Singapura Terapkan ‘Circuit Breaker’, Dunia Usaha Retail Tempuh Jalur Online Shopping

Situasi pertokoan di Singapura

Singapura, LenteraEsai.id- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyatakan bahwa pihaknya memberlakukan ‘Circuit Breaker’ sebagai upaya memutus penyebaran Virus Corona atau Covid-19.

Dalam pidatonya yang ditayangkan lewat Youtube, Perdana Menteri Singapura menyebutkan, dengan diberlakukannya ‘Circuit Breaker’, dunia usaha yang tidak penting seperti toko-toko retail, diminta untuk tidak melakukan kegiatan operasional sejak Selasa, 7 April 2020.

Bacaan Lainnya

Bersamaan dengan itu, lanjut Lee Hsien Loong , seluruh sekolah yang ada di Singapura juga sudah harus mulai menerapkan sistem ‘Study From Home’ atau belajar dari rumah masing-masing siswa.

‘Circuit Breaker’ yang akan diberlakukan hingga 4 Mei mendatang, kata dia, bertujuan untuk membatasi terjadinya ‘physical contact ‘, sehingga diharapkan dapat mengurangi penyebaran Covid-19. “Ini bukan ‘lockdown’ atau wacana ‘Nyepi Sipeng’ di Bali, seperti yang kini sedang viral di dunia medsos, ” ucapnya.

Lee Hsien Loong menyebutkan, meski lahan usaha yang kurang penting harus ditutup, namun beberapa sarana lain seperti transportasi umum, rumah sakit, supermarket, pasar tradisional dan toko bahan makanan pokok, masih buka seperti biasa.

Kepada masyarakat yang keluar rumah, Perdana Menteri Singapura mengimbau untuk selalu memakai masker dan rajin mencuci tangan dengan sabun.

Koresponden LenteraEsai.id dari Singapura melaporkan, ditutupnya toko-toko retail, tampak tidak mematahkan semangat para pebisnis retail di Singapura untuk mencari celah lain dalam upaya menjajakan dagangannya.

Mr Lim, pemilik Toko Zenterra Lighting, mengaku tidak mau begitu saja kehilangan pelanggannya, sehingga kini harus bekerja keras dan penuh semangat untuk memutar haluan dari ‘retail business’ ke ‘online business’.

“We must try, so we can survive and worker can contine to work from home!,” ujarnya dengan mimik wajah dan gestur tubuh penuh semangat.

Ia menyebutkan, dengan membuka dagangan secara online, pihaknya memberikan potongan harga sampai 50% kepada para customer. Sementara untuk garansi dan after services, tetap dijamin oleh perusahaan, ujar Mr Lim.

Setelah memesan barang secara online, customer masih bisa datang secara langsung ke toko untuk memastikan ukuran dan kualitas barang, kata Mr Lim dengan menambahkan, sesuai ketentuan dari pemerintah, tokonya akan dibuka kembali pada 5 Mei mendatang.

Timothy Tan dari Secret Furnishing yang bergerak di bidang produksi dan penjualan korden tirai dan parket, mengaku sudah lebih awal merambah dunia online, yang hasilnya cukup menggembirakan.

Menyikapi diberlakukannya ‘Circuit Breaker’ yang berlangsung selama satu bulan, Timothy Tan mengatakan, customer masih dapat membeli produknya secara online dengan harga yang spesial. “Stay at Home price during Circuit Breaker only !,” katanya.

Ia mengungkapkan harga setiap produknya dijamin jauh lebih murah dibandingkan dengan yang berlaku di pasaran. Di samping tetap bergaransi dan bisa ‘refund’ jika customer tidak puas.

Ditanya mengenai pengiriman atau ongkos pemasangan, Timothy menegaskan, “Free delivery and instalation will be arranged after May 4th.”

Berbelanja secara online bisa menghemat biaya transportasi dan jauh lebih murah, tetapi perlu diingat bahwa berbagai produk tampak begitu menarik dalam bentuk foto, namun pada kenyataannya barang sering tidak susuai seperti yang diharapkan.

Sehubungan dengan itu, beberapa pengusaha di Negeri Singa mengingatkan para calon pembeli untuk mampu memilih toko online yang menyediakan opsi ‘refund’ 100% uang dijamin akan dikembalikan tanpa potongan, bila barang yang dibeli tidak sesuai dengan pesanan. (LE-JN)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *