Jembrana, LenteraEsai.id – Wacana pembangunan jembatan Selat Bali kembali mencuat. Ide pembangunan jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Bali itu sebelumnya secara tegas ditolak warga dan beberapa elemen masyarakat Bali.
Penolakan senada juga disampaikan Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan. “Ketimbang membangun jembatan di Selat Bali yang sarat kontroversi, kami lebih setuju dengan ide pembangunan dermaga eksekutif yang saat ini tengah dirancang pihak ASDP,” katanya, menegaskan.
PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk memiliki rencana untuk membangun dermaga eksekutif , baik di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi maupun di Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Menurutnya, kehadiran dermaga eksekutif akan memudahkan masyarakat, terutama memberikan akses terbaik bagi wisatawan yang hendak berwisata dari dari Jawa ke Bali, atau sebaliknya.
Dengan adanya dermaga eksekutif, jalur penyeberangan memalui dermaga itu nantinya akan dikhususkan untuk mobil dengan layanan premium, tidak bercampur dengan truk barang seperti sekarang, katanya.
Diyakini proses penyeberangan nanti akan memangkas waktu jauh lebih cepat karena hanya butuh 15 menit menyeberang, sehingga mampu mengurai kemacetan maupun antrean panjang.
“Saya apresiasi rencana ASDP terkait pembangunan dermaga eksekutif. Manfaatnya banyak, masyarakat ada pilihan, tidak perlu mengantre lama saat menyebrang. Waktu tempuh juga dipercepat hanya 15 menit. Ini juga memudahkan akses orang dan barang, termasuk mengembangkan simpul ekonominya,” ujar Kembang usai bertemu dengan GM ASDP Ketapang, Fahmi Alweni, Selasa (21/1) lalu.
Lebih lanjut, Wabup Kembang menyebutkan, kehadiran dermaga eksekutif otomatis akan memupus wacana pembangunan jembatan Jawa-Bali yang kembali muncul. “Kalau menyeberang lewat kapal saja cukup 15 menit , jadi rencana jembatan Jawa Bali tidak diperlukan lagi. Masyarakat ada alternatif yang bisa dipilih agar lebih cepat menuju Pulau Jawa dan begitupun sebaliknya,” ujar Kembang.
Selain itu, menurutnya, dermaga eksekutif itu nanti juga sinergis dengan pembangunan jalan tol Denpasar – Gilimanuk. Gubernur Bali Wayan Koster menyebut setelah Bali Utara, selanjutnya jalan tol Denpasar – Gilimanuk masuk prioritas. Sesuai rencana, pada 2021 nanti mulai pembebasan lahan dengan melibatkan pihak swasta.
“Ketika Tol Trans Jawa nanti selesai tahun 2021, lanjut tol Denpasar – Gilimanuk, maka keberadaan dermaga eksekutif akan menjadi sangat efektif,” ucap Kembang.
Sementara itu, GM ASDP Indonesia Ferry Ketapang Fahmi Alweni mengatakan, pembuatan dermaga eksekutif sejatinya program dari pemerintah pusat di bawah Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN yang ingin meningkatkan kualitas layanan penyeberangan.
Untuk jalur penyeberangan Jawa-Bali nanti, selain dermaga khusus, juga akan disiapkan kapal express melayani lintas penyeberangan Ketapang- Gilimanuk , katanya.
“Jadi kami selaku operator penyeberangan akan menyiapkan sarana itu. Pada tahap pertama, Juni 2020 untuk dermaga eksekutif akan dibangun di Pelabuhan Ketapang terlebih dahulu, selanjutnya direncanakan di Gilimanuk. Kita ingin memenuhi ekpektasi masyarakat yang ingin jalur penyeberangan yang lebih nyaman dan cepat ,” ujar Fahmi.
Rencana itu juga dianggap mendesak berkaca dari kenaikan arus penumpang selama lebaran dan musim libur Natal tahun baru kemarin. Saat itu terjadi lonjakan penumpang dan logistik mencapai 40% , sehingga mengakibatkan antrean panjang di pelabuhan.
Dikatakan, pembangunan dermaga khusus juga untuk mengantisipasi progress pembangunan Tol Trans Jawa yang akan tersambung hingga Banyuwangi, Jawa Timur.
Ia meyakini, dengan terselesaikannnya infrastruktur itu, akan mempercepat arus barang dan manusia utamanya kendaraan roda empat.
“Akan ada lonjakan trafik terutama mobil, karena dengan terselesaikannya Tol Trans Jawa akan mempercepat waktu tempuh di jalanan menuju pelabuhan. Kita antisipasi hal itu agar tidak terjadi antrean panjang di kawasan pelabuhan sebelum kendaraan masuk kapal, ” kata Fahmi, menjelaskan. (LE-JB1)