judul gambar
BadungHeadlines

Pemangku Sebut Kera Putih Jadi Raja di Wilayah Pura Goa Selonding

Badung, LenteraEsai.id – Seekor Kera Putih yang sempat menampakkan diri di kawasan Pura Goa Selonding kemudian viral di media sosial belakangan ini, telah membuat sejumlah warga menjadi penasaran hingga memutuskan untuk datang ke pura yang berlokasi di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung pada Sabtu, 7 Agustus 2021.

Kera Putih (Albino) disebut-sebut muncul sebagai fenomena yang berkaitan dengan gering agung, di mana saat ini memang dunia tengah dalam fase pandemi Covid-19. Selain itu, ada juga pendapat yang berlainan, yakni kehadiran kera yang menyerupai Sang Hanoman pada kisah pewayangan itu, sebagai pertanda baik.

Terlepas dari itu, kemunculan satwa langka yang terbilang jarang terjadi di hampir berbagai hutan di Bali, kini memantik perhatian banyak orang. Tak sedikit warga masyarakat yang mulai mempertanyakan, mengapa Kera Putih belakangan muncul atau ‘medal’ kembali ?.

Dalam kepercayaan Hindu di Bali, Kera Putih identik dengan ketokohan Hanoman yang dalam epos Ramayana disebutkan sebagai putera Batara Bayu dan Dewi Anjani. Di Bali, Kera Putih disebut ‘Wenara Petak’ atau ‘Bojog Putih’, yang dipercaya sebagai utusan Ida Bhatara untuk menjaga kestabilan alam semesta.

Kera Putih biasanya menampakkan diri jika ada pertanda alam, atau akan terjadinya suatu peristiwa besar yang perlu diketahui oleh masyarakat. Seperti ketika Gunung Agung akan meletus, sempat terlihat penampakan Kera Putih hilir mudik di lereng gunung, sehingga warga akhirnya waspada dan memilih pergi mengungsi saat itu.

Bagaimanakah dengan kemunculan Pera Putih di Pura Goa Selonding di Desa Pecatu, Kua Selatan, Badung apakah memang benar membawa pertanda niskala, khususnya tentang Gumi Bali ?

“Kera Putih ini memang muncul sesekali, namun tidak dapat dipastikan kehadirannya dengan pasti. Dan sesuai karakter Hanoman, beliau kalau muncul pasti membawa kebaikan atau firasat dan petunjuk yang positif bagi krama,” kata Jro Mangku Nyoman Suprapta selaku Pemangku Dalem Selonding, saat ditemui di lingkuran pura di Desa Pecatu, Sabtu (7/8/2021).

Dia melanjutkan bahwa dirinya telah menjadi pemangku selama 20 tahun di Pura Goa Selonding. Pada 15 tahun lalu, mendadak suatu ketika ia melihat kemunculan seekor Kera Putih, sementara tahun-tahun sebelumnya tidak pernah menyaksikan itu.

Saat pertama terlihat, warna bulu satwa tersebut memang sangat berbeda dengan hewan sejenis yang hidup liar di kawasan hutan di sekitar Pura Goa Selonding. Karena bulunya yang aneh, Jro Mangku Suprapta mengaku awalnya sempat menduga sebagai seekor binatang yang tengah menderita penyakit tertentu.

Akan tetapi, satwa berbulu putih itu sama sekali tidak menampakkan gejala dalam keadaan kurang sehat. Malah tampak begitu lincah, beraktivitas dengan normal bersama kera yang rata-rata berbulu kelabu, yang telah sejak lama hidup di antara hutan, bebatuan dan pantai di wilayah Pecatu, yang berbatasan langsung dengan laut selatan Pulau Bali.

“Dahulu bulunya masih dicampuri semburat warna merah, namun entah mengapa tahun ini bulunya tahu-tahu berubah putih mulus. Semburat merahnya hilang. Agaknya kera itu telah mencapai fase sempurna dalam kehidupan. Sekarang gerakannya juga makin berwibawa, sama sekali tidak agresif dan tidak pernah berbuat liar dengan menyerang pemedek,” ucapnya.

Jro Mangku Suprapta menuturkan, dalam penampakannya belakangan ini, Kera Putih terlihat bergerak dengan tenang, menunjukkan kewibawaan yang agung. Terlebih, kedudukan Kera Putih sepertinya telah ‘diangkat’ menjadi raja atau sang pemimpin bagi kawanan monyet yang ada di wilayah Pura Goa Selonding.

“Nampaknya Kera Putih yang berjenis kelamin jantan itu yang kini menjadi raja. Buktinya, semua kera takluk padanya,” ujar Jro Mangku Suprapta yang terus mengamati setiap ‘Sang Hanoman’ muncul di kawasan pura dalam beberapa hari ini.

Beberapa tahun sebelum Kera Putih ‘munggah’ menjadi raja, di kawasan Pura Goa Selonding terdapat raja yang terdahulu, yakni seekor kera jantan berukuran besar berwarna abu-abu gelap, mendekati hitam. Hal ini berlangsung selama bertahun-tahun. Akan tetapi, tanpa diketahui sebabnya, kera jantan itu mendadak hilang tidak diketahui keberadaannya. Setelah itu, tahu-tahu, muncul Kera Putih menggantikan posisi sebagai raja. Ini terlihat dari gerak-gerik kera-kera lain terhadapnya.

Mengenai keanehan yang pernah terjadi di Pura Goa Selondong, kata Jro Mangku Suprapta, ialah adanya sejumlah pemedek yang datang tangkil setelah sebelumnya mendapat pawisik yang menyuruh untuk bersembahyang di pura yang ada kera putihnya.

Pemedek tersebut sempat bingung, di mana pura yang ada kera putihnya. Namun setelah menanyakan kepada orang pintar, akhirnya diperoleh petunjuk agar yang bersangkutan tangkil ke Pura Goa Selonding di Desa Pecatu.

Sejak itu, Pura Goa Selonding semakin dikenal kalangan masyarakat luas sebagai pura yang tergolong unik karena ada kera putih yang berhabitat di sini. “Dan kera ini bukanlah pendatang, memang asli lahir dan besar di sini, karena saya menyaksikan sendiri sejak 15 tahun lalu,” ujar Jro Mangku Suprapta, meyakinkan.

Ia menegaskan, seekor Kera Putih tersebut sudah sejak begitu lama memunculkan diri di lokasi ini. Hanya saja, kehadirannya sewaktu-waktu, dan tak seorang pun yang dapat memastikan kapan satwa yang tampil sangat mencolok itu akan mulcul di hadapan manusia.

Sementara itu, sebelumnya sebuah video yang menampakkan kemunculan atau ‘medal’-nya seekor Kera Putih di kawasan Pura Goa Selonding sempat viral di media sosial.

Kontan video tersebut menjadi perbincangan yang menghebohkan di kalangan netizen dan masyarakat. Bahkan sampai ada yang mengaitkan bahwa kemunculan satwa yang tergolong langka di dunia itu sebagai pertanda akan adanya kejadian yang tak terduga di wilayah Bali.  (LE-BD)

Lenteraesai.id