judul gambar
HeadlinesJakarta

Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran Hingga Sejauh 1,1 Km

Yogyakarta, LenteraEsai.id – Gunung Merapi yang bagian kakinya bercokol di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah terus menunjukkan aktivitas vulkanik. BPPTKG memantau aktivitas awan panas guguran meluncur hingga sejauh 1.100 meter dari mulut kawah pada Jumat (9/7), pukul 04.55 WIB.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat awan panas guguran meluncur selama 83 detik, dengan material vulkanik mengarah ke barat daya gunung.

Sehari sebelumnya, Kamis (8/7), hal yang sama terjadi pada pukul 18.54 WIB dengan durasi 85 detik. Saat itu arah awan panas guguran menuju ke tenggarah dengan jarak luncur sejauh 1.100 meter.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari PhD mengatakan, Gunung Merapi yang terus menunjukkan aktivitasnya berada pada tingkat Siaga atau Level 3 sejak 5 November 2020.

BPPTKG masih menetapkan potensi bahaya sektoral terkait ancaman erupsi Gunung Merapi. Rekomendasi BPPTKG yaitu potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh 3 km ke arah Sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih, ucapnya.

Tingkat aktivitas Siaga atau Level 3, Abdul Muhari menjelaskan bahwa aktivitas terus mengalami peningkatan yang semakin nyata atau terjadi erupsi, serta ancaman bahaya erupsi dapat meluas, namun belum mengancam pemukiman penduduk. Lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak gunung.

Terkait dengan potensi bahaya tersebut, BPPTKG merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Selanjutnya, warga diimbau untuk mewaspadai bahaya lahar, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Di samping itu, kegiatan penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III, direkomendasikan untuk dihentikan. KRB merupakan parameter yang menjelaskan kawasan yang pernah terlanda atau teridentifikasi berpotensi terancam bahaya erupsi gunung api, baik secara langsung maupun tidak langsung. Potensi KRB III dapat berupa aliran lava, guguran lava, awan panas guguran dan lontaran batu pijar.

BPPTKG juga merekomendasikan pelaku wisata tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak gunung.

Terkait dengan aktivitas gunung api, BNPB selalu berkoordinasi dengan PVMBG maupun BPBD setempat. Abdul Muhari mengungkapkan, saat ini sebanyak 3 gunung api memiliki tingkat aktivitas Siaga atau Level 3, yaitu Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur dan Gunung Merapi.  (LE-YY)

Lenteraesai.id