judul gambar
HeadlinesJakarta

Erupsi Gunung Ile Lewotolok Capai 26 Kali Sehari

Lembata, LenteraEsai.id – Akltivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mengalami peningkatan sejak Desember 2020, hingga kini belum menunjukkan ada tanda-tanda akan mereda.

Bahkan, hasil pengamanan pihak PVMBG justru aktivitas Ile Lewotolok terus melejit sejak beberapa hari ini, di mana letusan gunung sempat mencapai 26 kali sehari.

Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata yang dihimpun dari hasil koordinasi dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), menunjukkan bahwa erupsi Ile Lewotolok sempat terjadi hingga 26 kali dalam sehari.

“Peningkatan terjadi sejak awal bulan ini. Bahkan sejak dua minggu ini bisa mencapai 25 hingga 26 kali erupsi per hari,” kata Kepala Bidang Darurat dan Logistik (Darlog) BPBD Kabupaten Lembata, dr Geril H Noning saat dihubungi melalui saluran telepon, Kamis (7/10) malam.

Gunungapi yang berada di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, NTT itu, kata Geril Noning, rata-rata mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian antara 300-800 meter dari puncak kawah.

Beberapa waktu tertentu, hujan abu vulkanik juga turun dan berdampak ke sejumlah wilayah penyangga gunung api tersebut. Kendati demikian, warga tetap tenang dan dapat menyesuaikan diri serta sudah mengikuti arahan dari pihak yang berwenang.

“Masyarakat sudah ‘ready’ dengan kondisi itu dan apabila terjadi apa-apa tentu petugas akan secepatnya mengambil langkah-langkah yang diperlukan.” ujar Geril.

Sebagai upaya untuk memberikan dukungan kepada masyarakat dalam rangka mitigasi dan penguatan kapasitas, BPBD Kabupaten Lembata telah aktif memberikan sosialisasi terkait erupsi Ile Lewotolok.

BPBD Kabupaten Lembata juga telah menyiapkan tempat pengungsian masyarakat dan memberikan sosialisasi kepada mereka apa yang diperlukan serta bagaimana untuk mencapai tempat-tempat pengungsian tersebut, apabila memang diperlukan evakuasi terkait erupsi.

“Mereka juga dipersiapkan untuk ditarik ke pengungsian apabila memang perlu,” kata Geril, menandaskan.

Di samping itu, BPBD Kabupaten Lembata juga terus memberikan informasi kepada masyarakat agar selalu waspada apabila terjadi hujan di bagian puncak gunung api Ile Lewotolok.

Menurut Geril, hujan di puncak gunungapi yang memiliki ketinggian 1.432 mdpl itu, dapat berpotensi terjadi banjir lahar dingin. Terlebih, wilayah Indonesia sedang dan akan memasuki musim penghujan. “Kami ingatkan terus. Ini kan masuk musim penghujan,” kata Geril.

Berdasarkan data PVMBG per Kamis (7/10) pukul 18.00-24.00 Wita, Gunung Ile Lewotolok teramati 7 kali letusan dengan tinggi 300-600 meter di atas puncak dengan warna asap putih kelabu.

Gemuruh dan dentuman lemah hingga kuat terpantau dan lontaran material lava pijar teramati sejauh kurang lebih 300 meter mengarah ke tenggara.

Data pemantauan PVMBG per Jumat (8/10) pukul 00.00-06.00 Wita, Gunung Ile Lewotolok teramati jelas. Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga sedang setinggi 100-300 meter di atas puncak kawah.

Selama enam jam terakhir juga teramati 6 kali letusan asap berwarna putih dan kelabu setinggi 300 meter dengan warna asap putih dan kelabu. Gemuruh dan dentuman terpantau lemah hingga kuat dan teramati lontaran material lava pijar pada ketinggian kurang lebih 300 mdpl.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari PhD mengungkapkan, hingga saat ini status Gunung Ile Lewotolok masih berada pada level III atau ‘waspada’. PVMBG memberikian rekomendasi kepada masyarakat di sekitar gunung maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak/kawah.

Masyarakat Desa Jontona diminta selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah Gunung Ile Lewotolok.

Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, maka masyarakat yang berada di sekitar gunung api agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi Gunung Ile Lewotolok setiap saat dari PVMBG.

Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ile Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.

Pemerintah daerah, BPBD provinsi dan kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung, ujar Abdul Muhari, menjelaskan.  (LE-JK)

Lenteraesai.id