Denpasar, LenteraEsai.id – Pemerintah Kota Denpasar berkolaborasi dengan ‘Yayasan Bali Bersama Bisa’ akan memberikan layanan inklusif sebagai upaya pencegahan kasus bunuh diri dan penanganan masalah kejiwaan bagi masyarakat.
Hal ini terungkap saat tim dari Yayasan Bali Bersama Bisa bertemu Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa yang didampingi Kadis Sosial IGA Laxmy Saraswati, Kadis Kominfo IB Alit Adhi Merta, Kadis Kesehatan dr Luh Putu Sri Armini serta Sekretaris BPBD Ardy Ganggas, di Denpasar, Rabu (23/2).
Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa mendukung penuh terjalinnya kerja sama inklusif terutama terkait pencegahan bunuh diri yang misalnya karena kekerasan seksual, tekanan sosial, tekanan ekonomi atau lainnya. “Bila selama ini penanganan skyzofrenia sudah dilakukan Rumah Berdaya, maka ini bisa menjadi alternatif meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kota Denpasar,” ujar Arya Wibawa.
Ia menambahkan, pihaknya ingin agar sesegera mungkin untuk mengeksekusi program ini dan menindaklanjutinya, sehingga bisa mencegah keinginan orang untuk bunuh diri. “Bila program inklusif ini berjalan baik, maka akan menjadi terobosan yang pertama di Bali dan akan menambah jangkauan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Sementara dr I Gusti Rai Putra Wiguna dari Yayasan Bali Bersama Bisa menjelaskan, pihaknya membuat suatu program yang disebut dengan Lisa Helpline. Program ini adalah saluran telepon (hotline) untuk konseling pencegahan bunuh diri.
Pihak Yayasan Bali Bersama Bisa memberi pelayanan selama 24 jam yang bersifat inklusif, baik dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Program ini merupakan kolaborasi 13 komunitas.
“Program ini sejak April 2021 sudah melayani 964 service user atau masyarakat seluruh Indonesia, di mana 30 persennya warga asal Bali. Kami memberi layanan konsultasi dengan tenaga ahli, berupa layanan krisis, dan memberi layanan yang lebih komperhensif bekerja sama dengan Pemkot Denpasar,” ucapnya.
Putra Wiguna menyebutkan bahwa pihaknya melihat sumberdaya di OPD Kota Denpasar sudah ada program serupa dan sudah berjalan di masing masing dinas, ditambah layanan kesehatan di RSUD Wangaya dan cover BPJS Kesehatan terkait layanan ini.
“Bila program kami dan program Pemkot Denpasar sudah terkoneksi, maka di bulan Maret kami berharap nantinya juga bisa berfungsi sebagai crisis centre serta safety house. Program ini bisa dioperasikan sejalan dengan program untuk penanganan korban kekerasan agar tidak berujung upaya bunuh diri,” katanya.
Dijelaskan bahwa hotline pelayanan bisa diakses mellaui Whatsapp dan telepon di 08113855472 (Bahasa Indonesia) dan 08113815472 (English Speaking), serta dilayani oleh 64 operator. (LE-DP)