menjadi kegiatan ekstrakurikuler di semua satuan pendidikan atau di sekolah untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, khususnya dalam pendidikan budi pekerti dan karakter.

Kapusdiklatda Pramuka Bali Luh Made Sri Yuniati di Denpasar, Senin (10/8) menyampaikan bahwa di masa pandemi ini terdapat sekolah yang tidak memprogramkan kegiatan Ektrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan (EWPK) dengan alasan virus masih mewabah.

Padahal jika dicermati, justru pada saat seperti ini diperlukan penguatan pembentukan karakter dengan memberikan kecakapan hidup kepada peserta didik yang harus dilakukan. Dengan kata lain, ektrakurikuler kepramukaan harus tetap dapat dijalankan, ucapnya, menandaskan.

“Kita mesti beradaptasi dengan situasi yang ada, bukan berarti diam. Kwarda Bali ingin menggugah kesadaran guru dan pembina akan tanggung jawabnya untuk memberikan proses dengan situasi dan strategi yang ada,” ujar Sri Yuniati saat ditemui di Kantor Kwarda Bali.

Dalam menyambut Hari Pramuka ke-59 dan HUT ke-75 Republik Indonesia, Pusdiklat Widyacarya Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bali telah menyelenggarakan webinar dengan tema ‘Ekstra Wajib Pendidikan Kepramukaan dalam Adaptasi Tatanan Kehidupan Baru’.

Webinas tersebut menghadirkan tiga narasumber yaitu Dr I Wayan Widana SPd MPd (dosen Universitas Mahadewa Indonesia dan narasumber nasional Implementasi Kurikulum 2013), serta Dra Luh Made Sri Yuniati MPd (Kapusdiklatda Pramuka Bali), dan Made Agung Ari Yasa SPd MPd H (Sekretaris Pusdiklatda Pramuka Bali).

Webinar yang diselenggarakan pada 1 Agustus lalu diikuti 800 lebih peserta via live streaming youtube, mendapat antusiasme peserta dilihat dari diskusi yang berlangsung dan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Ditambah peserta yang hadir tidak saja dari Bali namun juga dari luar Bali, dengan beragam latar belakang, seperti dosen, guru, pembina, pelatih Pramuka hingga kepala sekolah.

“Pertanyaan yang muncul sebagai bahan diskusi, membuktikan memang banyak guru, pembina yang belum memahami secara jelas tentang pengimplementasian kegiatan di lapangan. Atau ada yang sudah paham, namun belum didukung oleh kebijakan-kebijakan yang diterapkan di sekolah,” kata Sri Yuniati, mengungkapkan.

Ka Kwarda Bali I Made Rentin yang hadir dalam webinar memberi penguatan akan materi yang disampaikan narasumber dan memberi apresiasi atas pelaksanaan webinar yang diselenggarakan oleh Pusdiklada Pramuka Bali.

“Pelaksanaan Ekstra Wajib Pendidikan Kepramukaan sudah diamanatkan melalui Permendikbud No 63 Tahun 2014, tentu harus dilaksanakan dengan tiga pola yang sudah diamanatkan, dengan tetap memperhatikan situasi pandemi Covid-19 sesuai Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 tahun 2020,” ucapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada stakeholder dan pemangku kepentingan di sekolah yang masih belum memahami pengimplementasian Ekstra Wajib Pendidikan Kepramukaan. Selanjutnya kegiatan webinar akan dilaksanakan secara berkesinambungan dengan membahas topik yang diperlukan pembina.

“Webinar ini tak boleh berhenti di sini, harus terus dilakukan dengan topik-topik yang diperlukan. Ini wadah edukasi untuk kita bersama-sama membentuk karakter generasi muda,” ujar Made Rentin.

Bagi yang ingin menyaksikan jalannya webinar dapat menonton kembali di channel youtube Kwarda Bali. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Andalan Informatika Kwarda Bali : Kak Anto 085737351741 (LE-DP)

Lenteraesai.id