Singapura, LenteraEsai.id – Kolaborasi alat musik tradisional Sanxian dan musik modern, memukau penonton dalam konser artis musik Singapura Jessica Lu Esplanade Recital Studio pada Jumat, 31 Januari 2020.
Konser bertema ‘String of Time’ yang berdurasi 1 jam 15 menit itu, mampu membius pecinta musik Singapura. Studio berkapasitas 245 tempat duduk, terisi penuh oleh penonton.
Koresponden LenteraEsai.id dari Singapura melaporkan, para penonton sudah mulai antri di pintu masuk dua jam sebelum konser dimulai. Merebaknya Virus Corona tidak menyurutkan antusias pecinta musik untuk menyaksikan konser yang tergolong langka itu.
Pementasan diawali dengan permainan ‘Dance of the Wind Chimes’ Sanxian solo oleh Jessica. Sambutan paling meriah pada konser kali ini adalah pada saat Jessica berkolaborasi dengan Grand Master alat music Guzheng dari China.
“Fantastic!,” ujar salah seorang penonton yang terpukau pada permainan klasik yang luar biasa menawan, indah, tegas dan menghanyutkan.
Musisi cantik Jessica Lu kelahiran Xi’An China, memang mencintai musik tradisional dari usia belia. Ia telah mahir memainkan sanxian di usia 12 tahun, yang merupakan alat petik mirip gitar dengan 3 senar khas Negeri Panda.
Penampilan perdananya pada tahun 1994 di Shanghai Concert Hall,membawa Jessica meraih gelar Best Perfomer Award di tahun 1995 dari Internasional Chinese Music Competition.
Ditanya mengenai makna ‘String Of Time’, Jessica menjelaskan secara singkat bahwa ini merupakan perjalanan karier musik Senxian yang telah ditekuninya selama 20 puluh tahun, dan masih ia geluti hingga kini dan mendatang.
Raymond Ting, salah seorang penonton penikmat musik yang membawa istri, anak-anak dan ibunya menyatakan bahwa pementasan music kolaborasi berkelas sangat jarang dijumpai, memperkenalkan musik kepada generasi muda sangatlah penting. “Salah satu caranya adalah dengan menyaksikan langsung pementasan secara live,” ujar Raymond Ting.
Sementara penonton lain Carmen Too menyebutkan kegiatan ini merupakan ‘the whole performance was beautifully put together’.
Para musisi multitalenta pendukung yang ikut serta dalam pementasan kali ini, Mike Chiang memainkan Erhu, Colin Yong (bass dan seruling), Goh Si Kai (keyboardist), Mohamad Noor (drum, tabla dan hanging drum), perkusi dan didgeridoo dimaikan oleh Reggie Perera, serta Yan Yu memainkan pipa.
Jessica Lu dalam pementasan secara internasional ini, secara aktif mengikuti festival musik seperti di Perancis, Jepang, Scotlandia, dan Amerika. Acara konser diakhiri dengan irama ‘The Last Dance’ dan acara tanda tangan oleh Jesssica Lu. (LE-GN)