Denpasar, LenteraEsai.id – Di tengah hiruk pikuk Kota Denpasar, terselip kisah pilu tentang makhluk-makhluk tak berdaya yang sering kali luput dari perhatian. Anjing dan kucing, dua spesies hewan yang begitu akrab dengan kehidupan manusia, justru tak jarang menjadi korban keegoisan dan ketidakpedulian. Ironisnya, kedekatan inilah yang membuat keberadaan mereka seolah dianggap remeh, hingga tega dibuang begitu saja ke jalanan, bahkan saat masih kecil dan membutuhkan kasih sayang induknya.
Pemandangan menyayat hati kerap kali terlihat: anjing dan kucing kurus kering dengan luka borok menganga, atau hewan-hewan senja yang ditinggalkan karena dianggap tak lagi berguna. Perlakuan keji ini seolah menjadi noda kelam dalam interaksi manusia dan hewan peliharaan.
Lantas, bagaimana seharusnya kita bersikap menyaksikan tindakan tak bertanggung jawab ini? Jro Ayu, seorang wanita penuh kasih asal Denpasar Timur yang mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan anjing dan kucing terlantar, memberikan pencerahan.
Menurutnya, ada beberapa langkah konkret yang bisa kita lakukan: memberikan edukasi tentang pentingnya tanggung jawab memelihara hewan dan dampak buruk penelantaran, melaporkan tindakan pembuangan hewan kepada pihak berwenang, memberikan pertolongan pertama pada hewan terlantar dengan makanan, air, dan tempat aman, serta aktif menggalakkan adopsi melalui berbagai platform.
“Penting untuk kita sadari, hewan peliharaan itu juga punya hak untuk dirawat dan dilindungi,” ujar Jro Ayu dengan nada penuh harap saat ditemui di kantor LenteraEsai, yang tengah merayakan hari jadinya ke-7 tahun Sabtu 19 April 2025.
“Mereka juga ciptaan Tuhan, sama seperti kita punya hak untuk hidup di dunia ini. Menghargai mereka adalah salah satu cara kita memuliakan Sang Pencipta.”
Lebih jauh, Jro Ayu yang mendalami sisi spiritualitas, melihat fenomena ini dari sudut pandang yang lebih dalam. “Dalam ajaran Hindu, ada konsep Karma. Saya percaya, terkadang hewan yang kita lihat bukanlah sekadar binatang, tapi bisa jadi jelmaan manusia yang mendapat kutukan atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya. Mereka mencari orang-orang spiritual untuk membantu meningkatkan derajatnya.”
Pengalaman pribadinya pun memperkuat keyakinan ini. Ia bercerita tentang seekor anjing yang tiba-tiba muncul di dekat rumahnya dalam keadaan terluka parah. Anehnya, anjing itu seolah mengerti dan berpamitan sebelum akhirnya menghilang. Kisah serupa juga terjadi pada anjing titipannya di penampungan, yang seolah mencari Jro Ayu sebelum menghembuskan napas terakhir.
Bagi Jro Ayu, merawat puluhan anjing dan kucing terlantar adalah amanah dari Tuhan. “Ini mungkin jalan saya, saya tidak akan berhenti meskipun berat. Tapi saya sangat kecewa dan marah melihat orang-orang yang tega membuang anak anjing dan kucing yang bahkan belum bisa makan. Bagaimana saya harus memberi mereka makan?” ungkapnya dengan nada prihatin, mengenang seekor anak kucing lumpuh yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan.
Ia pun tak lupa menyampaikan harapannya kepada pemerintah daerah untuk lebih peduli terhadap nasib hewan-hewan terlantar. “Saya miris mendengar rencana eliminasi hewan liar. Tidak semua hewan di jalanan itu liar, banyak juga yang dulunya dipelihara lalu dibiarkan berkeliaran. Seharusnya pemerintah lebih menggalakkan program vaksinasi dan imunisasi, jangan hanya bertindak setelah ada kasus rabies,” tegasnya.
Jro Ayu mencontohkan bagaimana negara lain memiliki aturan tegas terkait penelantaran hewan, bahkan bisa berujung pada hukuman penjara. Ia berharap Indonesia juga memiliki undang-undang serupa agar masyarakat lebih bertanggung jawab terhadap hewan peliharaannya. “Jangan sampai hewan itu dibuang saat sakit atau saat beranak. Kenapa tidak disteril saja? Banyak yayasan yang menawarkan steril gratis, hanya perlu kemauan kita untuk mengantarnya.”
Lantas, bagaimana Jro Ayu bisa memiliki hati seluas samudra hingga menjadi ‘ibu asuh’ bagi puluhan hewan terlantar? Semuanya berawal dari sisa makanan sehari-hari yang ia berikan kepada anjing-anjing liar di sekitar rumahnya. Semakin hari, ia semakin banyak melihat hewan terlantar yang mencari makan di tumpukan sampah.
Pemandangan itu menyentuh hatinya. Ia pun berinisiatif memasak makanan khusus untuk mereka, yang awalnya hanya satu kilogram beras, kini bisa mencapai tiga kilogram setiap harinya, ditambah tetelan ayam, hati, dan ikan pindang untuk kucing. Jumlah anjing yang ia rawat mencapai 32 ekor, sementara jumlah kucing sulit dihitung karena seringkali datang dan pergi.
Meskipun banyak yang kagum dengan kebaikannya, Jro Ayu mengaku ada rasa marah setiap kali mengetahui ada orang yang sengaja membuang hewan peliharaannya di jalan.
Beruntung, di tengah perjuangannya, ada beberapa teman dan pasien yang turut membantu meringankan beban Jro Ayu, terutama dalam hal pendanaan. Beberapa anak anjing titipannya juga ada yang diadopsi. Namun, kebutuhan pakan dan perawatan puluhan hewan ini tetaplah besar. Setiap harinya, ia membutuhkan sekitar Rp70.000 untuk membeli beras, tetelan ayam, hati, makanan kering untuk anjing dan kucing, serta ikan pindang.
Keterbatasan tempat tinggal membuatnya tidak bisa membawa hewan-hewan itu ke rumahnya. Ia terpaksa menitipkan mereka di beberapa penampungan, bahkan rela meminjamkan tanahnya untuk membantu biaya penampungan di Plaga.
Di balik segala keterbatasan, semangat Jro Ayu tak pernah padam. Ia tahu, hewan-hewan itu menunggunya di tempat-tempat biasa ia memberi makan. Bahkan, mereka rela menunggu berjam-jam hanya untuk mendapatkan sedikit perhatian dan makanan darinya. “Karena saya juga orang spiritual, saya menghargai semua makhluk hidup ciptaan Tuhan. Semua yang saya lakukan ini atas izin Beliau,” pungkasnya.
Kini, Jro Ayu mengetuk hati nurani masyarakat luas, terutama bagi mereka yang peduli terhadap makhluk hidup. Uluran tangan dan donasi sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup puluhan anjing dan kucing terlantar di wilayah Denpasar Timur. Bagi siapa saja yang tergerak hatinya untuk membantu, dapat menghubungi Jro Ayu melalui WhatsApp di nomor: 0878-6057-3868. Kisah Jro Ayu adalah cerminan bahwa di tengah gemerlap kota, masih ada secercah harapan bagi mereka yang tak berdaya, asalkan ada hati yang tulus untuk peduli. (LE-VJ)