Kulkul Keramat Dikabarkan Berbunyi, Puri Klungkung Segera Gelar Ritual Tolak Bala

Kulkul di Puri Agung Klungkung, Bali

Semarapura, LenteraEsai.id – Sebuah kentongan atau kulkul yang dikeramatkan di Puri Agung Klungkung, Bali disebut-sebut sempat ‘mesuara’ atau berbunyi tepat sehari menjelang Hari Raya Nyepi, yakni pada 24 Maret 2020.

Bergemanya suara kulkul yang dikhabarkan sempat didengar oleh seorang jro mangku penekun spiritual di daerah Selat, Kabupaten Karangasem, terjadi pada bulan gelap atau tilem pada Selasa (24/3) malam pukul 20.20 Wita.

Bacaan Lainnya

Banyak kalangan yang kemudian mengartikan suara kulkul berikut pukul 20.20 tersebut sebagai tahun 2020 yang diduga akan terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, yang sifatnya massal akan muncul di Bali.

Berkenaan dengan itu, warga menanggapinya dengan beramai-ramai memasang daun pandan duri bersama ‘sate’ bawah merah, bawang putih dan cabe rawit yang diikat benang tridatu, dipasang di depan sebelah kanan pintu atau angkul-angkul pekarangan rumah tinggal.

Pemasangan tersebut dipercayai warga sebagai perangkat simbolis penolak bala dan hal-hal yang kurang menguntungkan lainnya, yang bersumber dari sesuatu yang bersifat niskala. Bahkan, pascakulkul itu dikabarkan berbunyi, warga dari berbagai wilayah di Bali beramai-ramai melakukan persembahyangan ke Puri Agung Klungkung guna memohon keselamatan dan kerahayuan.

Melihat berbondong-bondongnya warga yang datang untuk bersembahyang, Penglingsir Puri Agung Klungkung Ida Dalem Semara Putra menyatakan bahwa pemerintah telah mengeluarkan instruksi tidak boleh berkumpul untuk menghindari penyebaran Virus Corona, sehingga diumumkan bahwa warga tidak diperkenankan ‘nunas ica’ langsung di ‘Pejenengan’ Puri Agung Klungkung.

“Nunas ica dapat dilakukan dari rumah masing-masing menggunakan sarana dan prasarana menurut keyakinan dan desa kalapatra,” kata Ida Dalem Semara Putra, menjelaskan.

Puri Agung Klungkung tidak menyarankan persembahan wewantenan secara spesifik untuk menolak wabah Virus Corona dan hal lain yang diduga dapat menimbulkan malapetaka.

Ida Dalem Semara Putra mengingatkan, sarana yang telah dilaksanakan masyarakat berupa pemasangan daun pandan berduri, bawang merah dan putih, cabai dan uang kepeng asiki yang diikat dengan benang tridatu dan penulisan tapak dara dari kapur sirih, hendaknya tetap dilanjutkan.

“Puri Agung Klungkung akan melaksanakan upacara sekaligus nunas pakuluh Ida Betara Pejenengan pada hari Soma Kliwon Uku Krulut pada 30 Maret 2020, dan selanjutnya tirta bisa dibagikan ke masing-masing desa adat jika diperlukan,” ujarnya seraya menambahkan upacara ini bertujuan untuk menolak bala dan memohon keselamatan. (LE-KL)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *