judul gambar
Headlines

42 Warga Meninggal Dunia dan 826 Luka-luka di Sulawesi Barat Pascagempa M=6,2

Majene, LenteraEsai.id – Sebanyak 42 warga meninggal dunia dan 826 lainnya mengalami luka-luka pascagempa berkekuatan M=6,2 di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1) lalu pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.

Korban meninggal dunia sebanyak itu 8 di antaranya dievakuasi dari puing-puing bangunan yang roboh di Majene, sementara 34 orang lainnya di Kabupaten Mamuju.

Untuk korban luka-luka tercatat 637 di Majene dan 189 di Mamuju, sehingga total korban yang kini mendapat perawatan di rumah sakit dan puskesmas di masing-masing daerah itu sebanyak 826 orang. Sebagian besar dari mereka dilaporkan menjalani rawat jalan.

Korban meninggal dunia dan luka-luka sebanyak itu berdasarkan data per 16 Januari 2021 sekitar pukul 02.00 WIB, ungkap petugas pada Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sabtu (16/1) pagi.

Sementara mengenai jumlah pengungsi dilaporkan kurang lebih 15 ribu orang yang kini menempati 10 lokasi pengungsian, baik berupa bangunan yang luput dari bencana maupun tenda-tenda darurat yang dibangun petugas gabungan setempat.

Demikian juga mengenai pasien yang dirawat di rumah sakit terdampak juga telah dievakuasi sementara ke RS Lapangan.

BPBD dari 3 kabupaten terdampak, yakni Majene, Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar, kini masih terus melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian, serta berkoordinasi dengan TNI, Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban yang diduga masih tercecer di antara reruntuhan bangunan.

Hingga saat ini, di Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam. Sedangkan sebagian wilayah di Kabupaten Mamuju sudah dapat dialiri listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan.

Guna mencegah potensi penularan Covid-19 pada lokasi terdampak bencana, Kementerian Kesehatan juga telah mengaktifkan klaster kesehatan yang terletak di Kabupaten Mamuju dengan menyediakan 25 ambulans, tenda, peralatan ortopedi, obat-obatan ortopedi dan logistik berupa masker bedah 50.000 pcs dan masker kain 20.000 pcs.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi. Untuk itu BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan.

Mengingat potensi gempa susulan yang dapat memicu adanya longsoran dan runtuhan batu, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada, terutama masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam.

Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir juga diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan.

Masyarakat diminta untuk dapat mengikuti informasi resmi dan tidak mudah percaya dengan segala informasi yang belum jelas sumbernya. Masyarakat juga diimbau untuk tidak percaya berita bohong atau ‘hoax’ mengenai prediksi dan ramalan gempa bumi yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami.

Kepala BNPB Doni Monardo juga telah meninjau langsung lokasi terdampak gempa bumi bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo pada 15 Januari 2021.

BNPB telah mendistribusikan bantuan dalam penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene, antara lain mengerahkan empat helikopter dalam mendukung penanganan darurat, 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA.

Guna memperkuat upaya penanganan pascagempa, BNPB juga mengerahkan dua unit helikopter Mi-8 yang diberangkatkan pada Sabtu (16/1) pagi ke Kabupaten Mamuju.  (LE-Mm)

Lenteraesai.id