Gianyar, LenteraEsai.id – Ketua DPR RI Puan Maharani didampingi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmawati melakukan kunjungan kerja ke sejumlah perajin binaan Dekranasda Kabupaten Gianyar. Tujuan dari kunjungan ini untuk melihat lebih dekat dampak Covid-19 bagi kelangsungan UMKM di Kabupaten Gianyar.
Ternyata setelah melihat lebih dekat pada Kamis (15/10), tidak semua perajin kolaps terdampak pandemi. Bahkan justru ada yang menggeliat di masa pandemi ini. Kenyataan ini terungkap ketika Puan Maharani yang juga didampingi Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Ny Surya Adnyani Mahayastra, berada di kelompok perajin Tenun Merak Mas, Banjar Pengembungan dan Kelompok Perajin Tenun Sari Bakti Banjar Pesalakan Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring.
Kepala Desa Pejeng Kangin I Gede Purnadi Yoga menjelaskan, kerajinan tenun cagcag di Banjar Pengembungan dulu seperti mati suri. Sehingga mulai tahun 2019 setelah mulai adanya pembinaan dari Pemkab Gianyar dan Dekranasda Kabupaten Gianyar, kerajinan tenun cagcag perlahan-lahan mulai menggeliat. Dan di masa pandemi ini, setelah banyak pekerja yang berhenti sementara dari pekerjaannya, kini mereka kembali bangkit menekuni kegiatan menenun cagcag.
“Desa Pejeng Kangin kini telah memiliki 2 kelompok tenun yaitu Kelompok Perajin Merak Mas di Banjar Pengembungan dan Kelompok Perajin Tenun Sari Bakti di Banjar Pesalakan dengan beranggotakan lebih dari 30 orang,” ujar I Gede Purnadi.
Bahkan menurut Gede Purnadi, saat ini para perajin rata-rata tidak memiliki stok kain tenun karena begitu selesai menenun sudah diambil para pemesan. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Ketua Kelompok Tenun Merak Mas I Nyoman Ersi. Setelah pandemi Covid-19, para perajin yang dulunya banyak bekerja di industri pariwisata kini kembali menekuni keahlian mereka, yaitu menenun cagcag. Karena tidak lagi bekerja di tempat lain, para penenun kini sepenuhnya bisa mengerjakan pesanan kain cagcag.
Nyoman Ersi menyebutkan, dengan semakin bertambahnya jumlah anggota kelompok, maka kebutuhan akan alat tenun pun semakin meningkat. Syukurlah, beberapa waktu lalu Pemkab Gianyar melalui Dekranasda menyalurkan CSR dari PT PLN berupa 7 set alat tenun pada kelompok tenun Merak Mas Banjar Pengembungan. Dengan bantuan alat tersebut, kata Nyoman Ersi, proses menenun menjadi lebih lancar.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR RI Puan Maharani saat berbincang-bincang dengan perajin mengatakan salut dengan keahlian yang dimiliki ibu-ibu di Banjar Pengembungan dan Banjar Pesalakan Desa Pejeng Kangin. Menenun itu tidak mudah, memerlukan kesabaran dan kreativitas yang tinggi. “Generasi muda belum tentu bisa mengerjakan pekerjaan ini. Sehingga ini menjadi PR bagi Pemkab Gianyar dan juga pemerintah pusat bagaimana melestarikan kerajinan tenun cagcag ini. Karena ini termasuk salah satu warisan budaya kita,” ucapnya.
“Yang muda-muda saja belum tentu bisa menenun, ini memerlukan proses pembelajaran dan ini menjadi PR bagi pemerintah daerah maupun pusat, bagaimana kita melestarikan kerajinan tenun cagcag,” kata Puan Maharani.
Puan Maharani menambahkan, tenun cagcag yang dibikin secara tradisional, memerlukan ketelitian dan kesabaran yang cukup tinggi, dan pastinya hasil karya ini bernilai tinggi juga. Untuk itu ia berharap agar UMKM ini harus dibina dan dibangkitkan apalagi dalam situasi saat ini. Puan Maharani juga salut sebagaimana yang disampaikan oleh kepala desa, bahwa hikmah dari pandemi ini tenun cagcag bisa menggeliat kembali. Yang penting ada usaha dan mau berkreasi.
“Bahkan untuk lokal saja bisa, apalagi ke depannnya harus ada sinergi antara Kementerian Perindustrian dan lembaga-lembaga terkait agar bisa membantu perajin bisa berkembang lagi,” kata Puan Maharani.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Ny Surya Adnyani Mahayastra menjelaskan, pihaknya saat ini tengah berupaya mengembangkan kembali kerajinan tenun cagcag di Banjar Pengembungan Desa Pejeng Kangin. Salah satu upaya yang yang dilakukan, yakni secara rutin memberikan pembinaan, dan juga beberapa waktu lalu telah diberikan bantuan 7 set alat tenun yang merupakan CSR dari PT PLN.
Selain itu, untuk lebih meningkatkan kulaitas SDM para perajin, ke depannya akan diberikan pelatihan terkait dengan pertenunan, ucapnya.
Pada kesempatan kunjungan kerja kali ini, selain ke perajin tenun di Desa Pejeng Kangin Tampaksiring, kunjungan juga dilakukan ke perajin perak Sunsri Silver di Jalan Raya Celuk, Kecamatan Sukawati. Di sana rombongan juga berkesempatan meninjau proses produksi, museum dan produk kerajinan perak. Sama halnya dengan kerajinan tenun cagcag, kerajinan perak juga masih bisa bertahan meski tidak seramai dulu. Untuk meraih pangsa pasar, kini mereka lebih berinovasi dalam desain perak dan memperkuat pemasaran secara online. (LE-GN1)