judul gambar
AdvertorialHeadlinesKlungkung

Gubernur dan Wagub Tinjau Produksi Garam Tradisional Lokal Bali di Kusamba

Klungkung, LenteraEsai.id – Gubernur Bali Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) kembali blusukan ke pesisir pantai untuk melihat langsung proses produksi garam tradisional lokal Bali.

Seperti pada Rabu (Buda Pon, Sungsang) 3 November 2021, Gubernur dan Wagub datang melihat dari dekat produk garam yang sedang dikerjakan oleh Kelompok Petani Garam Kusamba Sarining Segara di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.

Turut menyertai kunjungan tersebut, Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster bersama Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita Provinsi Bali Ny Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta berserta Ketua TP PKK Kabupaten Klungkung Ny Ayu Suwirta, Ketua DPRD Klungkung Anak Agung Gde Anom, Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma, dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali I Made Gunaja.

Blusukan ke tempat pembuatan garam tradisional lokal Bali yang terus digencarkan oleh Gubernur Wayan Koster di sepanjang pesisir pantai Pulau Dewata, dimaksudkan untuk memastikan kondisi produksi garam tradisional lokal Bali berjalan lancar, atau sebaliknya mengalami hambatan di lapangan.

Selain itu juga untuk mempertegas pelaksanaan dari kebijakan Pemerintah Provinsi Bali yang telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali.

SE yang diterbitkan pada Selasa (Anggara Paing, Tolu), tanggal 28 September 2021 itu, merupakan wujud nyata keberpihakan dan komitmen Pemerintah Provinsi Bali terhadap sumber daya lokal dengan berperan aktif untuk melindungi, melestarikan, memberdayakan, dan memanfaatkan Produk Garam Tradisional Lokal Bali sebagai salah satu basis pengembangan perekonomian Bali untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan Krama Bali secara sekala-niskala; dan Mengimplementasikan 6 (enam) sektor unggulan yang tertuang
dalam konsep Ekonomi Kerthi Bali, salah satunya di sektor: Kelautan/Perikanan; dan  Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi.

Saat kegiatan peninjauannya di Desa Kusamba, Gubernur Bali Wayan Koster bersama Wakil Gubernur Bali Cok Ace menyempatkan waktu menyiram ladang pasir dengan menggunakan air laut yang diangkut menggunakan alat tradisional timba.

Gubernur Koster menilai produk garam tradisional lokal Bali di Kusamba memiliki rasa yang gurih dan berkualitas, meskipun proses pembuatannya harus melalui proses penyaringan air laut hingga penjemuran dengan menggunakan alat tradisional.

Kehadiran Gubernur Bali ke tempat penggaraman di Kusamba itu dimanfaatkan oleh Ketua Kelompok Petani Garam Kusamba Sarining Segara, Mangku Wayan Rena untuk menyampaikan aspirasi terkait hambatan yang dialami para petani dalam memproduksi garam, seperti:
1). Para petani merasa merugi, kalau para tengkulak mempermainkan harga garam Kusamba; 2). Petani garam memohon bantuan Palung (Alat tradisional yang terbuat dari batang pohon kelapa utuh yang dibelah dua, dengan memiliki fungsi untuk tempat memproses pengkristalan/penggaraman, red) kepada Gubernur Bali Wayan Koster untuk meningkatkan produksi garam Kusamba dan agar rasanya tetap terjaga ‘khas’.

“Saya mohon bantuan Bapak Gubernur Bali untuk memberikan Palung ke petani garam Kusamba, karena proses pengaraman yang menggunakan palung akan lebih bagus hasil panennya, seperti memiliki rasa yang gurih,” kata Mangku Wayan Rena, sembari menambahkan, yang ketiga (3). Kelompok Petani Garam Kusamba Sarining Segara juga memohon agar Gubernur Bali memfasilitasi terbitnya izin Indikasi Geografis untuk produksi garam di Kusamba, mengingat garam di Kusamba memiliki potensi yang sangat luar biasa di pasaran.

“Saat musim panen tiba, garam ini sudah diminati para tengkulak hingga terjual sampai ke Surabaya, namun belum terjual di berbagai pasar modern. Kemudian saat musim normal, kami bisa memproduksi garam sampai 4 ton dalam jangka waktu 1 bulan yang dikerjakan oleh kelompok kami dengan anggota 17 orang. Mengenai harganya bervariasi, ada yang dijual per 1 kg itu seharga Rp 20 ribu untuk garam geo membran, ada juga yang dijual sampai Rp 25 ribu untuk garam palung,” katanya di hadapan Gubernur Bali sambil mengungkapkan keuntungan yang diraihnya per bulan mencapai Rp 4 juta, dan berharap adanya regenerasi di sektor pertanian garam tradisional lokal Bali ini.

Mendengar aspirasi tersebut, Gubernur Wayan Koster yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, menegaskan bahwa akan memberikan bantuan Palung tersebut kepada petani garam di Kusamba, karena kondisinya mendesak.

Untuk hasil produksi, Gubernur jebolan ITB ini mengajak Kelompok Petani Garam Kusamba Sarining Segara untuk memasarkan hasil produksinya ke pasar modern dengan branding atau kemasan produk yang bagus. Karena, sekarang sudah ada Surat Edaran (SE) Gubernur Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali, yang memungkinkan produk garam tradisional lokal Bali masuk pasar modern, apalagi produknya sudah memiliki Indikasi Geografis (IG). “Karena izin Indikasi Geografisnya belum keluar, saya sudah perintahkan Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali untuk segera memproses izin tersebut, agar cepat terbit,” tegas mantan anggota DPR-RI 3 periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini.

Sementara itu Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali, I
Made Gunaja melaporkan hasil koordinasi pihaknya dengan Kanwil Kemenkumham Bali. Di hadapan Gubernur Bali, ia menjelaskan bahwa untuk izin Kekayaan Intelektual berupa Indikasi Geografis Garam Kusamba saat ini sedang proses dan sekarang sudah memasuki tahap pemeriksaan subtansi. “Setelah ini selesai, maka sertifikat izin tersebut sudah bisa diterbitkan,” lapornya.

Sebagai penutup, Gubernur Bali bersama Wakil Gubernur Bali mengingatkan Bupati Klungkung dan Kelompok Petani Garam Kusamba Sarining Segara untuk tidak memberikan izin kepada pengusaha hotel, villa/restaurant membangun di kawasan produksi garam yang ada di Kusamba. Hal ini ditekankan oleh Gubernur Wayan Koster agar lahan produksi garam di Kusamba tetap lestari keberadaannya dan
meningkat produksinya.

Di sisi lain, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menilai kondisi pertanian garam Kusamba yang masih tradisional ini memiliki nilai di bidang daya tarik wisata. “Jadi saya setuju kalau kegiatan pertanian garam Kusamba ini berjalan beriringan dengan konsep wisata, karena dulu saya sempat antar tamu ke sini dan suasananya sangat menarik karena keunikannya, sehingga cocok sebagai destinasi wisata. Untuk itu, saya mohon gaya arsitektur bangunan produksi garamnya dilestarikan,” ujar Wagub Cok Ace, mengharapkan.

Diakhir acara, Ketua TP PKK Provinsi Bali Ny Putri Suastini Koster bersama Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita Provinsi Bali Ny Tjokorda Putri Hariyani Ardhana Sukawati yang didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Klungkung Ny Ayu Suwirta, menyerahkan bantuan beras kepada Kelompok Petani Garam Kusamba Sarining Segara.  (LE-KL1)

Lenteraesai.id