judul gambar
BadungHeadlines

Perbekel Taman Badung Tidak Puas Kinerja BUMDes di Desanya

Badung, LenteraEsai.id – Perbekel Desa Taman I Gusti Made Sudarpa SSos mengaku tidak puas terhadap kinerja BUMDes di Desa Taman, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Manajer BUMDes dan jajarannya dinilai belum menunjukkan inovasi dalam upaya memajukan dan mengembangkan, sehingga perusahaan milik desa tersebut berjalan datar-datar saja. Tidak ada gebrakan atau lompatan-lompatan yang dilakukan. Pengelola tidak jeli memanfaatkan peluang yang ada.

“Potensi ekonomi Desa Taman sebenarnya sangat luar biasa. Hanya saja belum ditangkap oleh pengelola BUMDes,” kata Perbekel Sudarpa dalam perbincangan dengan pewarta Lentera Esai (LE) di rumahnya belum lama ini. Akibatnya, lanjut dia, perkembangan atau keuntungan BUMDes Taman pun tidak signifikan. Itu dilihat dari keuntungan atau SHU tiap tahunnya.

“Malah saya dengar dalam RAT tahun buku 2020, keuntungan menurun. Waktu itu saya tidak ikut RAT, masih ada Plt Perbekel,” ucapnya, mengungkapkan.

Menurut Sudarpa, untuk meningkatkan peran BUMDes Taman dan membantu perekonomian masyarakat, perlu dilakukan penyuntikan dana ke BUMDes. Dengan demikian, pada musim panen padi, BUMDes senantiasa bisa membeli beras dari para petani.

“BUMDes perlu membeli hasil panen para petani. Selama ini kasihan petani dikuasai tengkulak (rentenir). Saat panen padi, tengkulak yang untung besar, petani gigit jari,” kata Sudarpa.

Teknisnya, lanjut dia, saat musim tanam petani mencari biaya (modal) di BUMDes. Karena biaya usaha pertanian sekarang cukup mahal, baik untuk biaya traktor maupun biaya memula (tanam benih), beli pupuk, obat-obatan dan sebagainya.

Nanti setelah panen, gabah dijemur dan kemudian disosoh. Beras dengan kualitas tertentu dibeli BUMDes dengan harga yang wajar. Dengan begitu, petani lebih untung ketimbang mereka mencari hutangan di rentenir. Bersamaan dengan itu, BUMDes juga tentu akan ikut menggeliat, kata Sudarpa, menyarankan.  (LE/Ima)

Lenteraesai.id