Denpasar, LenteraEsai.id – Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan, warga yang diketahui positif terinfeksi Virus Corona bertambah 4 orang sehingga jumlahnya kini menjadi 79 kasus, terdiri atas 7 WNA dan 72 WNI.
Untuk pasien yang meninggal dunia tidak ada tambahan, tetap tetap 2 orang WNA, sementara pasien yang sembuh belum ada laporan dari beberapa rumah sakit yang merawat para penderita, kata Ketua Harian Gugus Tugas Dewa Made Indra dalam siaran persnya yang diterima media massa di Denpasar, Sabtu (11/4) petang.
Ia mengungkapkan, dari 72 kasus positif Covid-19 pada WNI, 51 di antaranya merupakan imported case yang dibawa dari luar negeri, sementara sisanya sebanyak 13 orang merupakan kasus bawaan dari luar daerah.
Artinya, mereka yang positif Covid-19 tertular di luar Bali seperti di Jawa atau daerah lainnya. Sementara untuk kasus transmisi lokal tercatat sebanyak 8 orang, katanya.
Angka tersebut penting untuk dicermati karena berkaitan dengan pemetaan sumber risiko. Secara akumulatif, jumlah kasus imported case sebanyak 71 (WNI dan WNA). Kecenderungan tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi Gugus Tugas dalam menentukan strategi pencegahan. Strateginya adalah dengan memperkuat pertahanan di pintu-pintu masuk Bali.
Dua pintu masuk yang diperketat adalah Bandara Intenasional I Gusti Ngurah Rai dan Pelabuhan Gilimanuk. Sementara Pelabuhan Benoa untuk saat ini sudah tak lagi sebagai pintu masuk, dan Pelabuhan Padang Bai juga relatif aman, kata Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali.
“Strategi yang kita lakukan untuk memperkuat pertahanan di pintu masuk adalah memperketat filter di Bandara Ngurah Rai. Kita berlakukan pemeriksaan sangat ketat, khususnya terkait kedatangan pekerja migran Indonesia (PMI). Semua PMI kita screening dengan rapid test. Jika hasil rapid test negatif, mereka diarahkan untuk melakukan karantina mandiri di kediaman masing-masing dengan pengawasan dari pemerintah kabupaten/kota dan satgas gotong royong yang telah terbentuk hingga ke tingkat desa,” ujarnya.
Dewa Indra mengaku bersyukur karena pemerintah kabupaten/kota telah berinisitif untuk menyediakan tempat karantina bagi PMI yang diwajibkan untuk melakukan isolasi mandiri. Langkah ini akan sangat membantu karena jika isolasi mandiri dilakukan di rumah masing-masing, ada kemungkinan mereka tidak disiplin. Selain itu, hal ini juga terkait kondisi rumah yang dimiliki tiap PMI. Ada yang punya jumlah kamar yang mencukupi, namun sebagian lagi mungkin tak memiliki kamar yang memadai.
Pemerintah kabupaten/kota telah mensiasati hal itu dengan menyediakan tempat karantina lengkap dengan ketersediaan konsumsi. Hal ini akan memudahkan untuk melakukan pengawasan sehingga tak ada sumber risiko yang masuk ke masyarakat dan potensi penyebaran bisa diredam.
Sedangkan bagi PMI dengan hasil rapid test positif, tim melakukan pemilahan dan membawa mereka ke tempat karantina untuk melakukan uji lab lanjutan berupa swab yang akan diperiksa dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Sampel diuji di Laboratorium RSUP Sanglah. Jika hasilnya positif, mereka akan dirawat ke RS PTN Unud, RSUP Sanglah atau RS Bali Mandara. “Mereka tak kami lepas, kami rawat di provinsi untuk mencegah sumber penyebaran baru di masyarakat,” ucapnya.
Masih terkait kedatangan PMI, tim Gugus Tugas Provinsi Bali mulai melakukan rapid test terhitung sejak tanggal 22 Maret 2020, karena Bali baru punya rapid test kit sejak tanggal itu. Terhitung sejak tanggal 22 Maret 2020 hingga 10 April 2020, jumlah PMI yang pulang dan telah menjalani rapid test tecatat sejumlah 7.621 orang.
Sebagian besar dari mereka bisa pulang ke rumah karena hasil rapid tesnya negatif. Beberapa di antaranya yang hasil tesnya positif, telah mengikuti proses perawatan yang beberapa di antaranya telah sembuh.
Untuk diketahui, sebagian besar kepulangan PMI diorganisir oleh Kementerian Luar Negeri melalui Kantor Perwakilan di negara mereka bekerja. Gugus Tugas memperoleh informasi yang jelas terkait awak cruise apa saja yang pulang, jumlahnya, menggunakan pesawat apa dan jam kedatangan, sehingga tim kami pasti siaga di bandara.
Namun, kata Dewa Indra, ada juga yang pulang tidak melalui jalur itu, sehingga tiba di Bali melalui jalur domestik dan waktu kedatangan tidak pasti. Meski tanpa kepastian jadwal, tim tetap melakukan pengawasan di terminal kedatangan domestik agar tak ada yang lolos dari pemeriksaan. “Kami tetap berupaya optimal,” katanya.
Kepada seluruh masyarakat, tim Gugus Tugas terus mengingatkan terus mengingatkan agar disiplin menggunakan masker. Mereka yang sehat menggunakan masker berbahan kain, sedangkan yang sakit harus menggunakan masker standar kesehatan yang lebih efektif. Disiplin mencuci tangan mengunakan sabun, terutama sebelum menyentuh bagian wajah seperti mata, hidung dan mulut. Disiplin tetap berada di rumah, jaga jarak aman ketika terpaksa harus beraktifitas di luar rumah.
Jika pintu masuk dapat dijaga dengan baik, dan yang harus melakukan karantina berperilaku disiplin, serta masyarakat disiplin melaksanakan imbauan pemerintah, diyakini penyebaran Covid-19 dapat dihentikan. Harus dipahami bahwa pandemi ini tak hanya menimbulkan dampak kesehatan, namun juga berdampak pada berbagai sektor, temasuk ekonomi. Oleh sebab itu, upaya pencegahan penyebaran menjadi begitu penting agar situasi dapat segera pulih.
“Saya juga menyampaikan apresiasi kepada mereka yang tergerak dan terpanggil untuk berbagi dan menyumbangkan masker. Karena tidak semua masyarakat punya kemampuan untuk membeli masker. Apresiasi dan penghargaan juga saya berikan kepada masyarakat yang disiplin menggunakan masker, karena dengan begitu kita tak punya potensi untuk menyebar penyakit ke orang lain. Dengan demikian, kita semua telah menjadi pahlawan kemanusiaan. Covid-19 ini adalah masalah besar yang sesungguhnya bisa kita atasi dengan cara sederhana,” kata Dewa Indra. (LE-DP1)