judul gambar
BadungHeadlines

Gedung Kosong Jimbaran Dikenal Angker, Paranormal: Tempat Singgah Roh Gentayangan

Jimbaran, LenteraEsai.id – Pulau Bali tidak hanya dikenal keindahan panoramanya yang indah belaka, namun ada juga sisi mistis yang justru menarik perhatian wisatawan. Salah satunya, gedung kosong di Jimbaran, Badung, Bali.

Gedung ini berada di Jalan Prabu Udayana Jimbaran, yang merupakan jalan pintas untuk menghubungkan Rektorat Universitas Udaya dengan Rumah Sakit Udayana.

Gedung tersebut berdiri kokoh di atas perbukitan dan letaknya berjauhan dari bangunan lain di sebelahnya. Berdiri menjulang berlantai tiga, menyerupai arsitektur Yunani yang klasik. Berbagai lukisan grafiti menghiasi dinding gedung dengan berbagai warna.

Disebut-sebut gedung ini mangkrak pembangunannya sejak tahun 2014 lalu, dan disinyalir ada permasalahan dengan perizinan. Sejak pembangunannya mangkrak dan menjadi gedung kosong, banyak warga yang menyebutkan kalau bangunan ini menjadi misterius dan angker karena sejumlah orang sempat melihat penampakan yang menyeramkan di sekitarnya.

Ketika dihubungi baru-baru ini, paranormal asal Karangasem Jro Mangku Murdja menyebutkan, gedung kosong Jimbaran itu terbilang disukai oleh roh gentayangan dikarenakan memiliki aura ‘adem’ bagi roh gentayangan, sehingga mahluk yang tak tmpak itu betah berlama-lama di dalam gedung.

Pada hari-hari tertentu, misalnya Jumat Kliwon atau Kajeng Kliwon, dipastikan akan terlihat penampakan sosok-sosok tertentu, namun tentu tidak setiap manusia mampu melihat atau merasakan kehadiran roh gentayangan itu, ucapnya.

“Roh-roh itu kan berasal dari mereka yang mati penasaran, misalnya karena kecelakaan, sehingga tidak diikat atau diupacarai selayaknya sehingga menjadi penasaran atau gentayangan. Dan gedung ini, kebetulan memiliki aura yang teduh, sehingga membuat roh penasaran betah di situ,” ujar Jro Mangku Murdja.

Gedung kosong ini, semula direncanakan sebagai tempat hiburan. Hal ini nampak dari bentuk bangunan di mana pada lantai satu, diperuntukkan untuk labirin. Lantai dua, direncanakan untuk hall dan lantai ketiga, ada stage untuk DJ beraksi menghibur audiens. Namun diperkirakan terbentur soal perizinan dan adat setempat, akhirnya proses pembangunannya tidak berlanjut.  (LE-BD)

Lenteraesai.id