judul gambar
HeadlinesNasional

Di Tengah Pandemi Covid-19, Banjir Sumba Timur Hanyutkan 2 Rumah Warga

Sumba Timur, LenteraEsai.id – Luapan banjir yang menerjang kawasan pemukiman penduduk di Dusun Benda, Desa Kaliuda, Kecamatan Pahunga, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (20/5) dini hari, dilaporkan telah menghanyutkan dua rumah milik warga.

Banjir yang terjadi saat sebagian besar penduduk terlelap tidur pada sekitar pukul 02.00 Wita itu, juga ‘menyapu’ barang-barang bahkan ternak piaraan milik warga. Namun tergolong mujur, bencana tidak dilaporkan menelan korban jiwa.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati di Jakarta mengatakan, banjir dipicu oleh turunnya hujan dengan intensitas tinggi, sehingga debit air di aliran Sungai Pangulado bertambah besar hingga kemudian meluap.

Selain menghanyutkan dua unit rumah, banjir juga merendam 44 tempat tinggal penduduk di Dusun Benda, Desa Kaliuda, Kecamatan Pahunga. BPBD setempat melaporkan, sebanyak 230 jiwa terpaksa harus mengungsi ke Balai Desa Kaliuda, dan hingga kini masih bertahan di lokasi pengungsian sementara.

Penanganan darurat telah dilakukan oleh pemerintah daerah setempat. Melalui BPBD Kabupaten Sumba Timur, Tim Reaksi Cepat (TRC) diturunkan untuk melakukan kaji cepat. Guna menghindari jatuhnya korban jiwa, tim juga melakukan evakuasi warga menuju tempat yang aman. Sementara pemerintah daerah membantu warga terdampak dengan bantuan logistik.

BPBD melaporkan, kondisi di wilayah yang terendam banjir pada Rabu siang masih terlihat mendung, sehingga berpotensi turunnya hujan yang dapat menimbulkan banjir susulan. Kendati demikian, banjir yang terjadi Rabu dini hari berangsur surut dengan tinggi muka air kini sekitar 40 cm.

Kabupaten Sumba Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Berdasarkan analisis InaRISK, terdapat 16 kecamatan yang berpotensi banjir dengan luas are terdampak mencapai sekitar 75 ribu hektare.

Di samping wilayah terdampak yang cukup luas, fasilitas publik berupa sekolah dengan jumlah 63 unit berpotensi banjir dengan kategori sedang, dan 7 lainnya pada kategori tinggi, ujar Raditya, menjelaskan .  (LE-ST)

Lenteraesai.id