Mataram, LenteraEsai.id – Beredarnya video Youtube pemeriksaan puluhan penumpang sebuah bus di Terminal Tipe A Mandalika, Mataram, Minggu (29/3/2020) sore yang berjudul “Terminal Mandalika, Penumpang Jakarta-Bima Status ODP, Dibiarkan Lewat”, sontak menimbulkan banyak perspektif dan keresahan di masyarakat.
Video berdurasi sekitar empat menit itu memperlihatkan petugas Terminal Tipe A Mandalika, Mataram memeriksa suhu tubuh penumpang bus antar-provinsi dari Jakarta-Bima menggunakan Thermo Gun. Hasilnya, dari 38 penumpang, 25 orang didapati memiliki suhu tubuh di atas rata-rata 38,5 hingga 39,7 derajat celcius.
Terkait tayangan video tersebut, Achmad Erwin Rahadi, staf pada Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XII Bali-NTB yang bertugas di Terminal Mandalika, Mataram, mengklarifikasi bahwa tidak benar ada penumpang bus yang berstatus ODP (orang dalam pengawasan) yang dibiarkan lewat seperti tertulis di judul video yang sempat tertayang di media sosial.
Ia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Di mana setiap penumpang harus dilakukan cek suhu tubuh dan melalukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait. Namun demikian, menurutnya ada mispersepsi (kesalahpahaman) dalam judul video tersebut.
Ia menerangkan, saat pemeriksaan awal memang didapati 25 orang dari 38 penumpang tersebut yang suhu tubuhnya di atas rata-rata. Namun, setelah pengecekan ulang, ternyata suhu tubuh ke 25 penumpang tersebut normal. Oleh karena itu, mereka diizinkan lewat.
Adanya perbedaan hasil pemeriksaan awal tersebut, menurut Erwin disebabkan oleh beberapa hal, yakni faktor AC mobil yang mereka tumpangi mati dan saat diperiksa penumpang tersebut belum makan. Dan juga, faktor baterai alat Thermo Gun yang mereka gunakan ternyata kondisinya kurang maksimal.
Setelah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, tim kemudian mengarahkan para penumpang tersebut agar beristirahat beberapa menit, kemudian pemeriksaan kembali dilakukan dengan baterai Thermo Gun yang telah diganti baru, hasilnya suhu tubuh 25 penumpang tersebut menunjukkan angka yang normal.
Terkait beredarnya video tersebut, iapun mengaku tidak menyangka bahwa kegiatan pemeriksaan yang ia dan timnya lakukan tersebut akan menjadi pemberitaan. Terlebih terjadi kesalahpahaman dalam judul yang dibuat, sehingga menimbulkan keresahaan di masyarakat.
“Terkait rekaman berita pada saat saya bertugas pada hari Minggu, 29/03/2020, ternyata menjadi berita yang menimbulkan salah pengertian dan berdampak negatif dalam persepsi masyarakat. Bersama ini izinkan saya menyampaikan klarifikasi dan sebelumnya saya mohon maaf kepada instansi yang bersangkutan atas berita tersebut,” ujar Achmad Erwin Rahadi melalui video klarifikasinya Rabu, (01/4/2020).
Iapun menegaskan tidak bermaksud menyalahkan siapapun dalam kejadian ini. Yang terpenting saat ini, menurutnya, adalah meluruskan informasi salah yang telah beredar tersebut, agar masyarakat kembali menjadi tenang.
Terlebih di tengah kondisi seperti saat ini, menurutnya, semua pihak harus bahu-membahu menghadapi ancaman penyebaran Covid -19. “Tidak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, hanya perlu diluruskan saja. Menghadapi situasi ini (Covid-19) penting untuk saling bahu-membahu, bersama-sama membangun optimisme,” ucapnya, menegaskan. (LE-MT)