judul gambar
HeadlinesNasional

Puluhan Warga Gosong ‘Dijilat’ Awan Panas Semeru, Jembatan Malang-Lumajang Putus

Lumajang, LenteraEsai.id – Sebanyak 41 warga yang berada di kawasan aliran lava dan letupan awan panas yang memacar dari kawah Gunung Semeru, dilaporkan mengalami luka-luka gosong dengan bagian kulit yang melepuh dan terkelupas.

Selain itu, seorang penduduk lainnya juga disebutkan langsung meninggal dunia di tempat kejadian setelah ‘dijilat’ awan panas guguran tersebut, serta 9 warga terkurung lahar panas di sebuah tempat yang hingga Sabtu (4/12) malam belum dapat dijangkau tim penyelamat.

Wakil Bupati Lumajang Indah Masdar miminta kepada pihak BNPB menyediakan kelikopter untuk dapat menyelamatkan mereka, sehubungan kesembilannya berada pada lokasi yang terkurung lahar panas, sehingga tidak dapat dijangkau melalui jalur darat.

Mendapat permintaan itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyatakan bahwa pihaknya akan secepatnya mengerahkan dua helikopter guna melakukan operasi SAR dan evakuasi korban di lokasi bencana.

Bagi para korban yang kulitnya gosong dan melepuh setelah mengalami luka bakar di lintasan lava dan awan panas, kini dalam perawatan intensif di Puskesmas Penanggal, Kabupaten Lumajang. Bersamaan dengan itu, pihak BPBD setempat menerima laporan sedikitnya 13 warga dilaporkan hilang.

Selain merenggut korban jiwa dan luka-luka bakar, letusan Gunung Semeru yang bagian kakinya bercokol di dua kabupaten, Malang dan Lumajang, Jawa Timur itu, juga memutus sebuah jembatan dan merusak belasan kilometer jalan raya. Bahkan beberapa ruas jalan tertutup pepohonan yang rebah ‘diseruduk’ banjir lahar.

Jembatan Gladak Perak sepanjang kurang lebih 100 meter menghubungkan Malang dengan Lumajang itu, terputus total setelah diterjang banjir lahar yang ‘mengamuk’ di aliran sungai tersebut.

Muntahan lava pijar dari mulut kawah yang kemudian menyatu dengan tumpukan lahar dingin di bagian puncak dan lereng Semeru, meluncur ke bawah melalui aliran sungai dalam jumlah besar setelah terdorong banjir sehubungan hujan turun cukup deras pada Sabtu (4/12) sore.

Putusnya jembatan Gladak Perak yang adalah satu-satunya menghubungkan Kabupaten Malang dengan Lumajang, praktis membuat jalur darat kedua daerah itu menjadi terputus total.

Gunung Semeru yang meletus dahsyat dengan memancarkan debu vukkanik dalam ratusam meter ke angkasa, juga sempat mengubah situasi yang berlangsung siang menjadi gelap gulita bagaikan malam hari.

Sore itu sekitar pukul 15.30 WIB, warga masyarakat di sejumlah desa di bagian lereng dan kaki gunung, dilanda panik berlarian menjauh dari kepulan asap tebal yang nampak terus mendekat. Bersamaan dengan itu, cahaya matahari mulai tertutup tebalnya abu vukkanik hingga tidak mampu menerobos ke perbukaan bumi, praktis membuat sejumlah desa di Kabupaten Lumajang menjadi gelap gulita bagai malam hari.

Gunung tertinggi di Pulau Jawa yakni menjulang 3.676 meter dpl itu, dilaporkan mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke wilayah Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang,  pada Sabtu (4/12) sore sekitar pukul 15.20 WIB.

Pada pukul 15.20 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas beraroma belerang, sangat jelas teramati mengarah ke Besuk Kobokan. Selain itu, laporan visual dari beberapa titik lokasi juga mengalami kegelapan akibat kabut dari abu vulkanik.

Catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari PhD mengungkapkan, anggota BPBD Kabupaten Lumajang bersama tim gabungan lainnya segera menuju lokasi kejadian di sektor Candipuro-Pronojiwo untuk melakukan pemantauan, kaji cepat, pendataan, evakuasi dan tindakan lainnya yang dianggap perlu dalam penanganan darurat.

Tim BPBD Kabupaten Lumajang saat ini tengah mengupayakan untuk mendirikan titik pengungsian sektoral di Lapangan Kamarkajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.  (LE-LM)

Lenteraesai.id