Dewa Indra: Mari Buat Dunia Kagum atas Kemampuan Desa Adat ‘Perangi’ Corona di Bali

Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra

Denpasar, LenteraEsai.id – Dunia kini sedang menghadapi situasi pandemi atau wabah global Virus Corona (Covid-19). Para pemimpin dunia dan juga di tamah air sedang mengerahkan segenap kemampuan dan sumberdaya untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 melalui berbagai strategi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), para praktisi dan pemerhati kesehatan, serta lembaga-lembaga pemerintahan di seluruh dunia, kini sedang berjuang untuk bisa memenangkan ‘peperangan’ melawan Covid-19 yang sampai saat ini masih terasa sulit untuk dikalahkan.

Bacaan Lainnya

Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra di Denpasar, Selasa (31/3) mengatakan, mencermati dan mempelajari ‘strategi perang’ sejumlah-negara di dunia dan daerah-daerah lain di Indonesia dalam menaklukkan musuh bersama yaitu Covid-19, Bali memiliki kiat dan ‘kekuatan’ tersendiri yang begitu besar.

Dewa Indra yang juga Sekda Provinsi Bali mengungkapkan, di tengah situasi sulit, penuh tantangan, ancaman risiko yang sangat tinggi, sumberdaya yang terbatas, kurang taat dan disiplinnya sebagian warga masyarakat dalam mengikuti arahan kebijakan pemerintah untuk pengendalian Covid- 9, pihaknya teringat akan institusi kebanggaan masyarakat, institusi yang telah dikenal masyarakat dunia karena keberhasilannya dalam banyak hal, yakni desa adat.

“Saya teringat akan kehebatan desa adat mendisiplinkan krama desa untuk melaksanakan Nyepi, baik Nyepi tahun saka maupun Nyepi Desa yang merupakan tradisi di banyak desa adat. Saya juga teringat akan kemampuan desa adat dalam menggerakkan masyarakat untuk mensukseskan program-program pemerintah,” ucapnya.

Dalam kegelapan situasi pandemi global Covid19 ini, kata Dewa Indra, pihaknya melihat secercah cahaya optimisme. Jika telah termelihat bukti nyata keberhasilan desa adat dalam mendisiplinkan warga untuk tertib pelaksanaan Nyepi, mengapa potensi ini tidak dimanfaatkan. Masalah paling berat yang dihadapi dalam pencegahan Covid-19 ini adalah kurang taat dan disiplinnya masyarakat melaksanakan arahan pemerintah, seperti mengurangi aktivitas di luar rumah, meniadakan keramaian, meniadakan hiburan, meniadakan acara/kegiatan yang melibatkan orang banyak, menjaga jarak (social distancing / physical distancing), perilaku hidup bersih dan sehat, etika batuk/bersin/meludah, dan lain-lain. Padahal semua itu adalah kunci utama untuk mencegah penularan/penyebaran Covid-19. Namun diyakini, desa adat memiliki kemampuan dan wibawa untuk menegakkan hal-hal tersebut bagi krama desa.

Dikatakan, secara formal Gubernur Bali dan Majelis Desa Adat Provinsi Bali telah menandatangani Keputusan Bersama tentang Pembentukan Satgas Gotong Royong Penanggulangan Covid-19 Berbasis Desa Adat di Bali. Keputusan Bersama ini bukan bentuk kepanikan, tetapi berangkat dari keyakinan dan kepercayaan Pemerintah Provinsi Bali terhadap desa adat. Pembentukan Satgas Gotong Royong Berbasis Desa Adat ini sebaiknya tidak dimaknai sebagai penugasan, akan lebih baik dimaknai sebagai panggilan kehormatan atas dasar kepercayaan kepada desa adat untuk hadir dalam penanggulangan Covid-19 di Bali bersama-sama pemerintah dan elemen masyarakat lainnya, kata Sekda Dewa Indra, mengharapkan .

Sekda Dewa Indra menyebutkan, jika desa adat di Bali berhasil menegakkan disiplin krama desa uuntuk melaksanakan protokol pencegahan Covid-19 dengan tertib melalui upaya sekala dan niskala, maka penyebaran Covid-19 di Bali pasti bisa dihentikan, yang berarti memenangkan peperangan. Pada saat itu dunia akan mengarahkan pandangannya ke Bali, semua orang akan merasa kagum dan menaruh rasa hormat kepada desa adat.

“Apa yang saya sebutkan itu tentu saja merupakan peluang dan tantangan bagi para prajuru desa adat. Kekaguman masyarakat dunia akan tertuju kepada kepemimpinan prajuru desa adat. Di tengah situasi sulit ini, saya memperlihatkan peluang kepada prajuru desa adat untuk tampil ke depan. Momentum kuat ini hanya sekali, sulit kita dapatkan lagi, karena itu alangkah baiknya kita manfaatkan. Mari kita buat dunia terkagum-kagum akan kemampuan desa adat di Bali yang bisa memenangkan perang melawan Covid-19. Saat yang tepat bagi desa adat untuk tampil ke depan,” ujarnya, menjelaskan. (LE-DP1)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *