judul gambar
HeadlinesKarangasemNews

Anak Yatim jadi Tukang Angkat Batako, Hidupi Ibu Stroke, Adik dan Kakek Neneknya

Karangasem, LenteraEsai.id – Anak yatim berusia 12 tahun, I Putu Arsa Guna Wibawa seakan tiada putus dirundung nasib malang. Dua tahun lalu, ayahnya meninggal dunia. Duka seketika menyentak kehidupan Putu Arsa yang hidup bersama ibunya (Dodak), adik perempuan (Ni Kadek Ayu Kusuma Dewi) dan kakek neneknya yang sudah lansia.

Kemalangan yang dialami keluarga yang tinggal di Banjar Sukaluwih, Desa Amerta Bhuana, Selat, Karangasem, Bali ini terus berlanjut. Sejak enam bulan lalu, Dodak mendadak terserang stroke, sehingga praktis tidak bisa beraktivitas dengan normal lagi. Dodak hanya bisa terbaring di kamar, karena kesulitan menggerakkan anggota badannya.

Sejak itu, Putu Arsa total mengurusi keluarganya. Mengangkat ibunya untuk diantar ke kamar mandi, menyiapkan makanan hingga membereskan pekerjaan rumah lainnya. Selain itu, karena tidak ada lagi yang bertindak sebagai tulang punggung keluarga, Putu Arsa pun mengambil inisiatif bekerja sebagai tukang angkat batako untuk menghidupi ibu, adik dan kakek neneknya.

“Bantuan sudah kita usahakan dari desa atau donatur, mengingat Putu Arsa masih terbilang anak-anak. Kasian juga nasibnya. Keluarga itu juga sudah punya kartu KIS. Yang jadi masalah, Putu Arsa harus menanggung dan mengurusi keluarganya, sementara ia sendiri masih anak-anak,” ujar Wayan Suara Arsana selaku Perbekel Amertha Buana, Selat, Karangasem, ketika memberikan keterangan pada media Lentera Esai, Rabu (4/6/2020).

Sementara itu, Kadus Sukaluwih Wayan Seriasa menambahkan, saat ini Putu Arsa kelas VI SD dan segera melanjutkan ke bangku SMP. “Saya tidak ingin Putu Arsa terputus pendidikannya. Ia bercita-cita jadi polisi, dan adiknya ingin jadi guru. Saya sebagai Kadus, saya berupaya semaksimal mungkin Putu Arsa dan keluarganya mendapatkan bantuan, sehingga pendidikannya tidak terhenti,” kata Wayan Seriasa. (LE-KR)

Lenteraesai.id